Liputan6.com, Jakarta - Hari Tanpa Bayangan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia selama kurang lebih satu minggu, yakni mulai dari 8-14 Oktober. Fenomena ini terjadi karena sumbu rotasi Bumi yang miring 66,6 derajat terhadap ekliptika.
Adapun pada hari ini, 11 Oktober 2021, fenomena tersebut dapat diamati di beberapa wilayah, seperti Bandung, Semarang, hingga Surabaya. Lantas, kapan warga di wilayah tersebut dapat melihat fenomena Hari Tanpa Bayangan? Dikutip dari laman situs web LAPAN, berikut ini daftar lengkapnya.
- Bandung: 11 Oktober 2021 pukul 11:36:19 WIB
- Semarang: 11 Oktober 2021 pukul 11:25:04 WIB
- Surabaya: 11 Oktober 2021 pukul 11:15:44 WIB
- Sumenep: 11 Oktober 2021 pukul 11:11:18 WIB.
- Kangean: 11 Oktober 2021 pukul 11:04:45 WIB
Sebagai informasi, Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa (Pussainsa) Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, menjelaskan fenomena ini terjadi karena Matahari tidak selalu berada di atas garis katulistiwa (lintang 0°), tapi berada di lintang 23,4 derajat LU (garis balik utara) hingga 23,4 derajat LS (garis balik selatan).
Advertisement
Baca Juga
Wilayah yang terletak di antara dua garis balik ini membuatnya bisa mengalami Matahari di atas tempat tersebut ketika tengah hari, sebanyak dua kali setahun.
"Pulau Jawa terletak di antara lintang 6-8 derajat LS atau berada di sebelah selatan garis katulistiwa. Dengan begitu, Matahari akan berada di atas pulau Jawa beberapa hari setelah Ekuinoks September dan beberapa hari sebelum Ekuinoks Mare,” ujar Andi, dikutip dari keterangan LAPAN BRIN.
Andi menyebutkan dampak fenomena ini adalah ketika tengah hari, tidak ada bayangan yang terbentuk dari benda tegak tak berongga (seperti tongkat, tiang, dsb). Oleh karenanya, fenomena ini disebut juga sebagai Hari Tanpa Bayangan di Pulau Jawa.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peristiwa Hari Tanpa Bayangan
Selain itu saat tengah hari, ketika sinar Matahari datang tegak lurus permukaan Bumi, intensitas radiasi Matahari akan maksimum. Sehingga, ketika tutupan awan sangat minim, suhu permukaan Bumi saat siang hari akan maksimum.
Hal ini tidak berlaku saat tutupan awan cukup besar sehingga suku permukaan Bumi cenderung menurun. Meskipun hawa gerah tetap dapat dirasakan akibat berkurangnya kelembaban.
Menyikapi hal tersebut, Andi mengimbau masyarakat agar tidak panik. Masyarakat perlu mengkondisikan tubuh agar selalu terhidrasi dengan baik, dan menggunakan alat pelindung seperti tabir surya, payung, topi ataupun alat pelindung lainnya.
Advertisement
Cara Cek Hari Tanpa Bayangan
Untuk mengecek hilangnya bayangan saat tengah hari ketika Hari Tanpa Bayangan, siapkan benda tegak seperti tongkat, tiang, spidol, botol, dsb. Letakkan benda di permukaan yang rata," katanya.
Andi menambahkan, jika tidak ada benda-benda seperti tongkat, dan lain-lain, dapat menggunakan bandulan dalam keadaan setimbang.
Pastikan untuk mengkalibrasikan jam yang akan digunakan untuk menandai waktu melalui http://jam.bmkg.go.id.
"Kemudian amati bayangan yang dihasilkan oleh benda pada tanggal dan jam yang sudah ditentukan,” kata Andi.
(Dam/Ysl)