Bos BlackBerry Pesimistis dengan Smartphone Layar Lipat

CEO BlackBerry, John Chen, pesimis dengan keberhasilkan smartphone layar lipat.

oleh Andina Librianty diperbarui 12 Mar 2019, 17:30 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2019, 17:30 WIB
Galaxy Fold
Galaxy Fold. (Doc: Samsung)

Liputan6.com, Jakarta - CEO BlackBerry, John Chen, pesimis dengan keberhasilkan smartphone layar lipat. Ia menilai daya tarik smartphone lipat rendah karena inovasi yang tidak begitu banyak.

Dilansir Phone Arena, Selasa (12/3/2019), Chen secara pribadi menginginkan sesuatu yang lebih cepat dengan peningkatan fungsi. Sehingga ia menilai, tidak ada terobosan yang begitu besar pada smartphone lipat.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai fitur seperti pemindai sidik jari, pengenalan wajah, dan pemindai iris mata, sudah diperkenalkan jauh sebelum smartphone lipat ada.

Chen pun menyayangkan smartphone lipat yang justru menjadi tebal ketika dilipat.

"Semua orang menginginkan layar yang lebih besar, tapi smartphone-smartphone (smartphone lipat) itu menjadi tebal," ujar Chen.

Saat ini sudah ada dua smartphone lipat yang diumumkan, Samsung Galaxy Fold dan Huawei Mate X.

Huawei dan Samsung mengambil langkah berbeda untuk desain smartphone layar lipat. Huawei Mate X memiliki satu layar besar, yang untuk dijadikan sebuah ponsel, harus dilipat ke arah belakang.

Sementara Galaxy Fold memiliki dua layar, dengan salah satunya berukuran kecil. Untuk membuatnya seperti tablet, maka perangkat tersebut harus dibuka seperti membuka buku.

Ups, Bos Huawei Sebut Galaxy Fold Tidak Bagus

Huawei Mate X
Tampak depan smartphone layar lipat Huawei Mate X. (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Smartphone lipat baru memulai debut, tapi aroma persaingan sudah muncul.

CEO bisnis mobile Huawei, Richard Yu, beberapa waktu lalu menyinggung desain smartphone layar lipat pesaing Mate X yakni Galaxy Fold. Ia secara tidak langsung menyebut desain Galaxy Fold tidak bagus.

Dikutip dari Business Insider, Yu mengatakan Huawei pada awalnya memiliki prototype smartphone lipat dengan desain mirip Galaxy Fold. Namun, pengembangannya dihentikan karena dinilai tidak bagus.

"Saya merasa memiliki dua layar, di bagian depan dan belakang, membuat smartphone terasa terlalu berat," ungkap Yu mengenai desain Galaxy Fold.

"Kami memiliki beberapa solusi, tapi kami membatalkannya. Kami memiliki tiga proyek yang dikerjakan bersamaan. Kami bahkan memiliki sesuatu yang lebih baik dari itu (Fold), yang saya hentikan. Produk itu buruk," sambungnya.

Huawei dan Samsung mengambil langkah berbeda untuk desain smartphone layar lipat. 

Huawei Mate X memiliki satu layar besar, yang untuk dijadikan sebuah ponsel, harus dilipat ke arah belakang.

Sementara Galaxy Fold memiliki dua layar, dengan salah satunya berukuran kecil. Untuk membuatnya seperti tablet, maka perangkat tersebut harus dibuka seperti membuka buku.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya