CEO Ubisoft: Masa Kejayaan Konsol Gim Bakal Berakhir

CEO Ubisoft, Yves Guillemot, berpendapat paradigma di industri gim akan banyak berubah dan mulai beralih ke layanan berbasis komputasi awan (cloud).

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 13 Jun 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2018, 10:00 WIB
Ilustrasi Game konsol
Ilustrasi Game konsol (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Konsol video gim memang dapat dikatakan masih mampu bertahan hingga sekarang. Hal itu dapat dilihat dari penjualan konsol saat ini, PlayStation 4 dan Xbox One, yang masih terbilang baik.

Namun, bukan berarti konsol fisik akan bertahan lebih lama lagi. Menurut CEO Ubisoft, Yves Guillemot, masa hidup konsol gim sudah mendekati akhir. 

Saat berbicara dengan Variety, ia menyebut konsol paling baru dari yang ada saat ini merupakan generasi terakhir. Menurutnya, paradigma industri gim akan berubah dan tak terpaku pada satu konsol fisik saja.

Guilemot menuturkan, ke depannya industri gim akan lebih memilih basis komputasi awan (cloud).

Karenanya, alih-alih bermain gim dalam satu konsol saja, pemain akan dapat memainkannya di beragam perangkat.

"Saya rasa masih akan ada konsol baru ke depannya, tapi secara bertahap akan berkurang. Seiring berjalannya waktu, layanan berbasis streaming lebih mudah diakses ketimbang memiliki hardware di rumah," tuturnya seperti dikutip dari Digital Trends, Rabu (13/6/2018).

Pendekatan ini sebenarnya sudah mulai dilakukan sejumlah penyedia layanan. Salah satunya adalah GameFly Streaming yang memungkinkan pengguna bermain gim AAA memakai smart TV atau Amazon Fire TV Stick.

Akan tetapi, sistem ini secara tak langsung membuat pemain tak memiliki hak fisik terhadap sebuah gim. Apabila sewaktu-waktu layanan tersebut ditutup, hampir dapat dipastikan gim tak akan dapat dimainkan.

Microsoft juga pernah memperkenalkan konsep serupa saat Xbox One rilis pertama kali pada 2013.

Meski akhirnya ditolak, menarik untuk mengetahui apakah prediksi Guilemot mengenai akhir masa kejayaan konsol akan benar-benar terjadi. 

Sony Sebut Siklus Hidup PS4 Sudah Masuk Tahap Akhir

PlayStation 4 Pro
Harga PS4 Pro? (Doc: Endgadget)

Terlepas dari prediksi tersebut, salah satu perusahaan pembesut konsol, Sony, sempat mengungkap rencananya terkait PlayStation 4 (PS4) yang disebut sudah memasuki masa akhir. 

Informasi ini diutarakan langsung oleh CEO dan President Sony Interactive Entertainment John (Tsuyoshi) Kodera saat Sony Investor Relations Day 2018.

Dalam wawancara terbaru dengan Wall Street Journal, ia akhirnya menjelaskan lebih lanjut mengenai pernyataan itu. Ia mengatakan, PS4 masih akan bertahan setidaknya tiga tahun lagi.

"Kami akan memanfaatkan tiga tahun ke depan untuk menyiapkan langkah selanjutnya, sehingga kami bisa melompat lebih tinggi di masa depan," tuturnya seperti dikutip dari Polygon, Jumat (25/5/2018).

Karena itu, sejumlah pihak memprediksi dalam tiga tahun ke depan, harga PS4 akan turun. Terlebih, Kodera menuturkan, pihaknya berencana untuk lebih fokus ke judul gim ekslusif dan layanan digital untuk PS4.

Fokus ke Layanan Online PlayStation

PS4 HDD Eksternal
Pemilik PS4 Bisa Tambahkan Kapasitas Penyimpanan Pakai HDD Eksternal. (Doc: Tom's Guide)

Karena itu, sejumlah pihak memprediksi dalam tiga tahun ke depan, harga PS4 akan turun. Terlebih, Kodera menuturkan, pihaknya berencana untuk lebih fokus ke judul gim ekslusif dan layanan digital untuk PS4.

Secara tak langsung, ia juga menyebut layanan online dan berlangganan akan memiliki peran lebih besar bagi perusahaan, setelah PS4 berakhir. "Kita tak lagi berpikir konsol atau jaringan layanan sebagai dua hal yang berbeda," tuturnya.

Sekadar informasi, saat bertemu dalam Sony Investor Relations Day 2018, Kodera memang sempat menuturkan PS4 sudah memasuki tahap akhir siklus hidupnya.

Menurut sejumlah analis, pernyataan Kodera itu merujuk pada kondisi terkini PS4 sebagai sebuah platform. Sony memang sempat menyebut pihaknya menurunkan target penjualan PS4 di 2018 dari tahun lalu.

Karena itu, Kodera disebut berupaya untuk menyesuaikan laporan dengan kondisi saat ini. Terlebih, platform ini memang dikenal sudah berumur cukup panjang, hampir setengah dekade. 

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya