Sekelompok aktivis hacker atau kerap disebut 'hacktivist' asal Indonesia yang mengatasnamakan dirinya sebagai Anonymous Indonesia, melalui akun Twitter @anon_indonesia mengumumkan daftar ratusan situs Australia yang diklaim telah berhasil mereka bajak.
Penyerangan cyber terhadap ratusan situs asal Australia ini diduga sebagai tindakan balasan atas tuduhan spionase (mata-mata) yang dilakukan pihak Kedubes Australia di sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurut yang dilansir laman Reuters, Senin (4/11/2013), situs-situs yang berhasil dibajak itu di-hack dan mengalami deface atau perubahan tampilan laman. Halaman awal situs diubah dan menampilkan pesan khusus yang berbunyi" "Stop Spying on Indonesia" yang artinya "Berhentilah Memata-matai Indonesia".
Kebanyakan situs yang menjadi korban peretasan adalah situs iklan dan bisnis kelas bawah yang tak terlalu populer di Australia dan diperkirakan dipilih secara acak.
Baca juga: 5 November, Hacker Anonymous Lakukan Serangan Besar-besaran
Sebelumnya The Sydney Morning Herald mengabarkan bahwa sejumlah Kedubes Australia yang berada di wilayah Asia Tenggara terlibat kegiatan penyadapan yang dimotori oleh dinas intelejen Amerika Serikat (NSA). Dilaporkan Kedubes Australia di Jakarta, Bangkok, Hanoi, Beijing dan Dili, juga Kantor Komisi Tinggi di Kuala Lumpur serta Port Moresby telibat urusan spionase ini.
Hal ini tentunya membuat pemerintahan negara yang menjadi korban penyadapan geram dan mengambil tindakan tegas, termasuk Indonesia. Laman Antara mengabarkan bahwa pada Jumat, (1/11/2013), Kementerian Luar Negeri telah memanggil duta besar Autralia untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait isu spionase ini. (dhi/dew)
Penyerangan cyber terhadap ratusan situs asal Australia ini diduga sebagai tindakan balasan atas tuduhan spionase (mata-mata) yang dilakukan pihak Kedubes Australia di sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurut yang dilansir laman Reuters, Senin (4/11/2013), situs-situs yang berhasil dibajak itu di-hack dan mengalami deface atau perubahan tampilan laman. Halaman awal situs diubah dan menampilkan pesan khusus yang berbunyi" "Stop Spying on Indonesia" yang artinya "Berhentilah Memata-matai Indonesia".
Kebanyakan situs yang menjadi korban peretasan adalah situs iklan dan bisnis kelas bawah yang tak terlalu populer di Australia dan diperkirakan dipilih secara acak.
Baca juga: 5 November, Hacker Anonymous Lakukan Serangan Besar-besaran
Sebelumnya The Sydney Morning Herald mengabarkan bahwa sejumlah Kedubes Australia yang berada di wilayah Asia Tenggara terlibat kegiatan penyadapan yang dimotori oleh dinas intelejen Amerika Serikat (NSA). Dilaporkan Kedubes Australia di Jakarta, Bangkok, Hanoi, Beijing dan Dili, juga Kantor Komisi Tinggi di Kuala Lumpur serta Port Moresby telibat urusan spionase ini.
Hal ini tentunya membuat pemerintahan negara yang menjadi korban penyadapan geram dan mengambil tindakan tegas, termasuk Indonesia. Laman Antara mengabarkan bahwa pada Jumat, (1/11/2013), Kementerian Luar Negeri telah memanggil duta besar Autralia untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait isu spionase ini. (dhi/dew)