5 Teknologi Canggih NASA yang Bisa Bantu Manusia Hidup di Mars

Berikut adalah berbagai kecanggihan yang telah dikembangkan NASA agar umat manusia bisa melancong atau bahkan tinggal di Mars.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mei 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2018, 20:00 WIB
planet Mars
planet Mars (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - NASA adalah pihak yang sangat ambisius tapi realistis dalam hal "invasi" manusia ke Mars.

Namun, hingga saat ini, NASA masih belum melihat manusia akan bisa sesegera mungkin menjadikan Planet Merah tersebut sebagai habitat. Sebagai upaya, Badan Antariksa Amerika Serikat ini sudah membuat progres dengan mengembangkan berbagai peralatan canggih untuk pergi ke Mars.

Beberapa waktu lalu, NASA sempat merilis sebuah laporan tentang bagaimana perkembangan mereka dalam hal melancong ke Mars.

Proyek yang diberi nama dan diberi tagar di media sosial berupa #JourneyToMars ini sudah sampai pada tahap yang menjanjikan. Bukan tidak mungkin, dalam beberapa dekade kita sudah dengan mudah bepergian ke Mars.

Berikut adalah berbagai kecanggihan yang telah dikembangkan NASA agar umat manusia bisa melancong atau bahkan tinggal di Mars.

Roket Besar

NASA Luncurkan GOES-S, Satelit Pemantau Cuaca dan Bencana
Roket United Launch Alliance Atlas (ULA) V siap diluncurkan dari Cape Canaveral Air Force Station, Florida, Amerika Serikat, Kamis (1/3). (United Launch Alliance/NASA via AP)

Generasi selanjutnya dari roket Space Shuttle milik NASA akan segera bisa meluncur pada tahun ini.

Ketika roket ini sudah siap, roket ini mampu membawa 70 metrik ton muatan ke orbit. Roket juga akan dikembangkan sehingga mampu membawa muatan sebanyak 130 ton metrik ke Mars.

Dengan tinggi sekitar 116 meter, roket bernama SLS ini akan menjadi kendaraan terbesar yang pernah dibuat manusia.

Selain itu, roket ini akan jadi roket yang lebih kuat ketimbang roket Saturn V yang membawa astronot Apollo ke Bulan.

Tenaga Penggerak

Probe, robot yang menjelajahi angkasa luar (Foto: Jet Propulsion Laboratory NASA).
Probe, robot yang menjelajahi angkasa luar (Foto: Jet Propulsion Laboratory NASA).

Roket SLS dimotori oleh hidrogen cair dan oksigen cair. Namun, tenaga ini hanya bisa untuk mendorong roket beserta pesawat luar angkasa berisi astronot untuk keluar dari orbit Bumi.

Untuk mencapai Mars dengan jarak tempuh sekitar tujuh bulan, diperlukan bahan bakar roket yang jumlahnya sangat-sangat banyak. Hal tersebut membuat proyek ini sangat mahal.

Namun akhirnya, NASA mengembangkan mesin dengan tenaga surya untuk mengirim barang, persediaan, atau bahkan astronot untuk ke Mars.

Metode ini bernama "Solar Electric Propulsion" yang memancarkan ion, di mana tenaga matahari menyediakan elektron untuk mendorong mesin dalam kecepatan tinggi.

Teknologi ini sudah ada di depan mata. Namun, NASA masih ingin membuatnya lebih sempurna lagi, dengan membuat mesin ionnya lebih besar dan kuat. Rencananya, mesin akan rampung kira-kira pada 2020.

Deep Space

Deep Space Gateway
Deep Space Gateway akan digunakan sebagai pintu gerbang menuju eksplorasi angkasa luar (NASA)

Astronot yang berada dalam misi ke Mars, tentu tak bisa jika hanya terkungkung di dalam pesawat luar angkasa saja di setiap harinya.

NASA akhirnya mengembangkan sebuah tempat yang bisa jadi habitat astronot selama berada di Mars. Tempat bernama "Deep Space Habitat" ini terdiri dari semacam ruang keluarga dan kamar mandi.

Namun, habitat tersebut masih belum sempurna karena masih belum dilengkapi penunjang kehidupan, serta belum antikebakaran dan radiasi.

Habitat rencananya akan berbentuk portable dan didirikannya dengan diisi udara layaknya tenda ban. NASA bekerja sama dengan Bigelow Aerospace untuk mengembangkan ini.

Kostum Astronot Fleksibel

Kompak, AS - Rusia Kirim Astronot ke Stasiun Luar Angkasa
Astronot AS Andrew Feustel (atas) dan Richard Arnold (tengah) serta kosmonot Rusia Oleg Artemyev (bawah) foto bersama sebelum peluncuran Soyuz MS-08 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, Kazakhstan, Rabu (21/3). (Vyacheslav Oseledko/Pool Photo via AP)

Para astronot di Mars bisa jadi akan menghabiskan satu tahun atau lebih di Mars.

Selama waktu tersebut, berjalan-jalan keluar adalah ide yang cukup buruk, karena Mars bukanlah tempat yang baik untuk berkeliaran karena dingin, badai angkasa, dan berbagai hal lain.

Akhirnya NASA menciptakan pakaian luar angkasa terbaru untuk memproteksi astronot dari radiasi yang bisa membunuh, dingin serta tipisnya atmosfer, tapi tetap nyaman dan fleksibel untuk dipakai.

Terbuat dari bahan yang lebih fleksibel, astronot tak akan terlihat sulit untuk bergerak. Bahkan bentuknya saja tidak "menggembung" seperti bagaimana kita mengasumsikan baju astronot pada umumnya.

Koneksi Internet Berbasis Laser

NASA
Astronot Ricky Arnold (tengah, melekat pada lengan robotik) dan Drew Feustel (atas), melakukan aktivitas penelitian di luar angkasa, di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Kamis, 26 Maret 2018. (AP)

Mars adalah planet yang cukup jauh dari Bumi. Dalam jarak terdekatnya pun jaraknya masih 54.5 juta kilometer. Tentu koneksi internet akan sangat parah di sana.

Laporan terbaru NASA terkait koneksi internet adalah tentang Mars rovers yang mengirimkan data dengan koneksi sebesar 2MB per detik.

Sementara, di International Space Station, koneksi datanya sebesar 300MB per detik. Tentu untuk mendarat dan melakukan navigasi di Mars, koneksi internet harus lebih cepat. NASA butuh sekitar 1GB per detik.

Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan laser. Teknologi ini pun sudah melalui tahap uji coba sejak 2013 lalu.

Ketika itu, berbagai robot eksplorasi yang berada di Bulan dilaporkan mampu mengirim data dengan kecepatan 622MB per detik. Pengembangan masih akan dilakukan untuk mencapai angka 1GB per detik.

Namun, pengembangan teknologi ini memakan dana yang besar dan waktu pengerjaan yang cukup lama. Kondisi Mars sama sekali tidak seperti Bumi dan belum didukung fasilitas mumpuni.

Beberapa ahli astronomi bahkan ragu-ragu NASA bisa melakukan ini dalam waktu dekat. Tentu biaya yang banyak sudah dialokasikan di hal lain, dan internet adalah prioritas kesekian.

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya