Setelah 14 Tahun, Font Bawaan Microsoft Office Calibri Akan Tinggalkan Windows

Setelah debutnya selama 14 tahun menjadi font default di Microsoft Office, akhirnya Calibri akan meninggalkan Windows.

oleh Arief Rahman H diperbarui 30 Apr 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Microsoft Office
Ilustrasi Microsoft Office (sumber:Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft mengumumkan akan melepas Calibri dari font default (bawaan) Microsoft Office. Setelah debutnya sejak 2007, Calibri akan menyusul Clippy dan Internet Explore yang lebih dulu meninggalkan Windows.

"Calibri telah menjadi font default untuk semua hal Microsoft sejak 2007, ketika ia menggantikan Times New Roman di Microsoft Office," kata tim Desain Microsoft, seperti dikutip dari Ars Technica, Jumat (30/4/2021).

Menanggapi hal ini, Microsoft kini mencari pengganti Calibri untuk menempati posisi font default di sistemnya.

Alih-alih membuka pencarian ke font tulisan yang terdahulu, perusahaan telah memutuskan lima jenis font untuk bersaing.

Di antaranya adalah Tenorite, Bierstadt, Skeena, Seaford, dan Grandview. Kelimanya termasuk dalam model sans serif, yang telah dibocorkan oleh tim desain Microsoft.

 

Font Pengganti

Kandidat Pengganti Font Calibri
Font Pengganti Calibri sebagai Default Font Microsoft. (Dok: Microsoft).

Pilihan pertama, Tenorite tampaknya menjadi pembanding berlawanan dari Calibri, dengan struktur bulat, lebar, dan tajam dengan sudut yang lebih lembut dan proporsi sempit.

Selanjutnya, Bierstadt merupakan jenis baru dari kategori ‘grotesque sans serif’.

Kemudian, Skeena dan Seaford berbasis sans serif yang masing-masing memiliki aspek serif tertentu.

Skeena, berdasar pada tipografi serif, dan Seaford berlandaskan pada desain serif gaya lama.

"Untuk menunjukkan dengan tepat jenis keakraban dan 'kenyamanan' yang harus ditimbulkan oleh jenis huruf tersebut, kami juga melihat gambar kursi berlengan lama: dalam istilah kursi, kami mencari interpretasi praktis dari pusaka keluarga yang indah; kain pelapis yang tahan lama, tidak ada yang terlalu mewah atau bernostalgia," tulis desainer Nina Stössinger.

 

Terinspirasi dari Rambu Jalan

Sementara untuk Grandview, sang desainer Aaron Bell  menyebut ia terinspirasi dari rambu jalan dan kereta api Jerman klasik yang mudah dikenali meski dari jarak jauh dan cuaca gelap.

Atas dasar itu, ia berharap font buatannya juga sesuai dengan prinsip mudah dibaca dan dipahami.

“Ini menghasilkan keterbacaan yang lebih baik pada ukuran yang lebih kecil pada resolusi rendah perangkat, yang penting karena Grandview ditujukan untuk teks tubuh di komputer mana pun yang menjalankan Windows,” tuturnya.

Rencananya, dari kelima kandidat font ini, pemenanganya akan mengantikan Calibri untuk layanan Microsoft365.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya