Liputan6.com, Singapura: Dalam beberapa tahun terakhir, ledakan perangkat, platform dan aplikasi telah membantu konsumen untuk tetap terhubung dalam kehidupan sehari-hari mereka. Menurut Norton Cybercrime Report 2011, 28 persen dari Singapura mengatakan bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa internet, sementara 69 persen mengakses internet melalui perangkat mobile mereka.
Perangkat seluler menjadi hal yang sangat krusial, karena mereka memberikan manusia bentuk kemudahan dalam hal personal dan berbagi informasi.
Ancaman yang diberikan lewat dunia virtual tidak hanya terpatri di komputer saja, mereka sudah merambah ke seluler. Lewat laporan yang sama, 20 persen warga Singapura dewasa telah mengalami kejahatan cyber lewat media telepon genggam.
Laporan dari The Symantec Internet Security yang diterbitkan pada April lalu mengatakan bahwa adanya kenaikan yang sangat signifikan dari piranti lunak dari seluler yang ternyata sangat mudah untuk "diserang." Hal ini membuktikan bahwa kejatan cyber sudah memfokuskan dirinya terhadap arena mobile. Lalu, setiap harinya ada sekitar 3.375 korban tindak kejahatan ini. Kejahatan yang sering terjadi ialah lewat keberadaan virus di dalam komputer mereka atau penipuan.
Program yang didesain memang sengaja untuk menghasilkan pendapatan dan ini akan sangat rawan bagi mereka yang sering menggunakan jasa internet untuk berbelanja atau transksi bank.
Kejahatan di dunia virtual tidak begitu berbeda dengan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Malahan, warga Singapura mengalami kejahatan virtual 5 kali lebih banyak daripada kejahatan fisikal.
Cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kejahatan ini ialah dengan selalu berhati-hati ketika memberikan informasi pribadi kita di dunia virtual. (todayonline/MEL)
Perangkat seluler menjadi hal yang sangat krusial, karena mereka memberikan manusia bentuk kemudahan dalam hal personal dan berbagi informasi.
Ancaman yang diberikan lewat dunia virtual tidak hanya terpatri di komputer saja, mereka sudah merambah ke seluler. Lewat laporan yang sama, 20 persen warga Singapura dewasa telah mengalami kejahatan cyber lewat media telepon genggam.
Laporan dari The Symantec Internet Security yang diterbitkan pada April lalu mengatakan bahwa adanya kenaikan yang sangat signifikan dari piranti lunak dari seluler yang ternyata sangat mudah untuk "diserang." Hal ini membuktikan bahwa kejatan cyber sudah memfokuskan dirinya terhadap arena mobile. Lalu, setiap harinya ada sekitar 3.375 korban tindak kejahatan ini. Kejahatan yang sering terjadi ialah lewat keberadaan virus di dalam komputer mereka atau penipuan.
Program yang didesain memang sengaja untuk menghasilkan pendapatan dan ini akan sangat rawan bagi mereka yang sering menggunakan jasa internet untuk berbelanja atau transksi bank.
Kejahatan di dunia virtual tidak begitu berbeda dengan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Malahan, warga Singapura mengalami kejahatan virtual 5 kali lebih banyak daripada kejahatan fisikal.
Cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kejahatan ini ialah dengan selalu berhati-hati ketika memberikan informasi pribadi kita di dunia virtual. (todayonline/MEL)