Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan luar angkasa Jepang ispace mengonfirmasi bahwa wahana antariksa mereka, Hakuto-R Mission 1, gagal mendarat di permukaan Bulan, setelah sebelumnya sempat hilang kontak.
Dalam pengumuman di laman resminya, dikutip Kamis (27/4/2023), ispace menyatakan bahwa "telah ditetapkan bahwa Success 9 dari Pencapaian Misi tidak tercapai."
Baca Juga
ispace menjelaskan, melalui data yang ada di Pusat Kontrol Hakuto-R di Nihonbashi, Tokyo, lander dikonfirmasi berada dalam posisi vertikal saat pendekatan terakhir ke permukaan Bulan.
Advertisement
Tak lama setelah waktu pendaratan yang dijadwalkan, tidak ada data yang diterima oleh kru di Bumi, yang menunjukkan pendaratan.
Insinyur ispace pun memantau perkiraan propelan yang tersisa dan dilaporkan telah mencapai batas bawah. Tak lama kecepatan menjadi turun dengan cepat, yang disusul hilangnya komunikasi.
"Berdasarkan hal ini, telah ditentukan bahwa ada kemungkinan besar pendarat akhirnya melakukan pendaratan keras di permukaan Bulan," tulis ispace.
ispace pun mengatakan mereka sedang berusaha mencari tahu akar penyebab dari masalah tersebut. Perusahaan mengatakan saat ini mereka sedang menganalisis data telemetri yang diperolehnya dan akan mengumumkan temuannya setelah selesai.
Meski tidak mencapai "Success 9", namun ispace menyatakan bahwa mereka sudah berhasil mencapai Success 1 sampai Success 8 dalam misi ini.
Pusat Kontrol Misi juga dapat memperoleh data dan pengetahuan berharga dari awal hingga hampir akhir urutan pendaratan, yang akan memungkinkan misi pendaratan bulan yang sukses di masa depan.
ispace pun mengatakan mereka masih akan melanjutkan misi pendaratan ke Bulan dengan Mission 2 yang dijadwalkan meluncur pada 2024, serta Mission 3 yang direncanakan untuk 2025.
Â
Hakuto-R Hilang Kontak Jelang Mendarat di Bulan
Â
Sebelumnya, pendaratan swasta pertama di Bulan oleh Jepang mengalami kegagalan usai wahana pendaratan Bulan milik startup ispace kehilangan kontak.
Dilaporkan, saat pendarat Hakuto-R Mission 1 semakin dekat ke permukaan Bulan, para insinyur menyadari bahwa mereka tidak bisa lagi berkomunikasi dengan wahana antariksa itu.
Hakuto-R diluncurkan pada Desember 2022 lalu dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, dengan roket Falcon 9 milik SpaceX.
Lunar lander ini memulai perjalanan selama tiga bulan untuk mencapai orbit Bulan, sebelum mendarat di permukaan satelit Bumi itu pada hari Selasa pekan ini.
Semua dilaporkan berjalan sesuai rencana, hingga para kru ispace tidak menerima respon dari wahana tersebut, setelah pendaratan yang diperkirakan berlangsung pada pukul 12.40 Waktu Timur.
Â
Advertisement
Pendaratan Dilakukan Secara Otomatis
CEO ispace Takeshi Hakamada juga mengatakan setelah pendaratan yang diduga gagal, perusahaan sudah memperoleh data dari wahana antariksa itu sampai dengan pendaratan yang direncanakan, dan akan memeriksa tanda-tanda untuk mempelajari apa yang terjadi.
Mengutip The Guardian, lander milik ispace ini memiliki tinggi lebih dari dua meter dan berat 340 kilogram. Mereka sudah berada di orbit Bulan sejak bulan lalu.
Penurunan dan pendaratannya sepenuhnya dilakukan secara otomatis, dan seharusnya membangun kembali komunikasi tak lama setelah mendarat.
Hakuto-R membawa dua penjelajah bulan, di mana salah satunya memiliki empat roda dari Uni Emirat Arab, serta mini rover ala Star Wars, yang dibuat oleh Sony dan perusahaan mainan Jepang Tomy.
Â
Upaya Jepang untuk ke Bulan
Badan antariksa nasional Jepang sendiri belum memiliki percobaan pendaratan ke Bulan, meski sudah melakukan misi ke sana.
Misi bulan pertama Jepang adalah di tahun 1990, ketika pesawat luar angkasa Hiten berputar mengelilingi Bulan, sembari mengambil data tentang debu kosmik.
Jepang pun bakal melakukan upaya lain untuk menaruh pesawat luar angkasa di Bulan sepenuhnya, dengan peluncuran Smart Lander for Investigating Moon yang tertunda pada akhir tahun ini.
(Dio/Isk)
Advertisement