Komisaris BEI Dorong Unicorn Startup Masuk Bursa

Komisaris BEI Pandu Sjahrir mendorong unicorn startup masuk bursa.

oleh M Hidayat diperbarui 22 Jul 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2020, 13:00 WIB
Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir
Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir

Liputan6.com, Jakarta - Sejak 2012 jumlah investor di pasar modal mengalami peningkatan hingga 2,9 juta investor, tetapi menurut Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir jumlah itu ditargetkan meningkat dua kali lipat.

Sebagai komisaris termuda dalam sejarah BEI, Pandu menyebut akan berfokus untuk menarik minat anak-anak muda untuk berinvestasi di pasar modal.

"Angka saat ini hanya satu persen dari populasi Indonesia, masih sangat sedikit. Fokus kami adalah milenial, gen Z, karena mereka memiliki pandangan yang berbeda terhadap investasi. Jangan lupa bahwa pasar Indonesia juga masih muda karena baru diprivatisasi pada 1992," ujar Pandu dalam webinar yang turut dihadiri Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin dan Dirut Mandiri Sekuritas Dannif Danusaputro, Selasa (21/7/2020).

Indonesia, menurut Pandu, masih memiliki ruang yang dapat dioptimalkan dan itu merupakan peluang besar, baik untuk pasar, maupun investor baru. Terlebih, kata Pandu, banyak startup yang tumbuh belakangan ini, sehingga dia juga ingin mengajak perusahaan-perusahaan tersebut untuk masuk ke BEI.

"Hal ini sangat berbeda dengan Cina dan AS, di mana sepuluh kapitalisasi teratas dimiliki oleh perusahaan teknologi. Di Indonesia, masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan perbankan dan telekomunikasi, persis seperti sepuluh tahun lalu," kata Pandu menjelaskan.

Pandu menilai generasi pendahulu tidak melihat pasar modal sebagai peluang investasi berkelanjutan dan kesuksesan pasar modal membuat investor akan merasa yakin bahwa pasar modal merupakan cara terbaik untuk menaruh investasi jangka panjang.

Perubahan perilaku karena Pandemi Covid-19

Selain itu, dia menyebut hal itu merupakan tugasnya untuk meyakinkan unicorn startup di Indonesia untuk masuk bursa. Terlebih di tengah pandemi Covid-19, ada peralihan kegiatan dari offline menjadi online, yang mendorong masyarakat lebih sering membuka aplikasi untuk banyak layanan.

"Kita harus meyakinkan para perusahaan unicorn [startup] teknologi bahwa IDX merupakan tempat terbaik untuk fundraising. Dengan bergabungnya perusahaan yang bagus, hal itu akan menarik para investor milenial untuk berinvestasi. Hal ini karena perusahaan unicorn telah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari," kata Pandu.

 

Jaga kepercayaan investor

Terkait kasus Jiwasraya, Pandu meyakini hal itu tidak akan berpengaruh banyak pada kepercayaan investor. Dia pun memastikan mekanisme sanksi tegas terhadap pihak-pihak yang berbuat tidak fair di pasar modal untuk mencari keuntungan dengan jalan pintas.

"Investor atau calon investor tidak perlu merasa khawatir, terutama anak-anak muda yang ingin mulai berinvestasi di pasar modal karena pemeriksaan di BEI dilakukan dengan sangat ketat," tutur Pandu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya