Peneliti Gagas Pemodelan Iklim Terbaru untuk Gelombang Panas Ekstrem

Ensemble Boosting memanfaatkan kekuatan komputasi yang efisien untuk menyimulasikan beragam skenario gelombang panas ekstrem yang masuk akal.

oleh M Hidayat diperbarui 30 Agu 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi suhu panas ekstrem. (Dok. Pixabay/RosZie)
Ilustrasi suhu panas ekstrem. (Dok. Pixabay/RosZie)

Liputan6.com, Jakarta - Saat dunia menghadapi peningkatan ancaman gelombang panas ekstrem yang diperparah oleh perubahan iklim, pendekatan terobosan yang dikenal sebagai "Ensemble Boosting " muncul sebagai solusi potensial.

Teknik inovatif ini tertanam dalam model simulasi iklim dan memiliki potensi tidak hanya untuk memprediksi tetapi juga membantu mempersiapkan diri menghadapi dampak buruk gelombang panas, sehingga berpotensi menyelamatkan puluhan ribu nyawa di wilayah yang biasanya tidak dikaitkan dengan suhu yang sangat panas.

Konsep revolusioner ini, yang dipelopori oleh para ilmuwan dari ETH Zurich, Swiss, dan Cornell University, telah dirinci dalam penelitian terbaru yang terbit di jurnal Nature Communications.

Ensemble Boosting memanfaatkan kekuatan komputasi yang efisien untuk menyimulasikan beragam skenario gelombang panas ekstrem yang masuk akal.

Aspek luar biasa dari pendekatan ini adalah kemampuannya untuk melewati perhitungan yang membutuhkan banyak sumber daya, sehingga secara signifikan mengurangi kebutuhan akan daya komputasi yang besar.

Urgensi dari kemajuan tersebut terlihat dari kejadian baru-baru ini, khususnya gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya yang melanda Amerika Utara bagian barat pada akhir Juni hingga pertengahan Juli 2021.

Wilayah seperti Pacific Northwest di AS dan British Columbia di Kanada mengalami suhu yang memecahkan rekor yang sebelumnya dianggap tidak masuk akal.

Kemudian Lytton, British Columbia, mencapai suhu 121,3 derajat Fahrenheit pada tanggal 29 Juni 2021. Tragisnya, kondisi ekstrem ini menyebabkan lebih dari 800 kematian di Kanada dan lebih dari 600 kematian di AS.

 

Cara Kerja

Studi ini menunjukkan cara Ensemble Boosting bekerja bersama-sama dengan model iklim saat ini.

Hal ini mengidentifikasi kejadian panas paling ekstrem yang diprediksi oleh model-model ini dan kemudian mengevaluasinya kembali dengan memperkenalkan variasi kecil pada kondisi awal, sehingga mengeksplorasi gelombang panas yang lebih parah lagi.

Pendekatan ini memanfaatkan “efek kupu-kupu”, di mana perubahan kecil dapat menimbulkan dampak yang signifikan.

Angeline Pendergrass, asisten profesor ilmu bumi dan atmosfer di Cornell dan salah satu penulis studi tersebut, menjelaskan, "Secara komputasi, ini jauh lebih terjangkau dibandingkan menjalankan simulasi model iklim tradisional."

Implikasi dari peningkatan ansambel sangat luas. Hal ini memberikan gambaran mengenai potensi kejadian ekstrem yang dapat disimulasikan oleh model iklim, sehingga secara efektif dapat mengidentifikasi skenario terburuk.

Informasi ini sangat berharga untuk mempersiapkan masa depan, terutama mengingat pola cuaca yang tidak dapat diprediksi akibat perubahan iklim.

 

Perencanaan jangka panjang

Flavio Lehner, asisten profesor ilmu bumi dan atmosfer di Cornell dan salah satu penulis penelitian tersebut, menekankan pentingnya metode ini dalam perencanaan jangka panjang.

Dia menyoroti tantangan dalam mempersiapkan diri secara memadai menghadapi gelombang panas yang parah dengan model meteorologi, yang dapat memprediksi kejadian seperti itu hanya beberapa hari sebelumnya.

Untuk tindakan pencegahan seperti mengatur tempat penampungan pendingin, yang penting bagi kelompok rentan, diperlukan perspektif jangka panjang.

Peningkatan ansambel mengisi kesenjangan ini dengan memberikan gambaran komprehensif tentang peristiwa-peristiwa ekstrem yang dapat terjadi dalam beberapa dekade mendatang.

Penerapan penelitian ini meluas ke wilayah seperti Pacific Northwest, di mana iklim yang lebih sejuk biasanya melindungi wilayah tersebut dari panas ekstrem.

Gelombang panas yang tidak terduga pada tahun 2021 menghancurkan prasangka dan menyoroti pentingnya memahami kemungkinan dampak perubahan iklim terhadap wilayah yang sebelumnya beriklim sedang.

Di era yang ditandai dengan meningkatnya risiko terkait perubahan iklim, peningkatan ansambel menawarkan gambaran sekilas tentang masa depan di mana pendekatan komputasi inovatif dapat membekali masyarakat dengan pandangan ke depan yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan meningkatkan ketahanan. Seperti diungkapkan Flavio Lehner, "Hal ini memberikan perspektif jangka panjang."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya