Anak Perusahaan Surge Gandeng Mitsui & Co Bangun Serat Optik Berkapasitas Besar

Weave, anak perusahaan Surge baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Mitsui & Co. untuk pembangunan serat optik di Pulau Jawa.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 07 Nov 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2021, 17:00 WIB
Surge
Penggelaran fiber optik yang dilakukan di sepanjang rel kereta api oleh Weave anak perusahaan Surge. (Ist.)

Liputan6.com, Jakarta - Weave, anak perusahaan Surge baru saja mengumumkan kerja sama dengan perusahaan asal Jepang, Mitsui & Co. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman untuk bersama mendorong pembangunan infrastruktur jaringan serat optik berkapasitas besar di Pulau Jawa.

Dalam nota kesepahaman itu, kedua perusahaan berencana untuk melakukan kolaborasi dalam memfasilitasi transfer pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan infrastruktur digital dan kemungkinan investasi bersama.

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat penggelaran serat optik di sepanjang rel kereta api di sejumlah lokasi, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain itu, kolaborasi ini juga dapat meningkatkan layanan berkualitas tinggi bagi para mitra.

"Kerjasama ini merupakan validasi atas misi dan model bisnis Surge untuk menghadirkan konektivitas bagi masyarakat luas, terutama di kabupaten dan kota Tier-2 dan Tier-3 di Indonesia yang belum memiliki akses internet yang berkualitas dan terjangkau," tutur CEO Surge Hermansjah Haryono dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (7/11/2021).

Sebagai informasi, Weave sendiri merupakan salah satu tiga pilar bisnis Surge. Perusahaan ini merupakan neutral carrier provider and colaborator yang fokus pada konektivitas berkapasitas tinggi sekaligus mendukung transformasi digital bagi ISP lokal termasuk bisnis data center.

Sejak akhir 2019, Surge melalui Weave telah memulai pembangunan 144 core serat optik di sepanjang rel kereta api milik KAI. Core tersebut sudah membentang dengan panjang 2.800 km atau lebih dari 580 stasiun yang berada di 9 wilayah operasional.

Pengembangan ini didesain untuk meningkatkan jaringan infrastruktur data yang cepat, stabil, dan memiliki kapasitas bandwidth besar, mencapai 15.000Gbps sesuai dengan studi kelayakan yang dilakukan Surge dengan PT KAI.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Surge Finalisasi Tahap Awal Penggelaran Serat Optik Ruas Jakarta-Bandung

Ilustrasi Kabel Serat Optik, Fiber Optik
Ilustrasi Kabel Serat Optik, Fiber Optik. Kredit: PDPics via Pixabay

Sebelumnya, Surge melalui anak usahanya, Weave merampungkan finalisasi tahap awal penggelaran jaringan serat optik di ruas Jakarta - Cikarang dan Jakarta - Bandung.

Penggelaran jaringan di sepanjang jalur 127,4 km ini ditargetkan rampung pada akhir September 2021. Perusahaan juga telah merencanakan komersialisasi infrastruktur yang dibangun khususnya bagi mitra bisnis maupun konsumen langsung melalui berbagai inisiatif.

"Meskipun ada penyesuaian pengerjaan proyek dengan protokol kesehatan yang ketat di berbagai lokasi di Pulau Jawa tempat kami beroperasi, kami optimistis rencana untuk penyelesaian keseluruhan jaringan sepanjang 2.800 km ini dapat kami akselerasi sampai akhir tahun 2021," ujar CEO Surge, Hermansjah Haryono, dikutip Sabtu (21/8/2021).

Hal ini, kata Hermansjah, dapat terealisasi berkat berbagai strategi. Pertama, pemasangan serat optik sepanjang rel kereta di lahan milik PT KAI cenderung lebih cepat dan lebih bebas gangguan dibandingkan daripada pemasangan serat optik di sepanjang jalan provinsi atau jalan kabupaten.

"Kedua, belajar dari periode pembatasan sebelumnya, kami telah memitigasi hal ini dengan menambahkan fase proyek hingga meningkatkan efektifitas human resources sehingga pengerjaannya dapat lebih efisien juga efektif," tutur Hermansjah.


Potensi Komersialisasi

Mengenai potensi komersialisasi, Hermansjah menyatakan menargetkan pendapatan Surge sebesar Rp 314 Miliar pada tahun 2022 melalui yang didapatkan dari kombinasi penyewaan dark fiber, kemitraan dengan ISP, penyewaan colocation data center, iklan dari free Wi-Fi, dan sinergi serta kolaborasi antar produk dalam ekosistem Surge.

"Saat ini kami sedang berdiskusi dengan intens dengan para calon pengguna kami khususnya penyedia teknologi di daerah kawasan industri Cikarang hingga perencanaan kerjasama untuk konektivitas terjangkau dengan beberapa lokasi Desa di Pulau Jawa," kata Hermansjah.

Layanan Surge sebelumnya yang telah dapat dinikmati masyarakat luas adalah layanan wifi gratis di fasilitas commuter line Jabodetabek dan stasiun kereta api, media kreatif Linikini, serta berbagai aplikasi menarik untuk program loyalti, pengantaran makanan, konsultasi pertanian hingga marketplace asuransi mikro.

Perusahaan kini juga secara bertahap mengerjakan teknologi berbasis aplikasi untuk sektor ritel, logistik, gaya hidup, kesehatan, layanan publik, dan media & hiburan.

Pengembangan infrastruktur digital seperti jaringan serat optik diharapkan dapat memaksimalkan manfaat maupun memberikan nilai tambah bagi media periklanan maupun pengembangan teknologi berbasis aplikasi.

(Dam/Isk)


Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya