Tiongkok Bangun Pusat Kecerdasan Buatan Internasional

Tiongkok semakin serius mengejar inovasi di bidang kecerdasan buatan. Pusat penelitian kecerdasan buatan internasional pertama bahkan diluncurkan di Beijing.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Feb 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2018, 08:30 WIB
artificial-intelligent-140221c.jpg
Kecerdasan buatan

Liputan6.com, Beijing - Tiongkok tampaknya tak pernah mau tertinggal dalam hal inovasi. Setelah sebelumnya menggalakkan penggunaan pembayaran melalui telepon pintar, sekarang Tiongkok mulai berpacu dengan membangun pusat kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) bertaraf internasional.

Dilansir dari TechNode, Rabu (14/2/2018), pusat penelitian kecerdasan buatan internasional tersebut telah diluncurkan di kota Beijing.

Pusat ini dipimpin oleh Kai-Fu Lee yang merupakan CEO Sinovastion Ventures. Kai-Fu Lee adalah seorang pemodal ventura di bidang teknologi dan juga ilmuwan komputer.

Otoritas kota Beijing akan membentuk tiga pusat inovasi yang berfokus pada penelitian dasar kecerdasan buatan, inovasi kemasyarakatan pintar, dan inovasi paten kercerdasan buatan.

Tiga perusahaan teknologi ternama asal Tiongkok seperti Face++, SenseTime, dan Ksyun juga akan ikut berkolaborasi untuk mendirikan komputasi kecerdasan buatan dan platform aplikasi data.

Kai-Fu Lee menekankan, pusat kecerdasan buatan tersebut dibangun untuk terus menjalin kerja sama antara industri dan para akademia dalam mengembangkan kecerdasan buatan.

Sebagai langkah nyata, Tiongkok juga terus menggeber industri teknologi dengan kecerdasan buatan. Tercatat, hingga September 2017, sudah ada hampir 400 perusahaan kecerdasan buatan yang bermarkas di Beijing.

 

Singapura Membayangi Tiongkok

Kecerdasan buatan
Kecerdasan buatan Google yang dapat deteksi kanker. (Foto: Mirror)

Di Asia, bukan hanya Tiongkok yang mengemangkan kecerdasan buatan, ternyata Jepang dan Singapura turut ikut meneliti.

Tercatat, semenjak tahun 2011-2015, Tiongkok merilis sekitar 41,000 publikasi terkait kecerdasan buatan, peringkat selanjutnya ada Amerika Serikat dengan 25,500 publikasi, dan selanjutnya ada negara Asia lain yakni Jepang yang merilis 11,700 publikasi, demikian laporan Times Higher Education pada 2017.

Meskipun Tiongkok memiliki jumlah publikasi terbesar, ternyata Singapura dan Hongkong yang justru menempati peringkat atas dalam hal sitasi publikasi terkait kecerdasan buatan. Dalam hal sitasi, Tiongkok hanya peringkat 34. 

Institusi yang berasal dari Singapura juga mendominasi peringkat 10 besar dalam daftar sitasi tentang kecerdasan buatan. 

Ada dua universitas dari Singapura yang masuk 10 besar universitas dengan sitasi tertinggi untuk bidang kecerdasan buatan, yakni Universitas Teknologi Nanyang yang berada di peringkat ketiga dan Universtias Nasional Singapura yang berhasil menduduki peringkat kesembilan.

 

Tiongkok Menyiapkan Triliunan untuk Kecerdasan Buatan

Forbidden City
Forbidden City (Wikipedia)

Tiongkok dikabarkan tengah membangun taman hiburan baru yang akan berbasis pada teknologi kecerdasan buatan.

Tak tanggung-tanggung, pemerintah Negeri Tirai Bambu bahkan sampai menggelontorkan dana sebanyak 13,8 miliar Yuan (sekitar Rp 28 triliunan) untuk pembangunan taman hiburan canggih ini.

Menurut informasi yang dimuat via CNBC, taman hiburan tersebut akan dibangun dalam jangka waktu cukup lama, yakni lima tahun. Taman hiburan akan berlokasi di wilayah Mentougou, Beijing Barat, dengan luas hingga 54,87 hektar.

Tak cuma taman hiburan berbasis kecerdasan buatan, pemerintah Tiongkok diketahui juga membangun taman hiburan berbasis Virtual Reality (VR). Taman yang dibangun di kota Guiyang tersebut sudah dibuka sejak Desember 2017.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya