Liputan6.com, Jakarta - Kebocoran data sedang marak terjadi di Indonesia, bahkan dengan jumlah data bocor yang terbilang fantastis.
Salah satu yang terbaru adalah dugaan bocornya 1,3 miliar data registrasi SIM Card yang mencakup data pribadi seperti NIK dan nomor telepon. Insiden ini menambah kasus kebocoran data di Tanah Air.
Baca Juga
"Data pribadi saat ini menjadi semakin penting karena rentan disalah gunakan terutama di ranah digital," kata pakar keamanan siber dan Presiden Direktur ITSEC Asia, Andri Hutama Putra.
Advertisement
"Oleh karena itu isu bagaimana melindungi data pribadi perlu untuk dipahami betul oleh seluruh elemen masyarakat," kata Andri melalui siaran persnya, Jumat (9/9/2022).
Andri mengatakan, perlindungan data pribadi memang menjadi pilar penting bagi lembaga atau perusahaan yang mengumpulkan data pribadi masyarakat, dalam menjalankan kegiatannya.
Di satu sisi, melindungi data pribadi juga dirasa perlu dimulai dari diri sendiri. Menurut Andri, kebocoran data banyak juga terjadi di tingkat individu yang disebabkan oleh ketidak hati-hatian dalam beraktivitas digital.
"Sehingga perlu untuk memperhatikan bagaimana cara-cara kita beraktivitas digital untuk memproteksi data pribadi kita di dunia maya," imbuhnya.
ITSEC Asia pun memberikan enam tips bagi masyarakat untuk memproteksi data pribadi di dunia maya pada tingkat individu, demi mengurangi risiko bahaya kebocoran data.
Â
Â
Email dan Password
1. Bedakan email untuk berbagai kebutuhan
Masih banyak masyarakat yang menggunakan satu alamat email untuk semua kebutuhan mulai dari layanan perbankan, transaksi, media sosial, subscription, dan lain-lain.
Menurut pakar, ini sangat berbahaya bagi data pribadi masing-masing, karena saat email tersebut diserang, semua informasi yang tertera di dalamnya rentan dicuri.
Maka dari itu, masyarakat disarankan memakai alamat email untuk tujuannya masing-masing, misalnya membedakan alamat untuk media sosial dan kebutuhan transaksi.
2. Gunakan password yang kuat dan ganti secara berkala
Gunakanlah password yang kuat. Hindari password yang gampang ditebak seperti hanya dari nama. Kombinasikan password dengan huruf besar, angka, atau tanda baca agar password tidak mudah ditebak.
Ganti password secara berkala. Ini merupakan salah satu cara paling ampun dalam menjaga data pribadi agar tidak mudah dicuri.
Â
Â
Advertisement
Jangan Klik Sembarangan dan Pakai Antivirus
3. Jangan klik tautan mencurigakan dan jangan mengunduh aplikasi sembarangan
Masyarakat diminta untuk tidak sembarangan membuka tautan yang mencurigakan saat menggunakan internet, demi menghindari serangan phising yang meretas informasi seperti data akun atau data pribadi lain.
Jangan juga mengunduh aplikasi-aplikasi yang mencurigakan atau bukan dari situs terpercaya.
Cek ulang alamat website yang dikunjungi, karena seringkali, pelaku kejahatan dunia maya kerap memalsukan sebuah situs demi memancing pengguna.
4. Gunakan antivirus dan fitur pengaman aplikasi
Gunakan antivirus pada perangkat untuk melindungi perangkat dari infeksi malware.
Gunakan juga fitur-fitur pengaman pada aplikasi atau perangkat yang sudah disediakan seperti Two Factor Authentication (2FA), One Time Password (OTP), End- to-end encryption, setelan privasi, peringatan masuk akun, dan lainnya.
Selain itu, kenali dan aktifkan fitur-fitur tersebut untuk menambah keamanan saat berinternet.
Â
Update Aplikasi dan Jangan Bagikan Informasi Penting
5. Update aplikasi dan hapus yang tidak terpakai
Perhatikan juga aplikasi yang terpasang di perangkat. Segera lakukan pembaruan atau update apabila ada pembaruan untuk sebuah aplikasi ke versi terbaru.
Biasanya, update dilakukan juga untuk memperkuat celah keamanan dari temuan-temuan yang ada. Hapus juga aplikasi-aplikasi yang tidak terpakai, apalagi yang sudah tidak dijalankan oleh pengembang.
6. Jangan membagikan informasi-informasi penting di dunia digital
Jangan sembarangan membagikan informasi penting seperti KTP, foto tiket atau passport, QR code, atau informasi pribadi seperti nama ibu dan nomor pribadi saat berinternet atau menggunakan media sosial.
Menurut pakar, banyak cara yang bisa dilakukan penjahat siber dari pencurian identitas, atau informasi penting yang dimanipulasi untuk berbagai kejahatan seperti pembobolan akun dan penipuan dari identitas yang dicuri.
Apabila menemukan adanya peretasan, segera identifikasi sumbernya misalnya dari email atau aplikasi.
Kemudian segera identifikasi dan amankan data yang diretas, misalnya dengan menghubungi pihak aplikasi untuk reset password atau mengganti informasi rahasia dalam sistem autentikasi.
(Dio/Ysl)
Â
Advertisement