Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkap kandidat startup di Indonesia yang diprediksi menyandang predikat "Unicorn". Dalam sesinya di gelaran Indosat Ooredoo Digital Economic Briefing 2017, pria yang akrab disapa Chief RA ini menyampaikan, ada 44 startup anak bangsa yang berpotensi menjadi Unicorn.
"Unicorn itu kan adalah startup yang nilainya bisa mencapai US$ 1 juta. Nah, 44 startup ini memang belum menjadi Unicorn, tetapi bisa jadi Unicorn," ujar Chief RA kepada Tekno Liputan6.com di kantor pusat Indosat Ooredoo, Jakarta, Kamis (16/11/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dijelaskan lebih lanjut, tolak ukur startup lokal yang berhak ke tingkat Unicorn pertama itu harus melewati seed capital. Chief RA mengaku, beberapa di antaranya sudah melewati serangkaian tahap pendanaan seri A dan B. Dengan demikian, startup yang sudah melewati tahap tersebut dianggap sudah memiliki pasar dan valid.
"Kalau sudah sampai tahap itu pasti sudah cukup punya potensi ke depannya. Tapi nanti mereka juga harus dikembalikan lagi sama investor. Kalau investor maunya cuma 5 atau 10, ya sudah. Uangnya kan dari investor. Tugas saya di sini itu mempresentasikannya ke investor-investor dalam negeri dan dunia," jelas pria berkacamata ini.
Lantas, jika beberapa dari 44 startup ini terpilih menjadi startup Unicorn, rencana apa yang akan dilakukan Kemkominfo? Ia mengungkap bahwa pihaknya akan membawa startup terpilih untuk roadshow ke komunitas investor global dan dalam negeri.
Berikut daftar ke-44 calon startup yang diprediksi mengantongi status Unicorn di bawah ini:
Program 1.000 Startup Digital
Selain menggembleng startup yang sudah 'jadi' untuk beranjak ke tahap Unicorn, Kemkominfo juga berupaya mewujudkan misi Indonesia sebagai negara ekonomi digital pada 2020 dengan mendirikan gerakan nasional 1.000 startup digital bersama Kibar.
Program yang diinisiasi oleh Yansen Kamto, CEO Kibar, itu bertujuan melahirkan perusahaan rintisan yang berkualitas dan berdampak positif untuk penyelesaian masalah di Indonesia. Nantinya, 1.000 startup baru dari program ini diharapkan mampu memiliki valuasi bisnis pada 2020.
Program ini diharapkan dapat menjadi template pengembangan startup di Tanah Air. Bahkan, tak tertutup kemungkinan ada gerakan-gerakan serupa di masa depan. Chief RA menilai gerakan ini dapat mendorong terciptanya generasi baru yang mumpuni di bidang teknologi digital.
"Gerakan ini tak akan pernah diklaim menjadi program (Kementerian, red.) Kemkominfo, tapi merupakan upaya kerja sama dari seluruh stakeholder dalam membangun ekosistem digital di Indonesia," ujarnya.
Program ini telah dilaksanakan secara bertahap di 10 kota pertama, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Bali, Makassar, dan Pontianak.
Tahap pertama dari program ini adalah ignition, yaitu seminar untuk menanamkan pola pikir entrepreunership dengan target 4.000 peserta. Setelah itu, 2.000 peserta yang layak akan melanjutkan ke tahap pembekalan keahlian yang disebut workshop.
Selanjutnya, 1.000 peserta akan lanjut ke tahap hackathon untuk membuat purwarupa produk. Lalu, 500 peserta akan masuk tahap bootcamp, yaitu sesi mentoring mendalam sebagai persiapan peluncuran produk. Terakhir, 200 peserta terpilih akan diinkubasi selama 3 bulan di setiap kota per tahun. Dari situ, dalam 5 tahun akan tercipta 1.000 startup.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement