Hacker Curi Kripto Senilai Rp 8 Triliun dari Ronin Network Game Axie Infinity

Ronin Network menyebutkan, peretas menggunakan private keys curian dan mencuri 173.600 token Ethereum dan 25,5 juta USDC senilai Rp 8 triliun.

oleh Yuslianson diperbarui 30 Mar 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2022, 15:00 WIB
Hacker
Ilustrasi (Sumber : beliefnet.com

Liputan6.com, Jakarta - Seorang hacker dikabarkan telah mencuri token Ethereum dan USDC senilai USD 620 juta (Rp 8 Triliun) dari Ronin Network.

Adapun Ronin Network dibuat oleh pengembang Sky Mavis, dan bertindak untuk mendukung dan sarana transaksi di dalam game NFT berjudul Axie Infinity.

Ronin Network menyebutkan, peretas menggunakan private keys curian--password yang diperlukan untuk mengakses dana kripto--dan kabur dengan uang tersebut.

Dilansir Bleeping Computer, Rabu (30/3/2022), pelaku peretasan Ronin ini mencuri 173.600 token Ethereum dan 25,5 juta USDC dalam dua transaksi.

“Peretasan ini terjadi karena rekayasa sosial, bukan kesalahan teknis,” kata Aleksander Larsen, kepala operasi dan salah satu pendiri Sky Mavis.

Pada saat berita int dipublikasi, sebagian besar dana hasil peretasan Ronin Network tersebut masih tersimpan di dalam dompet pelaku kejahatan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bekukan Sementara Akses ke Ronin Network

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Hingga saat ini, pengguna tidak dapat menarik atau menyetor dana ke Ronin Network.

Aleksander mengatakan, Sky Mavis berkomitmen untuk memastikan semua dana yang dicuri akan diganti.

Setelah aksi peretasan ini, pengembang telah meningkatkan validator dari lima menjadi delapan dan berkomunikasi secara intensif dengan tim keamanan di bursa utama.

Kronologi Serangan Rusia Dijual dalam Bentuk NFT

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)

Pemerintah Ukraina mengumumkan bahwa mereka telah menjual non-fungible token (NFT), berdasarkan kronologi operasi militer Rusia di negara itu.

Pengumuman itu disampaikan Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov melalui Twitter resminya. Adapun, penjualan ini dilakukan untuk mengumpulkan dana.

"Ketika Rusia menggunakan tank untuk menghancurkan Ukraina, kami bergantung pada teknologi blockchain revolusioner," kata Fedorov, dikutip Minggu (27/3/2022).

(Ysl/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya