Joe Biden Teken Perintah Eksekutif, Huawei dan 58 Perusahaan Masuk Daftar Hitam AS

Adapun perintah eksekutif Joe Biden ini memperpanjang larangan era Trump tentang orang Amerika yang berinvestasi di perusahaan Tiongkok yang diduga memiliki hubungan dengan militer Tiongkok.

oleh Yuslianson diperbarui 04 Jun 2021, 18:08 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2021, 18:08 WIB
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang kesetaraan rasial di Ruang Makan Negara Gedung Putih pada 26 Januari 2021, di Washington.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang kesetaraan rasial di Ruang Makan Negara Gedung Putih pada 26 Januari 2021, di Washington. (Foto: AP / Evan Vucci)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali menentukan sikap keras terhadap sejumlah perusahaan teknologi asal Tiongkok.

Hal ini dibuktikan oleh penandatanganan perintah eksekutif oleh Presiden Amerika Serikat ke-47, Joe Biden, pada Kamis (3/6/2021) waktu setempat.

Adapun perintah eksekutif ini memperpanjang larangan era Trump tentang orang Amerika yang berinvestasi di perusahaan Tiongkok yang diduga memiliki hubungan dengan militer Tiongkok.

Dari 48 perusahaan yang masuk ke dalam buku hitam perdagangan AS tersebut, kini bertambah menjadi total 59 bisnis asal Tiongkok, sebagaimana dikutip dari GSM Arena, Jumat (4/6/2021).

Selain Huawei yang kembali masuk ke dalam daftar hitam AS, termasuk produsen chipset SMIC, operator telekomunikasi China Mobile, perusahaan kamera keamanan Hikvision, dan sejumlah besar perusahaan Tiongkok lainnya.

Disebutkan, perintah eksekutif ini akan mulai berlaku pada 2 Agustus 2021.

Sebelum tengat waktu, perusahaan dan individu AS yang berinvestasi di 59 perusahaan ini diizinkan untuk mencairkan dana di perusahaan Tiongkok tersebut dalam kurun waktu 1 tahun pemberlakuan ini.

 

Bakal Nambah Vendor Smartphone Asal Tiongkok Lainnya?

Lebih lanjut, masih belum diketahui secara pasti apakah ada nama perusahaan pembuat smartphone asal Tiongkok lainnya yang bakal masuk ke dalam daftar hitam AS ini.

"Kami berharap beberapa bulan ke depan ... kami akan menambahkan daftar perusahaan lain yang terkena pembatasan perintah eksekutif baru ini," seorang pejabat Gedung Putih.

Tak hanya itu, layanan media sosial dan messaging asal Tiongkok, seperti TikTok dan WeChat pun masih belum diketahui akan ikutan masuk ke dalam dafta hitam tersebut.

Huawei Luncurkan HarmonyOS 2.0

Berita terkait lainnya, Huawei akhirnya secara resmi meluncurkan HarmonyOS 2.0 untuk deretan smartphone mereka yang akan menggantikan sistem operasi milik Google, yakni Android.

Dalam proses migrasi besar-besaran tersebut, Huawei berencana untuk menggantikan OS Android di 100 perangkat (smartphone dan tablet) ke HarmonyOS 2.0.

Rencananya, perusahaan asal Tiongkok ini akan mulai merilis HarmonyOS 2.0 pada Juni 2021 hingga tahun depan.

(Ysl/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya