Masuk Daftar Time 100 Next, Bill Gates Apresiasi Aktivis Farwiza Farhan Lindungi Ekosistem Leuser

Bill Gates mengapresiasi aktivis Farwiza Farhan yang masuk dalam daftar Time 100 Next lewat aktivitasnya melindungi Taman Nasional Gunung Leuser Aceh.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Sep 2022, 14:13 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2022, 14:02 WIB
Farwiza Farhan Aktivis Lingkungan Aceh
Farwiza Farhan Aktivis Lingkungan Aceh Masuk Daftar Sosok Inspiratif TIME 2022 (Sumber: Instagram/wiiiiza)

Liputan6.com, Jakarta - Farwiza Farhan, aktivis asal Aceh yang rutin menggalakkan kelestarian lingkungan berhasil masuk dalam Time 100 Next 2022 Kategori Leaders. Sebagai informasi, daftar ini biasanya diisi sosok inspiratif di berbagai bidang yang berasal dari seluruh dunia.

Masuknya Farwiza dalam daftar ini, menurut Jane Goodall, tidak lepas dari aktivitasnya dalam menjaga lingkungan.  

"Mempertahankan ekosistem dari industri, pembangunan dan pemburu liar, seperti yang dilakukan Farwiza Farhan dan rekan-rekan aktivisnya adalah pekerjaan penting," tulis Jane.

Keberhasilan Farwiza masuk dalam daftar Time 100 Next 202 juga mendapatkan apresiasi dari Bill Gates. Melalui akun Twitternya, ia menyebut sosok seperti Farwiza membuatnya optimistis akan masa depan manusia.

"Pemimpin seperti @wiiza membuat saya optimistis akan masa depan kita. Awal tahun ini, saya berkesempatan bertemu Farwiza dan sangat terkesan dengan karyanya dalam melindungi ekosistem Leuser di Indonesia," tulisnya lewat akun @BillGates.

Sebelum masuk daftar Time 100 Next, sosok Farwiza dalam melindungi ekosistem alam di Leuser memang telah dikenal sejak lama. Ia memilih Taman Nasional Gunung Leuser sebagai tempat utama konservasinya, karena ia menyadari ekosistem alam yang terjaga akan memberikan dampak besar bagi alam dan seisinya.

Ia mengibaratkan Leuser sebagai tempat terakhir di Bumi. Sebab, hanya di Leuser, orangutan, badak, gajah, dan harimau hidup berdampingan di alam liar.

Wanita yang akrab dipanggil Wiza ini juga mendorong kebijakan sekaligus advokasi terkait Taman Nasional Gunung Leuser. Hal ini juga dilakukan untuk meningkatkan akses dan memperdalam keterlibatan perempuan maupun komunitas lokal dalam pembuatan kebijakan terkait lingkungan.

Punya Segudang Prestasi

Farwiza Farhan Aktivis Lingkungan Aceh
Farwiza Farhan Aktivis Lingkungan Aceh Masuk Daftar Sosok Inspiratif TIME 2022 (Sumber: Instagram/wiiiiza)

Di kalangan aktivis, Farwiza Farhan merupakan sosok yang sangat disegani. Ia bersama para konservator lainnya punya andil kuat dalam melestarikan alam, orangutan, badak, gajah dan harimau di Hutan Leuser. Perjuangan Farwiza membela lingkungan inilah yang akhirnya melahirkan segudang penghargaan.

Wiza pernah meraih penghargaan Pritzker Emerging Environmental Genius Award 2021 dari Institute of the Environment and Sustainability, Universitas California, Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Sebelumnya, wanita kelahiran Banda Aceh, 1 Mei 1986 itu juga meraih National Geographic Wayfinder Award 2022, pemenang 2021 Pritzker Emerging Environmental Genius Award, dan Whitley Awards 2016.

Kebersamaannya dengan Leonardo DiCaprio bahkan juga menjadi sebuah prestasi tersendiri. Kala itu ia memajang foto bareng sang aktor bersama dengan sepasang gajah Sumatera di Hutan Leuser. 

Hingga baru-baru ini potret dan namanya tercantum bersanding dengan deretan orang berpengaruh di seluruh dunia dalam majalah TIME 2022.  

Mendirikan Yayasan HAkA

Farwiza Farhan Aktivis Lingkungan Aceh
Farwiza Farhan Aktivis Lingkungan Aceh Masuk Daftar Sosok Inspiratif TIME 2022 (Sumber: Instagram/wiiiiza)

Wiza sempat bekerjasama dengan Badan Pengelolaan Leuser. Kala itu ia meninggalkan pekerjaanya yang ia sebut nyaman di Queensland Australia. T

awaran bekerja jadi konservator itu seketika diiyakan, tapi Wiza hanya bertahan 1.5 tahun. Hal inilah yang menggugah nya mendirikan sebuah Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA).

Lewat lembaga swadaya ini, Wiza bersama dengan masyarakat setempat pun telah meluncurkan beragam kampanye yang melibatkan berbagai pemimpin lingkungan. Wiza menganggap memperkuat masyarakat sipil dan memberdayakan hidup komunitas merupakan tanggung jawab utama pekerjaan konservasi. 

Dikutip dari The Orangutan Project, Wiza percaya bahwa konservasi yang dilakukannya harus inklusif dan melibatkan komunitas setempat. Lewat Yayasan HAkA, dia bersama dengan masyarakat setempat meluncurkan beragam kampanye. 

“Aspek utama dalam pekerjaanku di antaranya berkontribusi menentukan arah organisasi sekaligus mengelola day to day campaign yang tengah dijalankan,” kata Wiza kepada Orangutan Project

Alam memang membuat Wiza jatuh cinta. Wanita berlatarbelakang pendidikan Universitas Sains Malaysia Jurusan Biologi Kelautan itu sempat marah melihat rusaknya terumbu karang akibat perubahan iklim. 

Beraksi Bersama Ranger Perempuan

Lewat HAkA, Wiza mempunyai Visi menciptakan Aceh yang kuat, sehat dari segi sosial, financial dan lingkungan. Ia menggaet para perempuan untuk menanamkan rasa kepedulian terhadap alam. 

Ia juga mendirikan Ranger Mpu Euten atau penjaga hutan beranggotakan perempuan. Sebagai salah satu cara mempertahankan tutupan hutan kawasan Leuser yang terus menyusut.

Awal keinginan Wiza melindungi hutan berasal dari kecintaanya pada satwa liar. Lalu orang-orang yang bekerja dengannya lah yang membuatnya terus maju untuk mewujudkannya.

(Dam/Isk)

Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triiyasni)

Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triiyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya