Liputan6.com, Jakarta - Pangsa pasar teknologi Augmented Reality (AR) masih memiliki potensi besar untuk mengalami pertumbuhan sebab ia dapat diterapkan di banyak industri, seperti kesehatan, ritel, gim, otomotif, dan lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Perusahaan riset pasar Valuates memproyeksikan pangsa pasar AR secara global pada 2026 mencapai USD 3,6 miliar atau sekitar Rp 54 triliun.
Angka itu meningkat signifikan dari USD 849 juta atau sekitar Rp 12,5 triliun pada 2019 dengan dengan laju majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate) sebesar 27,6 persen selama 2020-2026.
Tren Pasar
Penggunaan teknologi AR di industri gim akan meningkatkan pertumbuhan pangsa pasar AR selama periode perkiraan. Penerapan AR di industri ini akan memungkinkan pengguna untuk mencari lingkungan fisik dan meningkatkan pengalaman melalui penggabungan konten visual dan audio.
Sektor Kesehatan
Di sektor kesehatan, AR antara lain dapat digunakan untuk membantu dokter bedah melihat kondisi bagian tubuh pasien. Maka, dokter bedah akan terbantu ketika melakukan operasi invasif minimal.
Selain itu, pemodelan AR dan visualisasi 3D juga diharapkan dapat berkontribusi tinggi terhadap industri kesehatan. Industri perawatan kesehatan, misalnya, dapat meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa kedokteran, melatih dokter, mengelola farmasi, dan memberikan perawatan dan dukungan bagi pasien setelah meninggalkan rumah sakit.
Integrasi AR ini di industri kesehatan juga diperkirakan dapat meningkatkan ukuran pasar AR selama periode perkiraan.
Advertisement
Sektor Ritel
Di sektor ritel, AR akan mampu menyediakan berbagai solusi teknologi yang meningkatkan hubungan antara pengecer dan pelanggan. Tren yang muncul di segmen ritel, seperti toko pop-up, diperkirakan mendorong pertumbuhan ukuran pasar AR.
Meningkatnya penetrasi smartphone di negara-negara berkembang juga diprediksi akan mendorong pertumbuhan ukuran pasar AR selama periode perkiraan.