Liputan6.com, Jakarta - Lintasarta mendorong pemerintah daerah memanfaatkan teknologi digital dan membangun desa wisata berbasis smart city maupun smart tourism. Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan para turis mengakses wilayah pariwisata.
"Selama ini, komitmen pemerintah dan operator untuk membangun akses komunikasi dan internet sangat serius. Maka itu, mari berkolaborasi bersama membangun pariwisata ekonomi Indonesia menjadi lebih pintar, kota demi kota, dan kita tingkatkan aktivitasnya bersama-sama," tutur Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (19/7/2021).
Baca Juga
Menurut Arya, ICT merupakan komponen utama yang dibutuhkan untuk memasarkan industri pariwisata pada masyarakat secara lebih luas. Adapun ICT sendiri mencakup tiga komponen, yakni infrastruktur, digitalisasi, dan smart city.
Advertisement
Untuk komponen infrastruktur, pemerintah telah membangun infrastruktur ICT hingga menjangkau daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Hal ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur BTS 4G dan VPS oleh Kementerian Komunikasi untuk melayani aplikasi terpusat kota maupun kabupaten.
"Setelah infrastruktur dikembangkan, maka selanjutnya adalah mendorong digitalisasi," tutur Arya. Sementara untuk mendorong digitalisasi, Arya menuturkan hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi daerah melalui penggunaan teknologi digital, seperti penggunaan QRIS untuk pembayaran tanpa kontak fisik, e-UMKM, e-Tourism, dan e-Farmer.
Terkhir, adalah penerapan smart city yang mampu meningkatkan pelayanan dan menjadi alat bantu para pembuat kebijakan. Konsep smart city juga mencakup implementasi business intelligence atau big data, termasuk melakukan data sharing yang dapat digunakan komunitas pengembang.
“Intinya, bagaimana mendigitalisasi infrastruktur, pemerintah, dan masyarakat. Seluruh pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk memperoleh solusi dalam mengembangkan sektor pariwisata,” kata Arya.
Pemanfaatan Cloud
Arya pun menuturkan, beberapa teknologi pendukung digitalisasi yang sudah disebutkan di atas adalah memerlukan teknologi inti, yakni cloud. IDC sendiri memperkirakan penggunaan cloud di seluruh sektor industri di Indonesia akan melesat menjadi Rp 27,3 miliar atau mencapai 201,8 persen pada 2025.
Untuk itu, Lintasarta pun berupaya menunjang ICT di Indonesia melalui penyediaan cloud yang dapat digunakan industri pariwisata. Sistem komputasi awan ini dapat dimanfaatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan di sektor pariwisata, termasuk para wisatatawan memperoleh kemudahan dalam berbagai akses.
Advertisement
Lintasarta Cloudeka
Lintasarta pun memperkenalkan solusi cloud untuk menunjang kebutuhan tersebut dengan nama Lintasarta Cloudeka.
Menurut Arya, Lintasarta Cloudeka meruapkan penyedia cloud yang dapat diandalkan untuk membangun serti memelihara kemitraan yang kuat untuk meningkatkan bisnis lokal lewat penyediaan layanan cloud menyeluruh.
"Cloudeka hadir untuk berkolaborasi bersama mulai startup hingga perusahaan besar. Cloudeka lahir agar kita bisa membangun lebih baik, untuk anda, untuk kita, dan untuk bangsa," tutur Arya.
(Tin/Ysl)