Berkenalan dengan Dedengkot Oppo, Vivo, OnePlus, dan Realme

Siapa sangka, Oppo, Vivo, OnePlus, dan Realme hadir dari asuhan satu perusahaan induk yang sama yakni BBK Electronics Corp yang dipimpin oleh Duan Yongping.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Feb 2019, 13:07 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2019, 13:07 WIB
Duan Yongping
Duan Yongping, pendiri sekaligus bos BBK Electronics Corp, perusahaan induk dari vendor smartphone Oppo, Vivo, OnePlus, dan Realme (Foto: South China Morning Post)

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 10 tahun ini, merek smartphone Tiongkok tak hanya jadi raja di negerinya, tetapi juga di sejumlah negara berkembang.

Contohnya saja smartphone dengan merek Oppo, Vivo, OnePlus, hingga Realme. Siapa sangka, keempatnya hadir dari asuhan satu perusahaan induk yang sama yakni BBK Electronics Corp.

Perusahaan ini sudah berusia 24 tahun dan bermarkas di Dongguan. Kota tersebut kini jadi salah satu rantai pasokan elektronik terbesar dan tercanggih di dunia di balik berbagai smartphone global.

BBK Electronics Corp sendiri dipimpin oleh miliarder, investor, sekaligus filantropis Tiongkok, Duan Yongping.

Pria yang berusia 58 tahun ini bahkan disebuh-sebut sebagai ayah baptisnya merek-merek smartphone Tiongkok. Demikian seperti dikutip dari South China Morning Post, Minggu (24/2/2019).

Pasalnya dia mengembangkan dua merek smartphone global Oppo dan Vivo yang kini berkompetisi dengan Samsung, Apple, LG, hingga Huawei. Tidak cuma Oppo dan Vivo, OnePlus dan Realme juga ada di bawah BBK.

Miliarder Tiongkok ini, menurut wawancara Bloomberg pada 2017 merupakan investor awal di Pinduoduo, e-commerce terbesar ketiga di Tiongkok. Pada 2018, kekayaan Duan mencapai US$ 1,5 miliar.

Dia tinggal di Palo Alto, California, bersama keluarganya. Duan dan sang istri, Liu Xin memiliki sebuah yayasan yang bertujuan mulia, yakni memberikan beasiswa kepada mahasiswa Tiongkok yang belajar engineering di Stanford University.

Bayar Mahal untuk Makan Siang Bareng Miliarder

CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffet
CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffet tidak memiliki smartphone.

Pada Juni 2006, untuk pertama kalinya Duan menjadi perhatian dunia ketika memecahkan rekor, yakni membayar US$ 620 ribu pada penawaran di eBay untuk makan siang bersama miliarder tekenal Warren Buffett

"Saya belajar banyak dari Warren Buffett mengenai filosofi investasinya, saya ingin berterima kasih untuk itu," katanya waktu itu.

Duan lahir dari keluarga sederhana di Nanchang, provinsi Jiangxi, Tiongkok. Kemudian, dia masuk ke Zhejiang University di Hangzhou jurusan Wireless Electronic Engineering. Ia kemudian lanjut belajar di Renmin University of China mengambil jurusan Ekonomi.

Ia bergabung dengan perusahaan Zhongshan Yihua Group di Guandong dan mengelola pabrik yang 'sakit'. Ia mengubah pabrik tersebut jadi bisnis menguntungkan, bahkan membuat unit yang membuat konsol video gim murah, Suber Electronics Industry Corp.

Subor menjadi perusahaan yang sukses membuat konsol edukasi dan machine learning. Konsol tersebut seperti Nintendo-nya Tiongkok. Bahkan, sempat diiklankan oleh Jackie Chan.

Gara-gara konsol tersebut, Yihua mendapatkan keuntungan tahunan US$ 148 juta pada 1995. Padahal saat dia bergabung dengan perusahaan pada 1989, perusahaan tersebut menderita kerugian 2 juta yuan.

Mendirikan BBK Electronics Corp

Rencananya untuk memisahkan Subor ditolak. Ia pun keluar dari Yihua pada Agustus 1995 dan mendirikan perusahaan elektronik BBK, di mana ia memegang 70 persen sahamnya.

BBK memiliki tiga segmen, yakni elektronik edukasi, audiovisual (menciptakan pemutar DVD dan VCD), dan komunikasi (pembesut smartphone) di bawah Shen Wei. Sebelum smartphone, BBK sukses dengan pemutar DVD dan VCD-nya.

Ia memperkenalkan program kemitraan perusahaan yang mengizinkan adanya pendirian entitas bisnis baru. Kemudian pada 2004, Oppo Electronics Corp didirikan oleh Chen Mingyong. Sementara, Vivo Communication Technology didirikan oleh Shen pada 2009.

Lalu, OnePlus didirikan oleh Pete Lau dan Realme didirikan oleh Sky Li Bingzhong yang sebelumnya bekerja di Oppo.

Duan mengatakan, membesut perangkat mobile bukanlah keahliannya. Namun, dia yakin perusahaannya bisa membuat smartphone yang baik.

Keputusan ini terbukti ketika penjualan perangkat Android Tiongkok meningkat, seiring dengan berkembangnya jaringan 4G di negara tersebut.

Oppo dan Vivo merupakan vendor smartphone nomor dua dan tiga di Tiongkok per 2018. Gabungan market share keduanya mencapai 40 persen. Keduanya di belakang Huawei, namun di depan Xiaomi dan Apple.

Kesuksesan Oppo dan Vivo di Dunia

Oppo
Oppo A7. Liputan6.com/Agustinus Mario Damar

Kemudian di pasar smartphone global, Oppo dan Vivo menempati posisi lima dan enam, dengan pangsa pasar keduanya mencapai 15 persen. Demikian menurut data Counterpoint Research.

Sementara, keempat vendor lainnya ada Samsung, Apple, Huawei, dan Xiaomi.

Duan menyebut, keberhasilan BBK dan dua sister company-nya, yakni Oppo dan Vivo, bukanlah kebetulan semata meski mereka adalah pendatang baru di dunia smartphone.

Pasalnya, menurut sebuah wawancara, Duan menyebutkan perusahaan melakukan penyaringan ketat mitra dan pemasok, membangun reputasi besar, membuat perubahan saat yang lainnya stagnan, dan memiliki integritas.

"Pada tahun-tahun awal kami, kami sering menyebut produk kami memiliki nilai yang bagus meski harganya murah," tuturnya.

Alih-alih melakukan marketing dan promosi, tujuan Duan adalah fokus membuat produk yang bagus agar memenuhi kebutuhan pengguna, baik di segmen low-end maupun high-end.

Duan pun menyebutkan, dirinya "hanya bertaruh pada sesuatu yang kita mengerti. Fokus pada pemahaman model bisnis dan bagaimana bisnis bisa menghasilkan uang."

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya