Path berbeda dengan jejaring sosial lain, yang mana hanya memperbolehkan penggunanya memiliki teman atau kerabat maksimal 150 orang. Pembatasan tersebut diklaim untuk membantu pengguna berbagi pengalaman dan memori bersama orang-orang yang benar-benar dekat.
"Path dirancang untuk menjaga keamanan serta privasi penggunanya. Mereka akan terbebas dari campur tangan atau komentar orang lain yang tidak begitu akrab dengannya," ujar Dave Morin CEO sekaligus co-founder Path, seperti dikutip dari Gizmodo, Rabu (4/12/2013).
Morin juga mengatakan, tidak hanya berbagi foto atau komentar saja yang dapat dilakukan pengguna Path. Semua penggunanya juga dapat saling berkirim musik atau video dengan aman.
"Kami sangat fokus pada kualitas sehingga tidak cemas dengan target miliaran pengguna. Jika Facebook adalah Chevrolet, maka kami mencoba untuk menjadi seperti BMW atau Audi," tukas Morin, seperti dikutip dari Techcrunch.
Jejaring Sosial Yang Bebas Iklan
Path dibuat dengan tampilan yang sederhana, hanya menyediakan fitur–fitur penting yang sering digunakan oleh pengguna seperti photo sharing, status update, dan check in. Path berbeda dengan Facebook yang menyediakan berbagai macam fitur yang membuat penggunaan menjadi lebih rumit.
Aplikasi ini diperuntukkan hanya untuk teman-teman terdekat dan keluarga. Pada Path versi 3.2 memiliki fitur privat sharing, yang memberikan keleluasaan kepada pengguna untuk mengatur siapa saja yang bisa melihat postingannya.
Kemampuan lain yang belum dimiliki oleh platfrom jejaring sosial lain adalah kemampuannya untuk men-share musik apa yang sedang didengarkan pengguna, kapan pengguna tidur dan kapan pengguna bangun pagi.
Pengguna juga dapat men-share status dari Path ke beberapa jejaring sosial lain seperti Facebook, Instagram, Foursquare serta Twitter. Cara melakukannya cukup dengan memilih ikon jejaring sosial tertentu yang ingin dituju.
Suguhkan Layanan Premium
Dan yang menarik, Path memilih untuk tidak menampilkan iklan. Hal ini membuat pengalaman pengguna tidak terganggu dan merasa lebih nyaman saat menggunakan Path.
"Saya ingin menciptakan jejaring sosial di mana orang bisa berinteraksi setiap hari. Bukan sebuah media yang fokus pada iklan, namun pada cinta," tegas Morin.
Sebagai langkah untuk menghasilkan uang, Path meluncurkan layanan premium. Di layanan ini pengguna mendapatkan fitur lebih dibandingkan versi gratisannya. Sebagai contoh, pengguna akan memperoleh stiker dan filter foto yang lebih banyak.
Di perangkat Android, Path membanderol layanan premiumnya dengan harga US$ 1,99 atau sekitar Rp 23 ribu per bulan dan US$ 14,99 atau sekitar Rp 180 ribu per tahun.
Menarik Banyak Investor
Konsep Path yang unik ternyata menarik perhatian banyak investor. Pada November 2011, Path mendapat dana US$ 8,5 juta dari Index Ventures, Kleiner Pekins Caufield & Byers serta Digital Garage.
Kemudian pada April 2012, Path kembali mendapat kucuran dana dari perusahaan Silicon Valley sebesar US$ 40 juta. Suntikan dana segar ini menambah nilai jual Path naik menjadi US$ 250 juta.
Tak lama berselang, pengusaha dari daratan Inggris Richard Branson juga tertarik untuk berinvestasi di Path. Dalam sebuah posting blog, pemilik Virgin Group itu menulis, ketertarikannya terhadap Path karena situs ini tampak indah bagi orang yang benar-benar ingin tetap berhubungan dengan keluarga dan teman.
Sementara itu, beberapa investor rekanan Richard Branson dari Redpoint Ventura juga menuliskan beberapa kalimat. "Dengan Path, market dan ide sama-sama menarik. Dave telah menuangkan sebuah dunia, di mana perangkat mobile adalah pusat dari struktur sosial seseorang." (isk)
Namun demikian, perjalanan menuju sukses Path tak semulus yang Anda bayangkan. Jejaring sosial berlogo 'P' ini juga kerap menghadapi krikil-krikil tajam. Ingin tahu kisahnya? Ikuti artikel serial berikutnya besok...
Baca juga:
Siapa Sosok di Balik Lahirnya Jejaring Sosial Path?
"Path dirancang untuk menjaga keamanan serta privasi penggunanya. Mereka akan terbebas dari campur tangan atau komentar orang lain yang tidak begitu akrab dengannya," ujar Dave Morin CEO sekaligus co-founder Path, seperti dikutip dari Gizmodo, Rabu (4/12/2013).
Morin juga mengatakan, tidak hanya berbagi foto atau komentar saja yang dapat dilakukan pengguna Path. Semua penggunanya juga dapat saling berkirim musik atau video dengan aman.
"Kami sangat fokus pada kualitas sehingga tidak cemas dengan target miliaran pengguna. Jika Facebook adalah Chevrolet, maka kami mencoba untuk menjadi seperti BMW atau Audi," tukas Morin, seperti dikutip dari Techcrunch.
Jejaring Sosial Yang Bebas Iklan
Path dibuat dengan tampilan yang sederhana, hanya menyediakan fitur–fitur penting yang sering digunakan oleh pengguna seperti photo sharing, status update, dan check in. Path berbeda dengan Facebook yang menyediakan berbagai macam fitur yang membuat penggunaan menjadi lebih rumit.
Aplikasi ini diperuntukkan hanya untuk teman-teman terdekat dan keluarga. Pada Path versi 3.2 memiliki fitur privat sharing, yang memberikan keleluasaan kepada pengguna untuk mengatur siapa saja yang bisa melihat postingannya.
Kemampuan lain yang belum dimiliki oleh platfrom jejaring sosial lain adalah kemampuannya untuk men-share musik apa yang sedang didengarkan pengguna, kapan pengguna tidur dan kapan pengguna bangun pagi.
Pengguna juga dapat men-share status dari Path ke beberapa jejaring sosial lain seperti Facebook, Instagram, Foursquare serta Twitter. Cara melakukannya cukup dengan memilih ikon jejaring sosial tertentu yang ingin dituju.
Suguhkan Layanan Premium
Dan yang menarik, Path memilih untuk tidak menampilkan iklan. Hal ini membuat pengalaman pengguna tidak terganggu dan merasa lebih nyaman saat menggunakan Path.
"Saya ingin menciptakan jejaring sosial di mana orang bisa berinteraksi setiap hari. Bukan sebuah media yang fokus pada iklan, namun pada cinta," tegas Morin.
Sebagai langkah untuk menghasilkan uang, Path meluncurkan layanan premium. Di layanan ini pengguna mendapatkan fitur lebih dibandingkan versi gratisannya. Sebagai contoh, pengguna akan memperoleh stiker dan filter foto yang lebih banyak.
Di perangkat Android, Path membanderol layanan premiumnya dengan harga US$ 1,99 atau sekitar Rp 23 ribu per bulan dan US$ 14,99 atau sekitar Rp 180 ribu per tahun.
Menarik Banyak Investor
Konsep Path yang unik ternyata menarik perhatian banyak investor. Pada November 2011, Path mendapat dana US$ 8,5 juta dari Index Ventures, Kleiner Pekins Caufield & Byers serta Digital Garage.
Kemudian pada April 2012, Path kembali mendapat kucuran dana dari perusahaan Silicon Valley sebesar US$ 40 juta. Suntikan dana segar ini menambah nilai jual Path naik menjadi US$ 250 juta.
Tak lama berselang, pengusaha dari daratan Inggris Richard Branson juga tertarik untuk berinvestasi di Path. Dalam sebuah posting blog, pemilik Virgin Group itu menulis, ketertarikannya terhadap Path karena situs ini tampak indah bagi orang yang benar-benar ingin tetap berhubungan dengan keluarga dan teman.
Sementara itu, beberapa investor rekanan Richard Branson dari Redpoint Ventura juga menuliskan beberapa kalimat. "Dengan Path, market dan ide sama-sama menarik. Dave telah menuangkan sebuah dunia, di mana perangkat mobile adalah pusat dari struktur sosial seseorang." (isk)
Namun demikian, perjalanan menuju sukses Path tak semulus yang Anda bayangkan. Jejaring sosial berlogo 'P' ini juga kerap menghadapi krikil-krikil tajam. Ingin tahu kisahnya? Ikuti artikel serial berikutnya besok...
Baca juga:
Siapa Sosok di Balik Lahirnya Jejaring Sosial Path?