Menkominfo Tanggapi Soal Salah Input di Sirekap KPU: Pakai Teknologi OCR

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menanggapi soal banyaknya kesalahan input data hasil penghitungan suara TPS di aplikasi Sirekap KPU. Menurutnya, kesalahan input karena penggunaan teknologi OCR.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 20 Feb 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2024, 13:00 WIB
Menkominfo Budi Arie Setiadi menunjukkan surat suara usai mencoblos di TPS 001 Komplek Menteri Taman Widya Chandra Jakarta
Menkominfo Budi Arie Setiadi menunjukkan surat suara usai mencoblos di TPS 001 Komplek Menteri Taman Widya Chandra Jakarta. (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika alias Menkominfo Budi Arie Setiadi memberikan tanggapan mengenai adanya anomali dalam rekapitulasi penghitungan suara elektronik melalui aplikasi Sirekap KPU.

Pasalnya, ramai di media sosial menyebut kalau ada banyak kesalahan input suara di TPS pada aplikasi Sirekap hingga menimbulkan desas desus tentang kecurangan Pemilu 2024.

Budi Arie pun memberikan penjelasan tentang hal ini. Menurutnya, KPU menggunakan sistem OCR alias Optical Character Recognition dan OMR atau Optical Mark Reader dalam membaca hasil surat suara dari masing-masing TPS untuk direkapitulasi.

"KPU menggunakan sistem OCR dan OMR, (hasil penginputan salah) bisa terjadi karena ada kemiripan angka 1 dan 7 yang hampir mirip bentuknya," tutur Budi Arie, dikutip dari keterangan Kominfo, Selasa (20/2/2024).

Lebih lanjut, Budi Arie juga mengatakan, Pemilu 2024 telah berjalan dengan baik dan dijalankan sesuai aturan.

Ia mengajak masyarakat atau pihak yang merasa dirugikan karena kesalahan hitung untuk menyampaikan kepada Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi atau MK.

"Semua warga sudah menggunakan hak pilihnya. Manakala ditemukenali ada ketidakpuasan atau kesalahan hitung maupun ada pihak yang merasa dirugikan untuk menyampaikan ke Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi (MK)," kata Budi Arie.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1.200 TPS Masih Salah Input di KPU

Proses Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilu 2024 di Tingkat Kecamatan
Pada Pemilu 2024 KPU menggunakan Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik atau Sirekap untuk mempublikasikan hasil penghitungan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebut hingga saat ini masih ada 1.223 tempat pemungutan suara (TPS) yang data formulir model C hasil penghitungan suara tidak sesuai dengan keterangan pada aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap.

"Untuk pemilihan presiden dan wakil presiden berdasarkan data hari ini, 19 Februari 2024, hari keenam pukul 08.52 WIB masih terdapat 1.223 dari 800 ribuan TPS yang mengalami kesalahan data. Setelah sistem membaca, ada data tidak sesuai," kata Anggota KPU Betty Epsilon Idroos di Kantor KPU RI, Jakarta Senin, malam, seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, kesalahan pemasukan data itu terjadi lantaran foto data formulir model C hasil penghitungan suara yang dikirim petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) ke aplikasi Sirekap tidak bisa terbaca oleh sistem.

Akibatnya terjadi perbedaan angka antara data formulir C hasil penghitungan suara dengan yang tersimpan di aplikasi Sirekap.

Aplikasi Sirekap diketahui menggunakan teknologi pengenalan tanda optis (optical mark recognition/OMR) dan pengenalan karakter optis (optical character recognition/OCR).

 

 

 


Tentang Teknologi OCR

Teknologi itu memungkinkan untuk mengenali pola tulisan manual dan dapat diterjemahkan sebagai nilai angka. Dengan demikian, angka berupa tulisan dapat difoto dan langsung dikonversikan menjadi data numerik di Sirekap.

Evaluasi

Betty beserta jajaran KPU RI memastikan akan melakukan evaluasi sistem Sirekap agar kendala tersebut tidak terjadi lagi.

"Segala bentuk evaluasi nanti akan kita lihat dari sisi teknologinya, dari sisi infrastruktur, dari sisi pengguna manusianya. Yang pasti, ikhtiar KPU adalah menyampaikan bahwa ini harus dilaksanakan setransparan mungkin," katanya.

Dia melanjutkan saat ini ada sekitar 1,6 juta petugas KPPS yang bertugas di 823.220 tempat pemungutan suara (TPS) memiliki akun apliaksi Sirekap.

Betty memastikan evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh demi perbaikan sistem pada masa depan.

 


Penghitungan Suara Sempat Ditunda

Pada kesempatan sama, anggota KPU RI Idham Holik mengatakan penghitungan suara sempat tertunda karena KPU telah melakukan sinkronisasi antara data TPS dengan data di aplikasi Sirekap.

Walaupun demikian, Idham memastikan proses rekapitulasi yang dilakukan petugas hingga saat ini sudah berlangsung di beberapa kota besar, termasuk Jakarta.

Pemilu 2024 meliputi pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi, serta anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak 204.807.222 pemilih.

Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya