Liputan6.com, Jakarta - Malam tahun baru 2025 sudah di depan mata, dan masyarakat di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia tengah bersiap merayakan momen pergantian tahun baru 2024 ke 2025.
Seperti tradisi setiap tahunnya, Google ikut memeriahkan pergantian tahun ini dengan memunculkan Google Doodle unik di laman pencarian utamanya.
Baca Juga
Pada Google Doodle hari ini, Selasa (31/12/2024), tulisan “Google” dihiasi dendan desain animasi khas menampilkan latar langit malam penuh bintang. Menariknya, huruf ‘O’ di tengah kata diubah menjadi animasi jam berdetak.
Advertisement
Terlihat, animasi jam Google Doodle ini menandakan hitung mundur hingga detik pergantian tahun baru 2024 ke 2025 pada pukul 00.00 WIB nanti malam.
Saat jarum jam menunjuk pukul dua belas malam, masyarakat di Indonesia dan berbagai negara lainnya akan resmi memasuk tahun 2025. Tahun baru ini menjadi simbol awal penuh dengan harapan, inspirasi, dan petualangan baru.
Google Doodle memang selalu menjadi daya tarik tersendiri, terutama pada momen spesial seperti tahun baru. Hadir dengan desain interaktif dan tematik, doodle ini tidak hanya menambah semarak suasana, tetapi juga menjadi pengingat berbagai momen istimewa ini.
Selain malam tahun baru, sejumlah Google Doodle pun beberapa kali muncul dan menyemarakkan beberapa perayaan hari-hari penting di Indonesia. Salah satunya adalah ketika raksasa mesin pencari tersebut memperingati ulang tahun ke-94 AT Mahmud.
Tanggal Lahir A.T Mahmud?
Terkenal sebagai sosok legendaris, pria kelahiran pada 1930 dengan nama Abdullah Totong Mahmud ini tampil sebagai sosok legendaris pencipta lagu anak-anak yang tak lekang oleh waktu.
Diperingati pada 3 Oktober 2024, Anda disambut oleh ilustrasi A.T. Mahmud, lengkap dengan kacamata dan kumis khasnya. Di sampingnya, tampak anak-anak bernyanyi dengan riang.
Tak hanya itu, Google Doodle juga menambahkan ilustrasi gitar sebagai bentuk penghormatan terhadap kontribusi besarnya dalam mengisi masa kecil banyak generasi.
Advertisement
Masa Kecil A.T. Mahmud: Dari "Do-dol-ga-rut" hingga Australia
Tidak banyak yang tahun pria yang akrab dipanggil "Dola" ini mengawali kecintaannya pada musik sejak di sekolah dasar. Ia belajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Hilir, dan di sanalah seorang guru musik mengenalkannya pada notasi nada dengan cara unik.
Dengan kata-kata seperti "do-dol-ga-rut-e-nak-ni-an", ia diperkenalkan pada dunia musik yang kelak akan membentuk karier gemilangnya, sebagaimana dikutip dari Merdeka.com.
Ketertarikan Mahmud pada musik semakin dalam saat ia berusia 11 tahun, ketika ia mulai belajar musik secara formal. Tahun 1942 tepatnya saat pendudukan Jepang, ia masih duduk dibangku kelas 5.
Dengan situasi yang sedang bergejolak, ia pindah ke Muaraenim. Kemudian di sana ia mendaftar di sekolah eks HIS yang berganti nama menjadi Kanzen Syogakko. Di sekolah ini Abdullah mulai mengenal sandiwara dan dunia permusikan.
500+ Lagu yang Menghidupkan Masa Kecil Anak Indonesia
Sejak pindah ke Muaraenim, ia berkenalan dengan Ishak Mahmuddin, seorang anggota orkes musik Ming yang terkenal di sana. Salah satu keahlian Ishak adalah mengarang lagu, Abdullah pun mulai mengikui jejaknya.
Ishak yang melihat perkembangan Abdullah dalam memainkan berbagai instrumen musik, memutuskan untuk mengajaknya bergabung dengan Orkes Ming yang terkenal itu.
Namun kehidupannya itu berubah setelah masa revolusi tahun 1945-1949. Saat itu keadaan membuat dirinya tidak dapat bersekolah dengan baik. Lalu, ia malah ikut di kancah perjuangan sebagai anggota Tentar Pelajar.
Setelah dinyatakan lulus dari SMU, ia sempat bekerja di salah satu bank milik Belanda diajak oleh pamannya. Ia lalu mendaftar sekolah pendidikan Sekolah Guru bagian A (SGA).
Selama pendidikan kurang lebih 3 tahun ia pernah mengarang lagu untuk sang ibunda. Tahun 1956 ia pindah ke Jakarta dan diangkat menjadi guru di SGB V Kebayoran Baru.
Ia pindah ke Jakarta bersama kekasihnya Mulyani yang juga berprofesi serupa. Mulyani ditempatkan di SMP 11 Kebayoran Baru tepat berhadapan dengan sekolah SGB V tempat Abdullah mengajar.
Advertisement
Mulai Menciptakan Lagu Anak
Mahmud pun mendapatkan biaya dari Colombo Plan untuk bersekolah di University of Sydney, Australia untuk mendapatkan sertifikat The Teaching Of English As A Foreign Language.
Setelah menyelesaikan pendidikan selama satu tahun, ia kembali ke Indonesia dan mendaftar sebagai guru di Taman Kanak-Kanak (SGTK) di Jakarta Selatan dan mulai menulis lagu untuk murid-muridnya.
Karya-karyanya, seperti "Pelangi," "Ambilkan Bulan," dan "Cicak di Dinding", menjadi bagian dari masa kecil banyak anak di seluruh negeri.
Tidak hanya mudah dinyanyikan, lagu-lagunya juga sarat dengan pesan moral dan rima yang menyenangkan.
Pria kelahiran Palembang, Sumatera Barat ini juga sempat membawakan dua acara musik di televisi, Lagu Pilihanku dan Ayo Menyanyi, yang populer selama lebih dari 20 tahun.
Kontribusi Mahmud yang besar terhadap musik anak membuatnya layak menerima berbagai penghargaan bergengsi, termasuk AMI Lifetime Achievement Award dan Bintang Budaya Parama Dharma Medal.