Desain Kontroler Gim Milik Google Terungkap, Mirip PS4?

Kabar ini muncul setelah Google diketahui mendaftarkan paten untuk kontroler gim konsol.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 11 Mar 2019, 12:30 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2019, 12:30 WIB
Kantor Baru Google di Berlin
Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Google dikabarkan kian serius menjajal peruntungan di ranah gim. Hal itu diketahui dari paten yang baru saja didaftarkan oleh perusahaan tersebut beberapa waktu lalu.

Dikutip dari Digital Trends, Senin (11/3/2019), laporan menyebut bahwa Google sudah mendaftarkan paten untuk konsol gim besutannya.

Namun, kali ini bukan paten perangkat yang didaftarkan, melainkan sistem notifikasinya.

Dari informasi tersebut, diketahui bahwa Google sudah menyiapkan sistem notifikasi yang akan memungkinkan kontroler memberi tahu pengguna saat gim siap dimainkan.

Tidak hanya itu, notifikasi ini juga berlaku apabila ada permintaan chatting atau ada undangan bermain.

Dalam dokumen yang didaftarkan di United States Patent and Trademark Office tersebut, Google menyertakan desain kontroler. Sekilas, desain ini memiliki kemiripan dengan kontroler DualShock PlayStation 4.

Jadi, kontroler ini memiliki dua joystick, satu directional pad, dan empat tombol gameplay. Tidak hanya itu, tersedia pula sepasang tombol shoulder dan trigger.

Gambar itu juga menampilkan keberadaan tombol home dan back di kontroler tersebut.

Ada pula tombol yang disebut sebagai action button dan tombol mikrofon yang kemungkinan ditujukan sebagai akses Google Assitant.

Sekadar informasi, paten ini sebenarnya didaftarkan pada Oktober tahun lalu dan merupakan kelanjutan dari paten sebelumnya yang diajukan pada 2014.

Karenanya, ada kemungkinan sudah ada sejumlah perubahan yang dilakukan Google.

Adapun konsol gim besutan Google ini lebih dikenal sebagai Project Yeti. Program ini sebenarnya menawarkan layanan streaming gim berkualitas tinggi dari mesin Google ke perangkat pengguna.

Awalnya, proyek ini disebut hadir sebagai sebuah perangkat Chromecast. Namun seiring berjalannya waktu, Google disebut telah mengubahnya menjadi sebuah konsol mandiri.

Google Besut Teknologi Kontrol Gadget Berbasis Gestur Tangan

Google
Project Soli, teknologi kontrol berbasis gestur tangan yang dikembangkan Google. (Foto: Google)

Terlepas dari paten tersebut, Google dikabarkan tengah merampungkan teknologinya yang memungkinkan pengguna gadget mengontrol perangkatnya hanya dengan gerakan gestur tangan.

Teknologi yang sudah dikembangkan sejak 2015 ini, bernama "Project Soli".

Dilansir The Verge pada Kamis (24/1/2019), dengan Project Soli, pengguna cuma perlu mengontrol gadget hanya dengan mengusap jari tangan.

Teknologi Google tersebut diklaim akan sangat praktis, terlebih pada pengguna yang mengontrol perangkat jarak jauh seperti smartwatch dan smart speaker.

Nantinya, Project Soli akan hadir berupa sensor chip yang bisa disematkan di setiap perangkat yang ingin dikontrol.

Saat debut sebagai purwarupa, pengembangan Project Soli nyatanya tidak berjalan dengan baik karena radar dari sensornya tidak dapat mendeteksi gestur secara akurat.

Pada Maret 2018, Google sempat mengajukan izin kepada Federal Communication Commisions (FCC) untuk menambah daya pada teknologi ini.

Dan pada 31 Desember 2018 lalu, FCC akhirnya memberikan izin agar teknologi ini bisa diimplementasikan ke semua perangkat.

Cara Kerja Sensor

Google
Jam tangan pintar dari Project Soli hasil kerja sama Google dan LG (sumber: venturebeat.com)

Sensor dari chip Project Soli sendiri memancarkan sinyal radio yang mengumpulkan frekuensi dengan mendeteksi berbagai gestur tangan.

Dari gestur tersebut, chip akan mengirimkan sinyal ke perangkat untuk dioperasikan. Pengguna bisa mengontrol gadget dengan mudah, seperti melakukan scroll, swipe, atau mengganti halaman di layar gadget.

"Meski pengguna mengontrol secara virtual, interaksi dengan Project Soil akan tetap terasa responsif," ujar Google.

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya