Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan tukar menukar mata uang kripto Binance, kebobolan dan menyebabkan kerugian dalam jumlah besar.
Mengutip laman BBC, Jumat (10/5/2019), Binance diretas oleh kelompok hacker yang membuat mereka kehilangan 7.000 Bitcoin dengan total senilai USD 41 juta (setara Rp 588 miliar).
Advertisement
Baca Juga
Gara-gara peretasan ini, proses penarikan uang kini dihentikan sementara dari platform tersebut. "Kami memohon pengertian Anda di saat yang sulit ini," kata Binance.
Meski begitu, perusahaan mengatakan mereka akan mengganti seluruh kerugian akibat peretasan tersebut dengan bantuan dana emergensi mereka.
Menurut Binance, peretas menggunakan berbagai jenis teknik dalam melancarkan aksinya.
Misalnya, menyebarkan virus dan menggunakan serangan phishing untuk mendapatkan informasi keamanan.
Dengan cara tersebut rupanya hacker bisa mengakses "hot wallet" milik Binance.
Kemudian, cache online Bitcoin yang digunakan untuk transaksi kustomer pun dapat diakses oleh para hacker.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Para Hacker yang Sabar
Para hacker ini dianggap cukup sabar dalam menunggu momen dan mendapatkan akses untuk mengakuisisi sejumlah akun, sebelum menghabiskan seluruh keping bitcoin tersebut.
"Sayangnya kami tidak bisa memblokir penarikan bitcoin tersebut sebelum dieksekusi," kata Binance.
Binance mengatakan, sekali dieksekusi, penarikan tersebut memicu berbagai alarm di sistem milik perusahaan.
"Setelah itu, kami langsung menghentikan seluruh penarikan lanjutan," demikian lanjutan pernyataan Binance.
Oleh karenanya, kemampuan penarikan dana dari perusahaan tukar menukar uang telah dinonaktifkan setidaknya hingga minggu depan.
Advertisement
CEO Binance Tak Bisa Tidur
Sang CEO Binance, Changpeng Zhao pun memberikan jawaban atas peretasan ini.
"Saya belum bisa tidur dalam waktu 29 jam terakhir. Jujur, saya merasa sangat tidak baik, ini bukan hari yang baik," kata Zhao.
Meski begitu, kepada kustomer Binance dan koleganya, dia mengatakan, dirinya dan tim bekerja untuk mengamankan pertukaran dan mencegah peretasan lebih lanjut.
Dia menambahkan, pihaknya meminta perusahaan pertukaran lain untuk memblokir bitcoin yang terkait dengan "hot wallet" yang diretas agar tidak ditransfer ke tempat lain.
Binance sendiri merupakan salah satu perusahaan penukaran mata uang kripto terbesar di dunia. Namun peretasan ini bukanlah yang terbesar di dunia bitcoin.
Pada 2014, Mt Gox juga diretas dan menderita kerugian USD 470 juta.
(Tin/Jek)