IoT Dinilai Bisa Jadi Solusi Produktif saat Pandemi Covid-19

Internet of Things (IoT) dinilai bisa menjadi solusi yang membantu menjaga produktivitas di tengah pandemi Covid-19.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Sep 2020, 12:29 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 12:25 WIB
Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail
Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail berbicara tentang inovasi IoT yang bisa dimanfaatkan untuk membantu kinerja di tengah pandemi (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Liputan6.com, Jakarta - Internet of Things (IoT) dinilai bisa menjadi solusi yang membantu menjaga produktivitas di tengah pandemi Covid-19.

Diungkapkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemkominfo Ismail, pandemi dan IoT sama-sama merupakan hal yang terkait dengan jarak.

"Selama pandemi kita diharapkan bisa bekerja dan belajar dari rumah. Diharapkan, industri juga begitu. Filosofi ini cocok dengan penerapan IoT karena IoT mengandalkan sensor dan konektivitas untuk dapat beraktivitas," kata Ismail, dalam Webinar IoT for Resilience in The Face of Pandemics, Rabu (30/9/2020).

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa ketika pandemi, IoT bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan pada gilirannya akan mengurangi dampak resesi keuangan.

Ismail menjelaskan, ketika pandemi, ketergantungan pada barang impor bisa dikurangi dan produksi dalam negeri bisa ditambah, berkat IoT. Kegiatan ekonomi pun akan berjalan dan UMKM bisa bertahan dengan go online.

"Ini adalah resep yang dibutuhkan untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional," kata Ismail.

Selanjutnya Ismail menyebut, saat pandemi, pekerjaan dilakukan secara daring dan itu bukan sekadar pindah kerja ke ruang digital, tetapi bagaimana produktivitas kerja terus ditingkatkan.

Misalnya, dalam industri manufaktur, penggunaan IoT bisa diaplikasikan untuk mengontrol kinerja mesin di pabrik atau industri pertanian.

Dukungan IoT Saat Pandemi

Webinar IoT
Webinar tentang AIoT di masa pandemi, dihadiri oleh Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail dan Ketua Asosiasi ASIoT Teguh Prasetya (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)h

Contoh lain, Ismail menyebut, beribadah pun bisa dibantu dengan IoT. Salah satunya adalah dengan perangkat IoT yang membantu orang membersihkan lantai masjid berbasis sensor.

Di sektor kesehatan, inovator lokal bahkan telah membuat sensor untuk mendeteksi virus melalui embusan napas. Deteksi dilakukan dengan melihat embusan napas selama beberapa detik, lalu sensor IoT akan mengenali apakah seseorang terkena Covid-19.

"Sensor IoT ini akan menjadi tambahan yang penting untuk mendeteksi Covid-19 selain menggunakan sensor suhu," tutur Ismail. Jika sensor ini diaplikasikan, pekerja bisa dipantai kesehatannya sebagai syarat untuk bekerja di kantor.

"Kreativitas IoT menjadi isu yang luar biasa manfaatnya, ketika kita bisa mengaplikasikan di konteks Indonesia. Jadi, jangan buru-buru, pikirkan idenya dan make it local, dikustomisasi lokal, karena bisnis di atas bisa terus dijalankan jika aplikasi IoT bisa dijalankan secara lokal," kata Ismail.

Kemkominfo, tutur Ismail, selalu mendukung para kreator dalam mengembangkan inovasi di bidang IoT guna membangun komunitas. "Nilai IoT adalah ketika telah menjadi platform yang dipakai umum, jadi terus bangun inovasi dan disesuaikan dengan kondisi lokal," ujar dia.

Standar Kompetensi Kerja Inovator IoT

Ketua Umum ASIOTI Teguh Prasetya
Teguh Prasetya, Ketua Umum ASIOTI. Dok: ASIOTI

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi IoT Indonesia (ASIoTI) Teguh Prasetya mengatakan, sejak asosiasi ini berdiri, berbagai hal dilakukan untuk membuat inovasi IoT kian maju di Tanah Air, termasuk adanya program dan peta jalan.

Teguh menilai, atas dukungan Kemkominfo, regulasi tentang AIoT juga hadir untuk mendukung penciptaan perangkat IoT yang lokal.

Bahkan pada tahun ini, Asosiasi mendapatkan kabar bahwa Menaker telah mengeluarkan Permenaker terkait Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), sebagai modal untuk mendukung talenta-talenta nasional dalam menciptakan inovasi IoT.

"SKKNI ini menjadi modal bagi kita untuk tidak hanya membuat solusi IoT, tetapi juga menjamin adanya ahli-ahli yang memiliki sertifikasi nasional yang bisa diakui secara global," kata Teguh.

Dalam kesempatan ini, Teguh juga menyebut, inovasi atas IoT tidak boleh berhenti, terutama untuk menjadi solusi yang dapat diaplikasikan ketika pandemi.

(Tin//Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya