Menkominfo Pastikan Indonesia Jadi Negara Digital pada 2035

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyebut, Indonesia siap menjadi negara digital pada 2035.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 26 Nov 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2019, 18:00 WIB
Menkominfo Johnny G.Plate
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate (ketiga kanan) menghadiri 14th Annual Meeting of Internet Governance Forum 2019. (Foto: Kemkominfo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyebut, Indonesia siap menjadi negara digital pada 2035. Menurut Johnny, hal ini bisa dicapai dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi besar-besaran.

Menkominfo menceritakan pengalaman Indonesia dalam menyiapkan infrastruktur digital di tengah tantangan geografis negara kepulauan pada sesi Digital Ministers Meeting pada Internet Governance Forum 2019 di Berlin, Jerman, Senin kemarin.

Johnny menyebut, dibandingkan negara lain, upaya Indonesia dalam membangun infrastruktur telekomunikasi relatif menantang. Pasalnya Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau yang terbentang di seluruh negeri.

Apalagi, menurut Johnny, Presiden Joko Widodo menegaskan untuk membangun dengan cara Indonesia-sentris, artinya tidak ada lagi daerah atau pelosok yang dianaktirikan.

"Presiden telah menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai pusat dari agenda kerjanya. Namun kami tidak hanya membangun pelabuhan, jalan tol, atau bandara baru. Kami juga membangun jaringan serat optik, satelit multifungsi, dan base transceiver station (BTS) di seantero negeri," kata Johnny, dalam keterangan resmi Kemkominfo yang diterima Tekno Liputan6.com, Rabu (27/11/2019).

Johnny mengatakan, berkat infrastruktur telekomunikasi, ada banyak provinsi, kabupaten, dan kota yang sebelumnya terbelakang kini mendapatkan bisa mendapat manfaat dari smartphone dan akses broadband.

Bahkan, ditargetkan tahun 2024 nanti, daerah-daerah terpencil di seluruh kepulauan akan mendapat manfaat dari internet kecepatan tinggi 10 megabyte per detik (Mbps).

"Pembangunan infrastruktur komunikasi dan informasi besar-besaran inilah yang akan menjadikan negara kami siap menjadi negara digital pada tahun 2035," kata Johnny.

Pengguna Medsos Terbesar ke-5 di Dunia

Direktur Kebijakan APAC WhatsApp Clair Deevy, Menkominfo Johnny G. Plate, dan Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hatari di Kantor Kemkominfo, Kamis (7/11/2019). Liputan6.com/Agustin Setyo W.
Direktur Kebijakan APAC WhatsApp Clair Deevy, Menkominfo Johnny G. Plate, dan Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hatari di Kantor Kemkominfo, Kamis (7/11/2019). Liputan6.com/Agustin Setyo W.

Johnny juga memaparkan mengenai proyeksi Indonesia sebagai negara digital, karena selama ini Indonesia merupakan salah satu negara berpengguna internet terbesar. Apalagi, partisipasinya di media sosial.

Bahkan, Johnny menyebut, dengan pengguna internet yang mencapai 150 juta, Indonesia telah menjadi mesin digital Asia Tenggara.

Johnny lebih lanjut mengatakan, dalam hal penggunaan media sosial, Indonesia adalah negara kelima yang paling aktif secara digital di dunia.

"Indonesia menjadi pasar terbesar ke-4 untuk Facebook dan Instagram. Sekitar 40 persen dari penduduk Indonesia tercatat aktif sebagai pengguna Whatsapp," kata dia.

Literasi Digital

Kominfo WhatsApp
Peluncuran Program Literasi dan Keamanan Digital oleh Sekjen Kemkominfo Rosarita Niken Widiastuti (ketiga kiri) dan Direktur Kebijakan APAC WhatsApp Clair Deevy beserta sejumlah stake holder di Jakarta, Senin (18/11/2019). (Liputan6.com/ Agustin S)

Johnny menyebut, guna mendukung misi jadi negara digital, Kemkominfo telah dan akan terus menyelenggarakan program keterampilan dan literasi digital untuk mewujudkan ekosistem ekonomi digital yang kompetitif dalam skala nasional dan global.

Program-program tersebut antara lain adalah program Keterampilan Digital Dasar melalui Gerakan Digital Siberkreasi, Keterampilan Digital Menengah melalui Digital Talent Scholarship, dan program Keterampilan Digital Lanjutan melalui Digital Leadership Academy.

Semua program tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan ekosistem, yaitu: perusahaan teknologi dan telekomunikasi, sekolah, lembaga pemerintah, dan komunitas lokal.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya