Pengamat Sebut WhatsApp Sudah Berbagi Metadata dengan Facebook

Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya membicarakan soal pembagian metadata antara WhatsApp dengan Facebook dalam Inspirato Sharing Session yang digelar Liputan6.com.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 20 Jan 2021, 19:15 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 16:54 WIB
Ilustrasi WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp telah memperbarui kebijakan privasi untuk para penggunanya yang sempat menghebohkan pengguna karena WhatsApp disebut akan berbagi data dengan Facebook.

Namun setelah diluruskan, WhatsApp memastikan tidak ada perubahan soal keamanan pengguna. Pembaruan ini hanya berlaku untuk akun WhatsApp Business yang dapat menggunakan akses hosting dari pihak ketiga.

Kendati demikian, WhatsApp sebenarnya telah berbagi data dengan Facebook. Namun, data yang dibagikan memang bukan percakapan pribadi, melainkan metadata.

Menurut pakar keamanan siber Alfons Tanujaya, metadata yang dibagikan adalah informasi dasar pengguna dan informasi dasar perangkat yang digunakan.

"Jadi, data yang dibagikan itu seperti detail IP dan ISP, jaringan layanan seluler yang dipakai, hingga nomor telepon," ujar Alfons saat Inspirato Sharing Session yang digelar Liputan6.com, Rabu (20/1/2021).

Meski tidak berisi data pribadi atau percakapan pengguna, metadata dapat dimanfaatkan untuk membuat kesimpulan mengenai pengguna dan biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan iklan.

"Metadata sendiri biasanya digunakan untuk keperluan menghadirkan iklan lebih tertarget. Sebagai contoh, iklan mengenai seri smartphone terbaru," tutur Alfons menjelaskan.

Kendati demikian, untuk urusan keamanan percakapan, Alfons mengatakan WhatsApp masih tetap menerapkan enkripsi end-to-end. Karena itu, percakapan di dalam platform masih aman. 

Alfons juga menuturkan, pengumpulan data semacam ini terbilang lumrah dilakukan oleh perusahaan internet. Terlebih untuk layanan gratis, perusahaan memang perlu mencari cara agar bisa mendapatkan pemasukan.

Hanya, Alfons tetap mengingatkan agar pengguna dapat mencegah satu perusahaan menguasai pasar dengan skala terlalu besar. Hal itu perlu dilakukan agar tidak penguasa pasar yang terlalu dominan.

"Apabila mereka terlalu dominan akan mulai memunculkan pelaku yang monopolistik, sehingga seakan-akan pengguna yang membutuhkan layanan mereka," ujar peneliti keamanan siber di Vaksin.com ini.

Tunda Berlakunya Kebijakan Privasi, WhatsApp Pastikan Tak Ada Akun yang Dihapus

WhatsApp Paksa Pengguna untuk Berbagi Data dengan Facebook
WhatsApp Paksa Pengguna untuk Berbagi Data dengan Facebook. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

WhatsApp menunda berlakunya kebijakan privasi WhatsApp hingga 15 Mei 2021. Hal ini dilakukan karena banyak pengguna yang bingung dengan update kebijakan privasi ini.

Apalagi menurut WhatsApp, ada banyak disinformasi yang menimbulkan keresahan bagi pengguna.

Dengan penundaan waktu hingga 15 Mei 2021 ini, pengguna jadi punya waktu lebih panjang untuk mempelajari, meninjau, dan menerima update kebijakan privasi hingga tanggal yang ditentukan.

Dalam kesempatan ini, WhatsApp juga memastikan tidak ada akun yang dihapus pada 8 Februari 2021.

"Tidak akan ada akun pengguna yang dihapus pada tanggal 8 Februari 2021. Dalam periode ini, WhatsApp akan terus meluruskan disinformasi yang beredar agar pengguna memahami lebih jelas tentang pembaruan kebijakan privasi ini," kata WhatsApp dalam keterangan yang diterima Liputan6.com.

Pastikan Update Kebijakan Privasi Tak Pengaruhi Chat

WhatsApp lebih lanjut menekankan bahwa kebijakan privasi WhatsApp yang baru tidak mempengaruhi chat atau percakapan grup maupun percakapan pribadi para pengguna.

"Kebijakan privasi ini hanya berlaku untuk percakapan dengan akun Bisnis yang menggunakan WhatsApp API dan memilih provider hosting di luar WhatsApp," kata WhatsApp.

WhatsApp menungumumkan pihaknya menunda pemberlakuan kebijakan privasi baru selama tiga bulan, hingga Mei 2021. Sekadar informasi, mulanya WhatsApp akan memberlakukan kebijakan privasi baru itu mulai 8 Februari 2021.

Penundaan berlakunya kebijakan privasi baru WhatsApp ini dilakukan karena banyak pengguna yang masih bingung apakah kebijakan privasi baru bermaksud mengintegrasikan data mereka dengan Facebook. 

"Kami telah mendengar dari begitu banyak orang mengenai kebingungan mereka seputar kebijakan privasi baru WhatsApp. Ada banyak informasi salah yang menyebabkan kekhawatiran dan kami ingin membantu semua orang memahami prinsip dan fakta kami," kata WhatsApp dalam blog, sebagaimana dikutip dari The Verge, Sabtu (16/1/2021).

WhatsApp menyebut akan menggunakan penundaan waktu tiga bulan ini untuk mengkomunikasikan tentang kebijakan privasi baru kepada pengguna dengan lebih baik lagi. Terutama menyoal obrolan pribadi, berbagi lokasi, dan data sensitif lainnya.

(Dam/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya