Liputan6.com, Jakarta - Pendukung Presiden AS Donald Trump tidak terima akun Twitter jagoannya dibekukan secara permanen oleh pihak Twitter.
Akun Twitter Donald Trump @realDonaldTrump dibekukan menyusul kerusuhan dan kekerasan yang terjadi di depan Gedung Capitol Hill, Washington DC, Amerika Serikat, minggu lalu.
Baca Juga
Para pendukung Donald Trump pun melalui forum Donald.win mengumumkan rencana mereka untuk memprotes keputusan Twitter yang telah membekukan permanen akun Donald Trump.
Advertisement
Rencananya, mereka mau menggeruduk kantor pusat Twitter yang ada di Market Street, San Francisco, California, AS.
Namun seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Selasa (12/1/2021), gedung kantor Twitter sepi karena para pegawai memang diizinkan untuk bekerja dari rumah, guna menghindari penyebaran Covid-19.
Di depan gedung kantor Twitter pun telah banyak polisi yang berjaga, mengantisipasi protestor pendukung Donald Trump yang mau berunjuk rasa.
Cuma Satu Pendukung Trump yang Protes
Alih-alih ramai dengan para pendukung Donald Trump, kenyataannya di lapangan, hanya satu orang pendukung Donald Trump yang datang untuk protes.
Satu-satunya pendukung Donald Trump yang mendatangi depan kantor Twitter adalah Rebecca Brooks. Ia hadir sebagai bentuk protesnya kepada CEO Twitter Jack Dorsey yang dia anggap telah membungkam suara konservatif.
Sementara, dua orang lainnya datang karena setuju dan mendukung keputusan Twitter membekukan permanen akun Donald Trump.
Advertisement
Penyebab Akun Twitter Donald Trump Dibekukan
Sebelumnya, Twitter mengambil langkah tegas dengan membekukan akun Donald Trump secara permanen setelah serangkaian peristiwa yang berlangsung pekan ini.
Ada dua twit yang menyebabkan pembekuan akun Donald Trump. Kedua twit yang terbit pada 8 Januari 2021 itu, berbunyi:
“75.000.000 Patriot Amerika yang memilih saya, AMERIKA PERTAMA [AMERICA FIRST], dan MEMBUAT AMERIKA HEBAT LAGI [MAKE AMERICA GREAT AGAIN], akan memiliki SUARA RAKSASA [GIANT VOICE] di masa depan. Mereka tidak akan tidak dihormati atau diperlakukan tidak adil dengan cara atau bentuk apa pun!!!”
“Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari.”
Twitter menjelaskan, karena ketegangan yang sedang berlangsung di Amerika Serikat, dan adanya peningkatan percakapan global terkait dengan orang-orang yang menyerbu Capitol dengan kekerasan pada 6 Januari 2021, kedua twit ini harus dibaca dalam konteks peristiwa lebih luas di AS dan ujaran presiden di twit itu dapat ditanggapi oleh audiens yang berbeda, termasuk untuk menghasut kekerasan.
"Setelah menilai bahasa dalam twit ini terhadap kebijakan Glorifikasi Kekerasan, kami telah menetapkan bahwa twit ini melanggar kebijakan Glorifikasi Kekerasan dan pengguna @realDonaldTrump harus segera ditangguhkan secara permanen dari layanan," kata Twitter.
(Tin/Isk)