Baterai Mobil Listrik Ini Punya Siklus Hidup hingga 1,6 Juta Kilometer

Sekelompok peneliti dari Battery and Energy Storage Technology (BEST) Center di Penn State University telah mengembangkan sebuah baterai li-ion berkapasitas tinggi untuk mobil listrik yang bisa bertahan hingga 1,6 juta kilometer.

oleh M Hidayat diperbarui 06 Mar 2020, 09:30 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2020, 09:30 WIB
Mobil listrik
Ilustrasi mobil listrik sedang mengalami pengisian daya baterai di Amsterdam, Belanda. (Sumber Flickr/lhirlimann)

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok peneliti dari Battery and Energy Storage Technology (BEST) Center di Penn State University telah mengembangkan sebuah baterai li-ion berkapasitas tinggi untuk mobil listrik. Baterai ini bisa bertahan hingga 1,6 juta kilometer.

Baterai mobil listrik umumnya membutuhkan pertukaran antara keselamatan dan kepadatan energi. Jika baterai memiliki kepadatan energi dan daya tinggi, maka ada kemungkinan baterai dapat terbakar atau meledak dalam kondisi tertentu.

Namun, material yang memiliki kepadatan energi dan daya rendah cenderung memiliki kinerja buruk. Oleh karena itu, tingkat keamanannya tinggi.

Selama ini tidak ada materia; yang memenuhi kedua aspek tersebut: energi/daya tinggi, serta performa tinggi. Atas dasar alasan keamanan, tentu saja para insinyur memilih performa ketimbang keselamatan. Namun, para peneliti di BEST Center mengembil pendekatan berbeda.

"Kami membagi strategi kami menjadi dua langkah. Pertama kami ingin membangun baterai dengan stabilitas tinggi menggunakan bahan yang sangat stabil," kata Chao-Yang Wang, Profesor Ilmu dan Teknik Mekanik, Kimia dan Material, serta William E. Diefenderfer, Ketua Departemen Bidang Teknik Mesin, Penn State, dikutip dari Eurekalert, Jumat (6/3/2020). 

 

Langkah Kedua

Langkah kedua adalah memperkenalkan pemanasan instan. Sebelumnya Wang telah mengembangkan baterai yang bisa memanas sendiri untuk mengatasi masalah performa buruk di iklim dingin.

Baterai ini menggunakan arus listrik untuk memanas dalam hitungan detik dibandingkan, jauh lebih cepat ketimbang pemanas eksternal.

Dengan memanaskan baterai dari suhu kamar hingga sekitar 60 derajat celcius, baterai mendapatkan dorongan reaktif instan karena hukum kinetika bahwa secara eksponensial reaktivitas meningkat dengan suhu.

 

Digunakan BMW

"Dengan dua langkah ini saya bisa mendapatkan keamanan tinggi ketika baterai tidak digunakan dan juga daya tinggi saat itu," tutur Wang.

Baterai yang disebut baterai All Climate Battery ini telah diadopsi oleh beberapa perusahaan mobil, termasuk BMW, dan dipilih untuk menggerakkan 10.000 ribu kendaraan yang akan digunakan untuk mengangkut orang di antara tempat-tempat di Olimpiade Musim Dingin berikutnya di Beijing. Karena dibuat menggunakan bahan stabil, baterai ini memiliki siklus hidup lebih panjang. 

(Why/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya