Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui BAKTI Kemkominfo bakal membangun Hot Backup Satellite (satelit HBS) sebagai satelit cadangan bagi Satria 1. Proses pengadaan satelit HBS telah dilakukan sejak 19 Oktober 2021 hingga 24 Februari 2022.
Berdasarkan hasil lelang, operator satelit dipercayakan pada Kemitraan Nusantara Jaya. Di mana, satelit HBS akan dibangun pabrikan Amerika Serikat Boeing.
Baca Juga
"Satelit HBS menggunakan teknologi pabrikan Boeing dengan roket launcher Falcon 9 milik SpaceX. Satelit ini akan ditempatkan di slot orbit 113 derajat Bujur Timur," kata Direktur Utama BAKTI Anang Latif, dalam konferensi pers di Kemkominfo yang diikuti secara daring, Jumat (11/3/2022).
Advertisement
Satelit internet cepat yang menjadi backup bagi Satria 1 ini akan memiliki kapasitas 80Gbps.
Anang menjelaskan, untuk membangun satelit backup bagi Satria 1 ini, belanja modal (capex) yang dibutuhkan adalah Rp 5,2 triliun.
Rencananya, pembangunan satelit HBS bakal dilakukan mulai kuartal 1 2022 dan dijadwalkan meluncur pada kuartal 1 2023. Sementara, operasional satelit backup ini diharapkan mulai pada kuartal 4 2023.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kenapa Satria 1 Butuh Satelit Backup?
Menurut Anang, satelit ini dinamakan sebagai Hot Backup Satellite (HBS) karena fungsinya yang merupakan backup atau cadangan jika satelit internet cepat Satria 1 yang kini dalam tahap pembangunan mengalami anomali saat diluncurkan.
Dengan kapasitas transport 80Gbps yang dimilikinya, satelit HBS juga akan menjadi cadangan jika Satria 1 mengalami gangguan selama masa operasionalnya selama 15 tahun mendatang.
"Penyediaan Satria 1 perlu didukung satelit backup HBS, jika terjadi anomali selama masa peluncuran maupun gangguan selama masa operasional 15 tahun mendatang," kata Anang.
Advertisement
Punya Stasiun di Bumi
Punya 7 Stasiun di BumiAnang mengatakan, satelit HBS akan memiliki tujuh stasiun di Bumi yang letaknya di berbagai kota di Indonesia.
Adapun kota-kota tempat stasiun Bumi yang dimaksud akan ada di Banda Aceh, Bengkulu, Cikarang Jawa Barat, Gresik Jawa Timur, Banjarmasin Kalimantan Selatan, dan Kupang Nusa Tenggara Timur.
Menurutnya, satelit HBS akan memiliki 2 set satellite control center dan backup. Stasiun control center primer bakal ditempatkan di Cikarang dan subsistemnya ditempatkan di Banda Aceh. Untuk backup, stasiun control centernya ditempatkan di Banjarmasin dan Kupang.
Anang lebih lanjut memberi penjelasan, potensi penerima manfaat satelit ini mencakup 93.000 titik sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA, Madrasah, dan Pesantren. Selain itu sektor kesehatan di 3700 titik Puskesmas, Rumah Sakit, dan fasilitas lainnya.
Titik keamanan dan pelayanan publik di 3.900 pos TNI dan Polri. Terakhir, layanan internet cepat dari satelit HBS diharapkan bisa menyokong e-government di 47.900 kantor desa dan kelurahan. Dengan begitu, desa dan kelurahan bisa terhubung dengan pusat dengan baik dan cepat.
(Tin/Ysl)
Infografis Tentang Satelit Indonesia
Advertisement