Wahana Antariksa Hakuto-R Startup Jepang ispace Hilang Kontak Jelang Mendarat di Bulan

Wahana antariksa Hakuto-R milik startup Jepang ispace mengalami hilang kontak sesaat sebelum waktu pendaratan di Bulan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Apr 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2023, 14:00 WIB
Wahana pendaratan Bulan ispace Hakuto-R Mission 1 (YouTube ispace)
Wahana pendaratan Bulan ispace Hakuto-R Mission 1 (YouTube ispace)

Liputan6.com, Jakarta - Pendaratan swasta pertama di Bulan oleh Jepang mengalami kegagalan usai wahana pendaratan Bulan milik startup ispace kehilangan kontak.

Dilaporkan, saat pendarat Hakuto-R Mission 1 semakin dekat ke permukaan Bulan, para insinyur menyadari bahwa mereka tidak bisa lagi berkomunikasi dengan wahana antariksa itu.

"Saat ini, kami belum mengonfirmasi komunikasi dari pendarat," kata CEO ispace Takeshi Hakamada selama siaran langsung misi tersebut, seperti dikutip dari The Verge, Rabu (26/4/2023).

"Jadi kita harus berasumsi bahwa kita tidak dapat menyelesaikan pendaratan," kata Hakamada.

ispace pun melanjutkan bahwa mereka akan tetap berusaha mengonfirmasi status dari wahana miliknya, dengan informasi lebih lanjut baru akan diumumkan ke depannya.

Hakuto-R diluncurkan pada Desember 2022 lalu dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, dengan roket Falcon 9 milik SpaceX.

Lunar lander ini memulai perjalanan selama tiga bulan untuk mencapai orbit Bulan, sebelum mendarat di permukaan satelit Bumi itu pada hari Selasa pekan ini.

Semua dilaporkan berjalan sesuai rencana, hingga para kru ispace tidak menerima respon dari wahana tersebut, setelah pendaratan yang diperkirakan berlangsung pada pukul 12.40 Waktu Timur.

Hakamada juga mengatakan setelah pendaratan yang diduga gagal, perusahaan sudah memperoleh data dari wahana antariksa itu sampai dengan pendaratan yang direncanakan, dan akan memeriksa tanda-tanda untuk mempelajari apa yang terjadi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Membawa Dua Penjelajah Bulan

Bulan - Vania
Ilustrasi Bulan/https://unsplash.com/Luke Stackpoole

Mengutip The Guardian, lander milik ispace ini memiliki tinggi lebih dari dua meter dan berat 340 kilogram. Mereka sudah berada di orbit Bulan sejak bulan lalu.

Penurunan dan pendaratannya sepenuhnya dilakukan secara otomatis, dan seharusnya membangun kembali komunikasi tak lama setelah mendarat.

Hakuto-R membawa dua penjelajah bulan, di mana salah satunya memiliki empat roda dari Uni Emirat Arab, serta mini rover ala Star Wars, yang dibuat oleh Sony dan perusahaan mainan Jepang Tomy.

Badan antariksa nasional Jepang sendiri belum memiliki percobaan pendaratan ke Bulan, meski sudah melakukan misi ke sana.

Misi bulan pertama Jepang adalah di tahun 1990, ketika pesawat luar angkasa Hiten berputar mengelilingi Bulan, sembari mengambil data tentang debu kosmik.

Jepang pun bakal melakukan upaya lain untuk menaruh pesawat luar angkasa di Bulan sepenuhnya, dengan peluncuran Smart Lander for Investigating Moon yang tertunda pada akhir tahun ini.


4 Astronaut Bakal Dikirim NASA Mengitari Bulan

Empat astronaut yang akan terbang ke Bulan dalam misi Artemis II (NASA)
Empat astronaut yang akan terbang ke Bulan dalam misi Artemis II (NASA)

Sebelumnya, Badan antariksa Amerika Serikat NASA bersama dengan Canadian Space Agency (CSA) mengumumkan empat astronaut yang bakal mereka kirim mengitari Bulan dalam misi Artemis II.

Nama empat astronaut ini diumumkan dalam acara di Ellington Field di dekat NASA Johnson Space Center di Houston, AS, dalam sebuah acara pada Senin waktu setempat.

Empat kru Artemis II yang akan pergi mengitari Bulan ini terdiri dari: Reid Wiseman, Victor Glover, Christina Hammock Koch, dan astronaut CSA Jeremy Hansen.

Mengutip situs NASA, Selasa (4/4/2023), untuk posisi penugasan, Reid Wiseman akan menjadi Commander, Victor Glover sebagai pilot, Christina Hammock Koch sebagai Mission Specialist 1, dan Mission Specialist 2 ditugaskan ke Jeremy Hansen.

"Kru Artemis II mewakili ribuan orang yang bekerja tanpa lelah untuk membawa kita ke bintang. Ini kru mereka, ini kru kita, ini kru umat manusia," kata Administrator NASA Bill Nelson.

Wiseman akan kedua kalinya pergi ke luar angkasa. Sebelumnya, ia bekerja sebagai insinyur penerbangan di Stasiun Internasional untuk Expedition 41 dari Mei sampai November 2014.

Sebelum penugasannya sekarang, Wiseman menjabat sebagai Chief of Astronaut Office dari Desember 2020 sampai November 2022.

 


Wanita, Kulit Berwarna, dan Orang Kanada Pertama yang ke Bulan

NASA Perkenalkan Kru untuk Misi Lintasi Bulan
Astronot Jeremy Hansen, Victor Glover, Reid Wiseman, dan Christina Hammock Koch berdiri di atas panggung setelah dipilih untuk misi Artemis II yang akan menjelajahi Bulan selama konferensi pers yang diadakan oleh NASA dan CSA di bandara Ellington di Houston, Texas, pada bulan April 3, 2023. (AP Photo/Michael Wyke)

Sementara Glover, akan kedua kalinya ke luar angkasa, setelah terakhir bertugas sebagai pilot di SpaceX Crew-1 NASA, yang mendarat pada 2 Mei 2021 setelah 168 hari di luar angkasa.

Koch juga akan melakukan penerbangan keduanya. Dia mencetak rekor penerbangan luar angkasa tunggal terlama oleh wanita, dengan total 328 hari di sana, dan berpartisipasi dalam spacewalk pertama yang seluruhnya wanita.

Astronaut lainnya adalah Hansen, akan melakukan penerbangan pertamanya ke luar angkasa dan mewakili Kanada. Ia adalah kolonel di Angkatan Bersenjata Kanada dan mantan pilot pesawat tempur.

"Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun, orang-orang ini --kru Artemis II-- akan menjadi manusia pertama yang terbang ke sekitar Bulan," kata Director Vanessa Wyche, NASA Johnson.

"Di antara kru adalah wanita pertama, orang kulit berwarna pertama, dan orang Kanada pertama dalam misi bulan, dan keempat astronaut akan mewakili kemanusiaan terbaik saat mereka menjelajah untuk kepentingan semua," kata Wyche.

(Dio/Isk)

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan
Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya