Liputan6.com, Jakarta Sejalan dengan diberlakukannya aturan isolasi diri di rumah untuk memutus penyebaran virus corona Covid-19, berbagai sekolah dan perkantoran pun dibatasi aktivitasnya.
Alhasil, baik pelajar dan pekerja kantoran pun akhirnya mengandalkan platform video confference, seperti Zoom, untuk dapat belajar ataupun berkomunikasi dengan rekan kerja.
Dengan semakin tinggi jumlah pengguna Zoom di berbagai negara, layanan inipun langsung menjadi target penjahat siber.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laporan perusahaan keamanan siber Cyble via BleepingComputer, Rabu (15/4/2020), ada lebih dari 500 ribu akun Zoom dijual dark web.
Tim peneliti di Cyble mendapati ada peningkatan jumlah akun Zoom per 1 April 2020, dengan jumlah 530 ribu akun (satu akun diharga USD 0,0020) dengan total senilai Rp 16 jutaan.
Â
Informasi Pribadi Dijual
Adapun data yang dijual mencakup, alamat email pengguna Zoom, kata sandi, URL meeting pribadi, dan kunci host mereka--pin enam digit akun pemilik Zoom.
Beberapa detail akun Zoom perusahaan terkenal, seperti Chase dan Citybank. Cyble pun mengonfirmasi data milik perusahaan tersebut juga ikut dijual.
Meskipun Zoom memiliki masalah keamanan dan privasi, perusahaan baru-baru ini langsung memperbaikinya.
Kemungkinan besar, informasi pengguna ini merupakan database lama yang telah dikumpulkan hacker.
(Ysl/Isk)
Advertisement