Liputan6.com, Jakarta - CEO Nvidia Jensen Huang disebut memiliki kebiasaan unik menjual saham besaran-besaran tiap harinya. Mengutip Economic Times, Senin (3/2/2025), Jensen Huang melepas saham senilai USD 14 juta (atau setara Rp 230 miliar) setiap hari.
Langkah Jensen Huang ini pun menimbulkan pertanyaan di kalangan investor. Mereka bertanya-tanya mengapa Jensen Huang memilih menjual sahamnya ketimbang menahan, terutama setelah nilai saham Nvidia melonjak.
Baca Juga
Sekadar informasi, lima tahun lalu, kekayaan Jensen Huang sebesar USD 3,73 miliar. Kini kekayaan Jensen Huang tercatat sebesar lebih dari USD 92 miliar, meski jumlah tersebut turun dari puncaknya sebesar USD 119 miliar pada awal musim panas ini.
Advertisement
Rupanya, menurut laporan Fortune, penjualan saham Jensen Huang tersebut dilakukan berdasarkan rencana 10b5-1. Apa itu?
Adapun rencana 10b5-1 merupakan perjanjian perdagangan yang sudah diprogram sebelumnya, yang dimaksud untuk menghindari perdagangan orang dalam.
Meski dirinya mengikuti prosedur hukum, investor mengira ada sesuatu yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Hal ini karena Jensen Huang memilih untuk menjual saham setelah periode kinerja saham yang tinggi kemudian menurun.
Adapun penjualan saham yang dilakukan Jensen Huang bukanlah hal baru. Tahun lalu, dirinya menjual saham senilai USD 117 juta. Selanjutnya, ia juga menjual saham senilai USD 323 juta pada Juli tahun 2024.
Gaji Jensen Huang di Tahun 2024
Dalam pengajuan Nvidia tahun 2024, terungkap bahwa CEO Nvidia Jensen Huang menerima gaji sebesar USD 996.514. Lalu ada juga penghargaan saham senilai USD 26 juta dan insentif berdasarkan performa senilai USD 4 juta.
Total kompensasi yang ia dapatkan pada 2024 sebesar USD 34,17 juta atau setara Rp 561,5 miliar.
Sebelum Jensen Huang mulai menjual sahamnya pada musim semi kemarin, Huang memiliki lebih dari 93 juta lembar saham Nvidia. Jumlah itu setara 3,79 persen dari keseluruhan saham perusahaan.
Â
Advertisement
Saham Nvidia Anjlok Gara-Gara DeepSeek
Popularitas DeepSeek yang makin meningkat dilaporkan telah berdampak pada sejumlah perusahaan asal Amerika Serikat (AS), bahkan disebut-sebut memicu kekhawatiran di sejumlah investor asal AS dan Eropa.
Alasannya, DeepSeek yang baru saja meluncur ini telah menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di AS dalam waktu singkat.
Tidak hanya itu, chatbot ini dilaporkan telah dikembangkan dengan biaya jauh lebih rendah dibandingkan pesaingnya. Kondisi ini pun berdampak pada pasar saham.
Dilaporkan, Nvidia bersama dengan perusahaan teknologi lain yang terhubung dengan AI seperti Microsoft dan Google, mengalami penurunan nilai saham pada Senin.
Mengutip dari BBC, Selasa (28/1/2025), saham Nvidia tercatat turun 16,9 persen, sedangkan Microsoft dan Alphabet masing-masing turun 2,14 persen dan lebih dari 4 persen.