Pengusaha Lobi 20 Kepala Negara APEC dari Pagi Sampai Malam

Para pengusaha RI memanfaatkan ajang APEC Indonesia 2013 untuk menarik minat investasi asing masuk ke Tanah Air.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Okt 2013, 14:49 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2013, 14:49 WIB
sofjan-wanandi121224a.jpg
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memanfaatkan ajang Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Indonesia 2013 untuk menarik minat investasi asing masuk ke Indonesia. Bahkan, para pengusaha ini berniat melobi 20 kepala negara, meski tanpa kehadiran si rising star Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama.

"Walaupun Obama tidak datang, bisnis tetap jalan. Kami ingin melobi 20 kepala negara Asia Pasifik dan sejumlah CEO dunia. Kami sudah bagi tugas untuk bertemu dengan mereka semua satu per satu," terang Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi di Hotel Ayana, Jimbaran Bali, Sabtu (5/10/2013).

Hari ini, sambung dia, pihaknya telah bertemu dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) AS (US Chambers) dan beberapa CEO dunia selama 2 jam. Fokus Apindo ingin menggenjot investasi di Indonesia melalui pendekatan dengan calon investor.   

"Targetnya tiga tahun ke depan, investor akan lebih banyak investasi di Indonesia, baik berupa perluasan modal dan sebagainya dengan nilai sebesar US$ 60 miliar meski ada shutdown. Shutdown-kan pemerintah yang tidak punya uang, tapi kalau swasta banyak, jadi kenapa mereka ribut," jelasnya.

Sofjan menyebut, investasi paling potensial di Tanah Air masih di sektor pertambangan, service industry, manufakturing, value added mining dan sebagainya.

APEC, menurutnya, dapat menjadi ajang yang bisa dimanfaatkan untuk mencari rekanan sebanyak-banyaknya, baik pemerintahan maupun swasta supaya mereka memiliki kepercayaan untuk berinvestasi di Indonesia.

"APEC ini bertujuan untuk bisa mengembalikan lagi investasi yang dalam dua bulan terakhir bermasalah karena kebijakan Quantitative Easing (QE), kenaikan kurs dolar AS, gonjang ganjing rupiah, penurunan IHSG. Jadi biar orang percaya lagi," tambahnya.

Dia berharap, perjanjian investasi tersebut bukan saja sekadar penandatangan memorandum of understanding (MoU) saja, melainkan implementasi dari komitmen tersebut.

"Kalau cuma negosiasi atau MoU atau negosiasi saja saya tidak setuju, mengingat situasi dunia saat ini sedang susah. Tapi perlu lobi-lobi kencang dari pemerintah dan swasta pada saat makan pagi sampai makan malam," tandas Sofjan. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya