Keamanan Siber Belum Jadi Prioritas, Teknologi Blockchain Harus Lebih Digeber

Blockchain dirancang agar aman (secure by design) dan merupakan contoh sistem komputasi terdistribusi dengan Byzantine Fault Tolerance (BFT) yang tinggi sebagai smart contacts.

oleh Jeko I. R. diperbarui 07 Des 2018, 18:30 WIB
Diterbitkan 07 Des 2018, 18:30 WIB
Telko
Eko Sulistio, Deputi IV Kantor Staf Presiden Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi menjadi pembicara kunci TOP IT & TOP TELCO 2018. (Foto: TOP IT & TOP TELCO 2018)

Liputan6.com, Jakarta - Keamanan siber di Indonesia, ternyata masih belum menjadi prioritas organisasi, instansi pemerintah, dan juga perusahaan besar. Hal tersebut, menjadi sorotan utama di gelaran TOP IT dan TOP TELCO 2018.

Disampaikan Laode M. Kamaluddin pakar telematika dan juga Ketua Dewan Juri TOP IT & TELCO 2018, serangan terhadap keamanan sistem IT harus diwaspadai. Aktivitas operasional jangan sampai terganggu atau bahkan berhenti, hanya karena sistem keamanan IT di Indonesia masih lemah.

Oleh karena itu, direkomendasikan penggunaan blockchain dalam pengembangan solusi digital kedepan.

Blockchain dirancang agar aman (secure by design) dan merupakan contoh sistem komputasi terdistribusi dengan Byzantine Fault Tolerance (BFT) yang tinggi sebagai smart contacts.

Konsensus terdesentralisasi dapat dicapai dengan blockchain yang membuat teknologi ini cocok untuk merekam peristiwa, catatan medis, catatan transaksi keuangan digital, dan aktivitas pengelolaan record lainnya.

Seperti manajemen identitas, pemrosesan transaksi keuangan, dokumentasi barang bukti, pelacakan (tracking system), hingga aplikasi system kepemerintahan seperti pemungutan suara (voting) yang membutuhkan sistem keamanan tinggi.

Bockchain difungsikan sebagai 'buku besar' publik secara digital untuk semua transaksi yang terjadi dalam jaringan.

Blockchain dikelola oleh sebuah jaringan secara kolektif dengan mengikuti protokol tertentu untuk komunikasi antar node dan mengkonfirmasi blok-blok dari pengguna.

Temuan Penting TOP IT & TOP TELCO 2018

Telko
Kiri-kanan: Ben Dehaan (Penasehat Majalah IT Works), Moh. Lutfi Handayani (Ketua Penyelenggara), Laode M. Kamaludin (Ketua Dewan Juri), Dwinda Ruslan (Penasehat Majalah It Works), Ashwin Sasongko (Dewan Juri), Toddy Siburian (Forum TI BUMN).

Selain blockchain untuk keamanan siber di Indonesia, acara ini juga menyoroti temuan penting lain. 

Salah satunya, seperti perusahaan dan instansi pemerintahan juga harus membangun IT Culture, agar pemanfaatan Solusi IT TELCO-nya menjadi maksimal.

Perhatian terhadap pengembangan IT Culture, saat ini dinilai masih belum maksimal. Semahal dan sehebat apapun fitur aplikasi/solusi bisnis yang dikembangkan, akan menjadi tidak maksimal dalam pemanfaatannya jika IT Culture tidak dibangun dengan lebih serius.

Sinkronisasi

Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Selain itu, acara juga fokus pada sk=inkronisasi dan integrasi aplikasi yang dikembangkan oleh Pemerintahan Pusat, yang digunakan atau diinput oleh instansi daerah.

Ada sekitar 45 aplikasi dari beberapa Kementerian  dan Lembaga di pusat, yang harus digunakan dan diinput datanya oleh instansi di daerah.

Begitu data sudah ditarik ke pusat, maka ketika Pemda memerlukan data yang sama, mereka harus melakukan input data ulang.

Selain menjadi tidak efisien karena harus melakukan input data dua kali, data yang dihasilkan pun seringkali berbeda.

Jadi tidak heran, jika data masing-masing instansi di negeri ini, seringkali berbeda. Oleh karena itu perlu ada Goverment Platform untuk aplikasi-aplikasi layanan publik.

Komitmen Tinggi Pemerintah dan Pelaku Bisnis

Diklaim Aman, Teknologi Sidik Jari Ternyata Rentan Hacker
Ilustrasi Sidik Jari (occupycorporatism.com)

Pemerintah telah menunjukkan komitmen IT yang tinggi. Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), telah  ditetapkan pada 2 Oktober 2018 lalu.

Perpres SPBE tersebut telah menjadi bukti tingginya komitmen pengelolaan pemerintah berbasis IT, untuk mewujudkan proses kerja pemerintahan yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel serta meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Presiden Joko Widodo juga mendorong pelaku bisnis untuk masuk ke era Industri 4.0. Pemerintah RI telah mencanangkan “Making Indonesia 4.0” sebagai roadmap (peta jalan utama) menuju era Industri 4.0 yang sarat dengan penggunaan teknologi informasi dan digitalisasi IoT (Internet of Things).

Sekilas TOP IT & TOP TELCO 2018

Blockhain
Ilustrasi blockchain. Dok: netscout.com

TOP IT dan TOP TELCO 2018 sendiri berlangsung di Golden Ballroom, The Sultan Hotel Jakarta, Kamis, 6 Desember 2018.

Acara ini dihadiri oleh 500 peserta. Sejumlah Walikota, Bupati, para CEO serta IT Manager, hadir dalam kegiatan ini untuk menerima penghargaan tersebut.

TOP IT & TELCO 2018 ini diselenggarakan oleh majalah It Works bekerjasama dengan beberapa asosiasi di bidang teknologi-informasi, telekomunikasi dan konsultan TI Independen.

Tema yang diangkat adalah Great IT for Great Business & Government. Artinya, dengan membangun Solusi IT & TELCO yang hebat, maka kita akan dapat membangun bisnis dan pemerintahan yang hebat pula, terutama dalam mengadapi era digital yang bersifat disruptif ini.

Untuk mendorong kebehasilan peningkatan implementasi dan pemanfaatan solusi TI TELCO berbasis digital di Indonesia, maka diselenggarakanlah kegiatan penilaian dan penghargaan TOP IT & TELCO 2018 ini.

Penghargaan yang diberikan dalam kegiatan ini, terdiri dalam beberapa kategori. Pertama, TOP IT Implementation, yang dibagi dalam beberapa sektor usaha.

Kedua, kategori TOP Business Solution yang diberikan kepada principal/vendor global dan lokal, yang penilaiannya dilakukan melalui rekomentasi user IT & TELCO di Indonesia.

Solusi Bisnis yang paling banyak direkomendasikan oleh perusahaan/user, ditetapkan sebagai Business Solution yang terbaik, sehingga mendapatkan penghargaan TOP IT Business Solution 2018.

Ketiga, TOP IT & TELCO Hardware yang penilaiannya dilakukan melalui market research, khusus untuk produk hardware dan telko. Peserta berkesempatan untuk mendapatkan hasil analisis market research setebal 120 halaman. 

Keempat, kategori khusus dimana Dewan Juri memberikan penghargaan atas inovasi-inovasi tertentu, yang layak diapresiasi.

Kelima, adalah kategori TOP Digital Transformation Readiness, yakni indeks kesiapan perusahaan dan instansi pemerintahan dalam melakukan tranformasi digital.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya