Spotify Jualan Merchandise Artis, Bisa Beli Langsung dari Aplikasi

Spotify memperkenalkan pusat merchandise artis sebagai upaya terbaru untuk mengintegrasikan pembelian merchandise ke dalam aplikasi.

oleh Mustika Rani Hendriyanti diperbarui 17 Okt 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2023, 15:30 WIB
Ilustrasi Penggunaan Aplikasi Spotify
Ilustrasi Penggunaan Aplikasi Spotify (Photo by Ivan Samkov on Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Spotify memperkenalkan pusat merchandise artis yang merekomendasikan barang-barang seperti T-shirt, piringan hitam, dan korek api kuningan Lana Del Rey untuk moody girls. 

Ini merupakan upaya terbaru Spotify untuk mengintegrasikan pembelian merchandise ke dalam aplikasi. Mengingat aplikasi ini telah menjadi prioritas bagi artis dalam mendistribusikannya melalui layanan streaming.

Mengutip The Verge, Selasa (17/10/2023), merchandise di Spotify bukanlah hal baru--perusahaan telah meluncurkan kemitraan dengan Shopify pada 2021 dan melakukan sedikit pembaruan untuk memfasilitasi belanja. 

Kendati demikian, pembelian tidak dilakukan secara langsung di aplikasi. Pengguna memang dapat menelusuri barang, tetapi kemudian diarahkan ke toko merchandise masing-masing artis.

Dan saat ini, dengan membuka tab merchandise di halaman individual artis, pengguna dapat menemukan apa yang diinginkan. The Verge melaporkan, mereka hanya dapat mengakses hub melalui tautan pada siaran pers. Hal ini dikarenakan hub tidak muncul di halaman pencarian aplikasi.

Terkait hal ini, perwakilan Spotify mengatakan mereka sedang menyelidiki masalah tersebut.

Spotify tidak mengambil potongan dari penjualan, tetapi penjualan merchandise memang memiliki tujuan bisnis. Sudah menjadi rahasia umum, pendapatan yang diperoleh artis dari musik mereka cukup rendah.

Dengan demikian, menjual merchandise adalah cara yang mudah dan bermargin tinggi untuk mencoba membuat perbedaan. 

Jika Spotify ingin membuat artisnya senang, maka perusahaan harus menjadikan merchandise sebagai bagian dari pengalaman pengguna. 

Spotify Bermitra dengan e-commerce Shopify Sejak 2021

Spotify gandeng Overload
Spotify. (Unsplash)

Pada tahun 2021 lalu, Spotify mengumumkan kemitraannya dengan penyedia platform e-commerce Shopify.

Diberitakan Tech Crunch, Selasa (17/10/2023), platform ini memungkinkan para artis menghubungkan profil Spotify mereka dengan Shopify. Dengan demikian, mereka dapat memasarkan merchandise langsung ke penggemar melalui aplikasi Spotify. 

Setelah menghubungkan akun Spotify for Artists dengan toko online Shopify, artis dapat menyinkronkan katalog produk ke Spotify untuk menampilkan produk apa pun yang mereka pilih di profil aplikasi streaming musik.

Dari sana, penggemar dapat menelusuri produk dan melakukan pembelian. Selain memungkinkan akses yang lebih mudah ke toko Shopify milik artis, integrasi ini dapat menawarkan aliran pendapatan tambahan bagi artis yang belum membuat situs web merchandise.

Spotify Tambahkan Transkrip Otomatis untuk Podcast

Masih mengenai aplikasi streaming musik Spotify, aplikasi ini terus mempertahankan dominasinya di pasar streaming musik selama beberapa tahun, walau platform ini terus bersaing ketat dengan pemain besar lainnya.

Meski mendapat persaingan ketat dari Apple Music hingga YouTube Music, Spotify tetap menjadi pilihan utama bagi para podcaster.

Walau begitu, Spotify juga tidak ingin ketinggalan dengan perkembangan teknologi saat ini seperti kecerdasan buatan (AI). Karena itu, perusahaan mengintegrasikan AI dalam aplikasinya.

Hal ini dilakukan dengan memperkenalkan terjemahan podcast berbasis AI, melalui kemitraan dengan OpenAI.

Mengutip Android Police, Minggu (1/10/2023), sebagai bentuk perayaan untuk Hari Podcast Internasional pada tanggal 30 September, Spotify mengumumkan sejumlah fitur baru tersebut akan ditambahkan ke seluruh aplikasinya.

Pertama, fitur transkrip otomatis disinkronkan dengan waktu. Fitur ini memungkinkan pengguna Spotify membaca transkrip sambil mendengarkan podcast.

Fitur baru Spotify ini ideal untuk situasi di mana mendengarkan audio tidak memungkinkan, seperti dalam kendaraan umum ramai. Transkrip ini juga merupakan langkah besar dalam meningkatkan aksesibilitas.

Pengguna dapat dengan mudah mengakses transkrip dengan menggulir ke bawah dari tampilan "Now Playing" dan mengetuk bagian Read along. 

Selain transkrip, Spotify juga memperkenalkan Podcast Chapters di aplikasi seluler, memungkinkan pendengar melompat ke bagian tertentu dari podcast. Fitur ini dapat diakses dengan menggulir ke bawah dari Tampilan Now Playing. 

Terakhir, halaman Podcast Show akan menampilkan lebih banyak informasi tentang pembuatnya, termasuk gambar, deskripsi, dan episode yang direkomendasikan.

Spotify Membatasi Pembayaran Iklan Untuk Podcaster White Noise

Ilustrasi aplikasi spotify
Ilustrasi aplikasi spotify. (Photo by Sara Kurfeß on Unsplash)

Selain menghadirkan fitur baru, Spotify dikabarkan akan menarik hak istimewa periklanan tertentu untuk podcast white noise. Podcast ini sejenis podcast kebisingan sekitar yang melibatkan perulangan suara statis, dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan tahunan perusahaan streaming audio tersebut.

Dilansir Bloomberg, Rabu (6/9/2023), Spotify menguraikan perubahan pada program Iklan Duta Besarnya melalui email kepada pembuat konten, dengan menyatakan bahwa podcaster white noise tidak lagi memenuhi syarat untuk berpartisipasi mulai tanggal 1 Oktober 2023.

Kendati demikian, pembuat konten tetap masih dapat menghasilkan uang di platform ini melalui pelanggan berbayar, dukungan pendengar, dan iklan otomatis, yang secara otomatis menempatkan iklan pihak ketiga ke dalam acara. Ini mirip dengan iklan YouTube.

Pendapatan dari iklan "tidak dibelanjakan dengan baik", karena playlist kebisingan sering kali berfungsi sebagai kebisingan latar belakang alih-alih menarik pendengar aktif.

Dilaporkan The Verge,  beberapa podcaster white noise menghasilkan pendapatan iklan hingga USD18.000 atau setara Rp 274,9 juta per bulan dengan memutar suara sekitar yang berulang.

Menurut laporan, white noise dan podcast embient secara tidak sengaja ditingkatkan sebagai bagian dari upaya Spotify untuk mempromosikan konten berbasis percakapan dibanding musik.

Hal ini menyebabkan pengguna mendengarkan sekitar 3 juta jam podcast setiap hari di platform tersebut.

Spotify menghitung bahwa mereka dapat meningkatkan laba kotor tahunan sebesar USD 38 juta atau sekitar Rp 274,9 juta jika menghapus podcast white noise dari saluran pembicaraannya dan mengarahkan pendengar ke jenis konten lain.

Infografis Pemblokiran Massal Web Streaming Ilegal
Infografis Pemblokiran Massal Web Streaming Ilegal. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya