Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp telah mengumumkan pembaruan ketentuan privasi bagi para penggunanya, yang sempat membuat heboh sebab WhatsApp disebut akan berbagi data dengan Facebook.
WhatsApp sendiri sudah meluruskan perihal ketentuan baru itu, tetapi seruan untuk berpindah dari aplikasi olah pesan itu sudah ramai digaungkan, terutama di media sosial.
Telegram dan Signal lantas menjadi pelabuhan bagi para pengguna yang berpindah dari aplikasi milik Facebook tersebut. Hal itu juga diamini pengamat media sosial, Enda Nasution.
Advertisement
Menurut Enda, fenomena ini terlihat dari jumlah kontak miliknya yang bertambah di kedua aplikasi tersebut. Meski pertumbuhannya cukup banyak, Enda mengatakan masih perlu menunggu apakah perpindahan ini akan bertahan.
Baca Juga
"Memang makin banyak yang mencoba berpindah [dari WhatsApp], tapi ujung-ujungnya perlu dilihat apakah [tren] ini akan bertahan," tutur Enda dalam Inspirato Sharing Session yang digelar Liputan6.com, Rabu (20/1/2021).
Dia juga menuturkan memang tidak tertutup kemungkinan akan semakin banyak orang berpindah ke Telegram dan Signal, tetapi untuk saat ini perpindahan itu masih dalam proses.
Terlebih, di masa lalu peristiwa serupa memang pernah terjadi. Ketika itu, BBM yang dikenal memiliki banyak pengguna, akhirnya harus takluk dan ditinggalkan penggunanya.
"Ya, nanti kita lihat saja [perpindahan ini], tapi ujung-ujungnya pemilik layanan ingin menghadirkan layanan terbaik. Nanti, di situ akan mencapai keseimbangan, tergantung yang mana pengguna nyaman memakainya," kata Enda.
Tunda Berlakunya Kebijakan Privasi, WhatsApp Pastikan Tak Ada Akun yang Dihapus
Sebelumnya, WhatsApp menunda berlakunya kebijakan privasi WhatsApp hingga 15 Mei 2021. Hal ini dilakukan karena banyak pengguna yang bingung dengan update kebijakan privasi ini.
Apalagi menurut WhatsApp, ada banyak disinformasi yang menimbulkan keresahan bagi pengguna.
Dengan penundaan waktu hingga 15 Mei 2021 ini, pengguna jadi punya waktu lebih panjang untuk mempelajari, meninjau, dan menerima update kebijakan privasi hingga tanggal yang ditentukan.
Dalam kesempatan ini, WhatsApp juga memastikan tidak ada akun yang dihapus pada 8 Februari 2021.
"Tidak akan ada akun pengguna yang dihapus pada tanggal 8 Februari 2021. Dalam periode ini, WhatsApp akan terus meluruskan disinformasi yang beredar agar pengguna memahami lebih jelas tentang pembaruan kebijakan privasi ini," kata WhatsApp dalam keterangan yang diterima Liputan6.com.
Advertisement
Pastikan Update Kebijakan Privasi Tak Pengaruhi Chat
WhatsApp lebih lanjut menekankan bahwa kebijakan privasi WhatsApp yang baru tidak mempengaruhi chat atau percakapan grup maupun percakapan pribadi para pengguna.
"Kebijakan privasi ini hanya berlaku untuk percakapan dengan akun Bisnis yang menggunakan WhatsApp API dan memilih provider hosting di luar WhatsApp," kata WhatsApp.
WhatsApp menungumumkan pihaknya menunda pemberlakuan kebijakan privasi baru selama tiga bulan, hingga Mei 2021. Sekadar informasi, mulanya WhatsApp akan memberlakukan kebijakan privasi baru itu mulai 8 Februari 2021.
Penundaan berlakunya kebijakan privasi baru WhatsApp ini dilakukan karena banyak pengguna yang masih bingung apakah kebijakan privasi baru bermaksud mengintegrasikan data mereka dengan Facebook.
"Kami telah mendengar dari begitu banyak orang mengenai kebingungan mereka seputar kebijakan privasi baru WhatsApp. Ada banyak informasi salah yang menyebabkan kekhawatiran dan kami ingin membantu semua orang memahami prinsip dan fakta kami," kata WhatsApp dalam blog, sebagaimana dikutip dari The Verge, Sabtu (16/1/2021).
WhatsApp menyebut akan menggunakan penundaan waktu tiga bulan ini untuk mengkomunikasikan tentang kebijakan privasi baru kepada pengguna dengan lebih baik lagi. Terutama menyoal obrolan pribadi, berbagi lokasi, dan data sensitif lainnya.
"Kami sekarang mundur ke tanggal di mana orang akan diminta untuk meninjau dan menerima persyaratan," kata WhatsApp dalam blog-nya.
(Dam/Why)