Liputan6.com, Jakarta - Situs jual beli online OLX disebut-sebut bakal melakukan pemutusan hubung kerja (PHK) terhadap 300 dari 1000 karyawannya.
Informasi ini terungkap laporan dari laporan sejumlah sumber yang mengetahui kabar tersebut, kepada DealStreetAsia.
Baca Juga
Dilansir DealStreetAsia, Rabu (1/2/2023), OLX Group bakal melakukan pengurangan jumlah karyawan mereka di Indonesia.
Advertisement
Disebutkan, 300 dari 1000 karyawan mereka yang ada di Indonesia bakal terdampak dengan keputusan OLX PHK ini.
Tak hanya itu, perusahaan juga berniat untuk mengubah format model bisnis ke konsumen (business to consumer/B2C) ke model konsumen ke bisnis (consumer to business/C2B).
Sementara itu, OLX Indonesia juga akan tetap mempertahankan operasi model bisnis ke bisnis (business to business/B2B) di Tanah Air.
OLX Indonesia juga dikabarkan ingin menjual bisnis otomotif mereka di Tanah Air karena penjualan sepi.
Sayangnya, masih belum diketahui secara pasti kapan OLX PHK 300 karyawan ini efektif dilakukan oleh perusahaan.
Diketahui, berbagai perusahaan di dunia dan Tanah Air di berbagai sektor bisnis saat ini memang sedang gencar melakukan PHK massal.
Salah satu paling terkini adalah Google, dimana raksasa mesin pencari itu merumahkan sekitar 12 ribu karyawan di AS dan negara lainnya.
Dalam pernyataan CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai, keputusan Google PHK ini dibuat setelah meninjau secara seksama seluruh produk dan fungsi di perusahaan, guna memastikan orang maupun peran yang ada selaras dengan prioritas tertinggi perusahaan.
"Posisi yang kami pangkas mencerminkan hasil tinjauan tersebut. Mereka tersebar di Alphabet (induk Google), berbagai area produk, fungsi, level, hingga wilayah," tutur Sundar.
Google Ingin Pertajam Fokus
Lebih lanjut Sundar menyebut ini merupakan momen perusahaan untuk mempertajam fokus, mengatur ulang basis biaya, hingga mengarahkan bakat dan modal yang dimiliki ke prioritas tertinggi. Saat ini, kecerdasan buatan disebut akan menjadi salah prioritas penting bagi perusahaan ke depannya.
"Sebagai perusahaan yang berusia hampir 25 tahun, kami pasti akan melalui siklus ekonomi yang sulit," ucapnya melanjutkan. Untuk karyawan yang berada di Amerika Serikat, Google telah mengirimkan email terpisah pada karyawan yang terdampak.
Sementara untuk karyawan di negara lain, prosesnya akan lebih panjang karena menyesuaikan dengan hukum dan kebiasaan setempat. Google pun menyatakan pihaknya akan tetap memenuhi seluruh hak karyawan selama proses transisi ini.
Bagi para karyawan Google di Amerika Serikat yang terdampak kebijakan ini, perusahaan memastikan tetap akan membayar penuh mereka selama masa pengumuman ini, lalu ada pesangon yang dengan nilai mulai dari 16 minggu gaji ditambah dua minggu untuk setiap tahun yang dihabiskan di Google.
Tidak hanya itu, perusahaan juga akan tetap membayar bonus untuk tahun 2022 dan sisa waktu cuti. Google juga menawarkan perawatan kesehatan selama enam bulan, layanan penempatan kerja, serat dukungan imigrasi untuk yang terdampak.
Advertisement
Microsoft Akan PHK 10.000 karyawan untuk Pangkas Biaya
Selain Google, Microsoft juga dipastikan menjadi salah satu perusahaan yang akan melakukan PHK pada para karyawannya. Dalam memo yang diposting secara publik dari CEO Microsoft Satya Nadella, perusahaan berencana memangkas 10.000 karyawan melalui kuartal fiskal ketiga, yang berakhir pada Maret 2022.
Diwartakan Engadget, Kamis (19/1/2023), langkah ini dimaksudkan untuk "menyelaraskan struktur biaya Microsoft" dengan permintaan dan pendapatan.
Menurut Nadella, PHK ini terpaksa dilakukan untuk memangkas biaya karena penjualan terus menyusut.
"Pelanggan meningkatkan pengeluaran digital mereka selama puncak pandemi, tetapi sekarang mereka menguranginya. Banyak negara berada di tengah-tengah resesi," ujar Nadella.
Pun demikian, ia menambahkan Microsoft akan terus merekrut karyawan di 'area strategis utama'.
Perusahaan akan mengambil kos restrukturisasi senilai US$ 1,2 miliar untuk biaya pesangon, mengkonsolidasikan sewa gedung, dan perubahan yang tidak ditentukan pada jajaran perangkat kerasnya.
Nadella mencatat bahwa karyawan Microsoft yang terdampak akan mendapatkan pesangon di atas rata-rata serta jaminan perawatan kesehatan lanjutan dan penghargaan saham selama enam bulan.
Dilaporkan GeekWire, ini adalah putaran PHK terbesar kedua dalam sejarah Microsoft. Sebelumnya, perusahaan memangkas 18.000 karyawan pada 2014 karena Nadella yang kala itu baru dipromosikan mengurangi bisnis perangkat keras Nokia.
Microsoft mempekerjakan karyawan secara agresif selama pandemi, di mana merekrut 40.000 pekerja pada tahun fiskal 2022.
Meta Facebook PHK 11.000 Karyawan
Sebelumnya di akhir tahun lalu, perusahaan induk Facebook, Meta, telah memberhentikan atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 11.000 karyawan. Ini merupakan PHK paling signifikan dalam sejarah raksasa teknologi itu.
"Hari ini saya membagikan beberapa perubahan tersulit yang telah kami buat dalam sejarah Meta," tulis CEO Meta Mark Zuckerberg dalam posting blog kepada karyawan, sebagaimana dikutip dari CNN Global, Kamis (10/11/2022).
“Saya telah memutuskan untuk mengurangi ukuran tim kami sekitar 13 persen dan melepaskan lebih dari 11.000 karyawan berbakat kami,” Mark Zuckerberg menambahkan.
PHK akan berdampak pada banyak sektor perusahaan, dan tim HR Meta akan sangat terpukul karena perusahaan akan menyetop perekrutan karyawan baru.
"kami berencana untuk mempekerjakan lebih sedikit orang tahun depan," kata Zuckerberg dalam posting tersebut.
(Ysl/Isk)
Advertisement