Liputan6.com, Jakarta - Google semakin meningkatkan keamanan di Android 16 dengan menghadirkan Advanced Protection yang berguna untuk melengkapi layanan keamanan online mereka.
Mengutip Android Police, Jumat (21/2/2025), program ini menambahkan fitur keamanan seperti mematikan jaringan 2G dan melindungi dari eksploitasi memori di aplikasi yang didukung.
Baca Juga
Google juga menghadirkan AdvancedProtectionManager API, yang memungkinkan aplikasi mengetahui kapan fitur Advanced Protection aktif dan menyesuaikan pengaturannya secara otomatis.
Advertisement
Keamanan Lebih Praktis dan Efektif
Setiap aplikasi memiliki pengaturan keamanan masing-masing, seperti kunci biometrik atau memblokir upaya screenshot, dan biasanya pengguna harus mengaktifkannya secara manual.
Namun, dengan AdvancedProtectionManager API, aplikasi yang mendukung sistem ini bisa langsung menyesuaikan pengaturan keamanannya begitu Advanced Protection diaktifkan.
Dengan begitu, perlindungan perangkat jadi lebih komprehensif tanpa perlu repot-repot mengaturnya secara manual.
Kendati demikian, fitur ini belum tersedia karena masih menunggu update dari Google Play Services yang akan menambahkan menu Advanced Protection di pengaturan Android.
Selain itu, efektivitas fitur ini juga bergantung apakah aplikasi-aplikasi pihak ketiga akan mengadopsi API ini atau tidak.
Update Android 15 Bikin Notifikasi Smartphone Tak Muncul di Phone Link
Sebelumnya, para pengguna Android mengeluhkan terjadi masalah pada aplikasi Phone Link milik Microsoft setelah mereka meng-update smartphone ke Android 15.
Masalah ini membuat kemampuan aplikasi Phone Link untuk menampilkan berbagai notifikasi penting jadi terganggu.
Imbasnya, para pengguna kesulitan melihat notifikasi yang masuk ke ponsel ketika dihubungkan ke layar laptop atau desktop.
Sekadar informasi, Android 15 memperkenalkan fitur privasi baru, yang akan menandai sejumlah notifikasi sebagai notifikasi sensitif dan akan memblokirnya dari aplikasi pihak ketiga.
Meski terdapat peningkatan privasi, hal ini justtru menyebabkan masalah pada notifikasi-notifikasi penting. Misalnya pada pada kode two-factor authentication (2FA). Padahal, kode-kode ini penting bagi pengguna untuk login ke akun dan melengkapi upaya pengamanan.
Bagi para pengguna yang bergantung pada Phone Link untuk membuka notifikasi-notifikasi smartphone dari layar laptop, tentunya hal ini menyebabkan ketidaknyamanan.
Alih-alih melihat notifikasi di laptop atau komputer, mereka jadi harus membuka smartphone berkali-kali untuk melihat notifikasi.
Padahal, fungsi dari aplikasi Phone Link memang untuk memudahkan pengguna agar tak harus beralih dari laptop ke smartphone jika mau mengakses smartphone mereka, saat sedang bekerja.
Advertisement
Malware SparkCat Intai Pengguna Android dan iOS, Bukti iPhone Tak Kebal Serangan!
Untuk diketahui, peneliti Kaspersky mengungkap keberadaan malware berbahaya yang menyusup ke dalam aplikasi yang tersedia di toko aplikasi Android dan iOS (iPhone).
Dmitry Kalinin dan Sergey Puzan, dua peneliti Kaspersky, membeberkan hasil investigasi mereka terhadap kampanye malware yang mereka namai "SparkCat," yang diduga aktif sejak Maret 2024.
"Kami belum bisa memastikan apakah infeksi ini merupakan akibat serangan rantai pasokan atau tindakan yang disengaja oleh pengembang," tulis keduanya.
"Beberapa aplikasi, seperti layanan pesan antar makanan, tampak sah, sementara yang lain tampaknya dibuat untuk memancing korban," Kalinin dan Puzan menambahkan.
Mengutip Engadget, Jumat (7/2/2025), tim Kaspersky menjelaskan bahwa SparkCat beroperasi secara diam-diam dan pada pandangan pertama tampak meminta izin yang normal atau tidak berbahaya.
Aplikasi yang Terinfeksi Malware
Beberapa aplikasi yang terinfeksi malware yang mereka temukan masih tersedia untuk diunduh, termasuk aplikasi pesan antar makanan ComeCome dan aplikasi obrolan AI AnyGPT dan WeTink.
Malware ini menggunakan optical character recognition (OCR) untuk meninjau galeri foto perangkat, mencari tangkapan layar frase pemulihan dompet kripto.
Berdasarkan penilaian mereka, aplikasi yang terinfeksi di Google Play telah diunduh lebih dari 242.000 kali.
Kaspersky menyatakan, "Ini adalah kasus pertama yang diketahui dari aplikasi yang terinfeksi spyware OCR yang ditemukan di pasar aplikasi resmi Apple."
Apple seringkali mempromosikan keamanan ketat App Store. Meskipun kasus munculnya malware jarang terjadi, penemuan ini menjadi pengingat bahwa "tembok raksasa" tidak kebal terhadap serangan.
Advertisement
