Eks Dirut Indosat Ooredoo Alex Rusli Jadi Penasihat di Fintech Startup Danacita

Eks Direktur Utama Indosat Ooredoo itu bergabung dengan nama-nama lainnya di jajaran penasihat di Danacita, seperti Gita Wirjawan, Prof. Roy Sembel, dan Ismeth Wibowo.

oleh M Hidayat diperbarui 13 Mei 2022, 12:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2022, 12:30 WIB
Eks CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli Berbagi Tips Bisnis Dunia Digital
Eks Dirut Indosat Ooredoo Alex Rusli Jadi Penasihat di Fintech Startup Danacita

Liputan6.com, Jakarta - Danacita, fintech startup penyedia solusi pembiayaan pendidikan mengangkat Alex Rusli sebagai penasihat Danacita. Eks Direktur Utama Indosat Ooredoo itu bergabung dengan nama-nama lainnya di jajaran penasihat, seperti Gita Wirjawan, Prof. Roy Sembel, dan Ismeth Wibowo.

"Kami sangat senang akan bergabungnya Pak Alex sebagai salah satu Advisor kami di Danacita. Dukungan dan masukan yang diberikan beliau akan membantu Danacita berkembang lebih pesat lagi untuk melayani seluruh kebutuhan pembiayaan pendidikan masyarakat Indonesia," ujar Ketty Lie, Co-Founder di Danacita.

Ketty pun menyoroti pengalaman Alex di berbagai sektor. Menurut dia, itu akan sangat berharga bagi perusahaan.

Alex Rusli meraih titel PhD di bidang Teknologi Informasi dari Curtin University of Technology di Australia. Selain jabatan di Indosat Ooredoo, dia pernah menjadi Staf Khusus di Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian BUMN. Kini, dia lebih banyak berperan aktif sebagai advisor dan board di perusahaan digital di Indonesia.

"Pendidikan merupakan hal paling penting untuk mendukung masa depan sebuah bangsa dalam meraih cita-cita yang diharapkan," kata Alex.

Alex berharap peran Danacita sebagai penyedia solusi pembiayaan pendidikan (fintech startup) dapat memberikan kontribusi lebih baik bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

Hasil Sensus 2020

Hasil Sensus Penduduk 2020 menyatakan, sebanyak 65% penduduk di Indonesia adalah tamatan SMP dan hanya 8,5% yang lulus perguruan tinggi.

Jenjang pendidikan yang tidak merata ini disebabkan oleh tantangan ekonomi yang masih sering dihadapi calon pelajar untuk membayar biaya pendidikan mereka.

Keadaan ini mendorong Danacita untuk terus berinovasi dan memberikan pilihan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan pelajar Indonesia.

Dengan slogan "Solusi Cerdas Biaya Kuliah dan Kursus", pengajuan pembiayaan pendidikan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, secara daring .

Danacita telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2018 dan mengantongi izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Danacita juga merupakan anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dan tersertifikasi ISO 27001.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Eks Menkominfo Rudiantara Jadi Ketua Indonesia Fintech Society

Seminar Konsolidasi untuk Sehatkan Industri Telekomunikasi
Menkominfo Rudiantara di Seminar Konsolidasi untuk Sehatkan Industri Telekomunikasi. Dok: Indonesia Technology Forum

Diwartakan sebelumnya, Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara secara resmi ditunjuk sebagai Ketua dari forum diskusi kebijakan financial technology (fintech) dan ekonomi digital, Indonesia Fintech Society (IFSoc).

Pergantian posisi Ketua IFSoc ini dilakukan mengingat Mirza Adityaswara, terpilih sebagai Wakil Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Periode 2022 hingga 2027.

Mengutip siaran per IFSoc, Selasa (26/4/2022), pemilihan ketua ini digelar dalam acara syukuran dan buka puasa bersama Steering Committee dan Organizing Committee IFSoc yang berlangsung di Jakarta, 21 April 2022 lalu.

Dalam kegiatan tersebut, semua peserta IFSoc, melalui musyawarah yang dipimpin oleh Steering Comitee dan juga ekonom senior CORE Indonesia, Hendri Saparini, sepakat untuk memilih Rudiantara sebagai Ketua IFSoc.

Ketua IFSoc terpilih, Rudiantara, dalam sambutannya, mengatakan bahwa ada tiga kekuatan utama yang menjadikan IFSoc menjadi besar seperti sekarang.

Pertama, setiap anggota steering commitee dan organizing committee memiliki kapablitas luar biasa yang saling melengkapi di masing-masing bidang.

 

Selanjutnya

Kedua, masing-masing anggota Steering Committee memiliki kepercayaan dari pemangku kepentingan (stakeholders) eksternal.

Lalu ketiga, kata Rudiantara, adalah kemampuan komunikasi publik yang diterima dengan baik oleh masyarakat sehingga IFSoc dapat memberikan rekomendasi kepada para stakeholders secara lebih berimbang.

"Saya akan melanjutkan IFSoc ini dengan menjalankan organisasi secara seimbang karena kita punya resources yang luar biasa yang bisa saling melengkapi," kata Rudiantara.

Lebih lanjut, menurut Rudiantara, tulisan-tulisan IFSoc di media massa didengar dengan baik dan dapat menjadi acuan kebijakan regulator dalam pembuatan kebijakan yang lebih baik dan bersifat forward looking.

"Jembatan ekosistem ini yang harus kita jaga dengan baik," kata Menkominfo Republik Indonesia periode 2014 hingga 2019 ini.

 

Penyeimbang Stakeholder

Sementara, Mirza Adityaswara, menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh keluarga besar IFSoc, yang dalam dua tahun terakhir telah berkontribusi melalui IFSoc.

Mirza berharap, IFSoc dapat memberikan manfaat yang lebih luas ke depannya, melalui rekomendasi-rekomendasi kebijakan di bidang fintech dan ekonomi digital.

"IFSoc berdiri di tengah pandemi Covid-19 yaitu November 2020 karena ada kebutuhan untuk menjembatani industri fintech, masyarakat, akademisi, dan regulator," kata Mirza.

Ia pun berharap, IFSoc dapat semakin besar dan bisa mengambil peran, sebagai penyeimbang di antara berbagai stakeholder, dalam ekosistem ekonomi digital, khususnya sektor fintech. 

INFOGRAFIS: Subsidi Kuota Internet Untuk Peserta Didik (Liputan6.com / Abdillah)

INFOGRAFIS: Subsidi Kuota Internet Untuk Peserta Didik (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Subsidi Kuota Internet Untuk Peserta Didik (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya