Ukraina Memanas, Harga Emas Bakal Terus Meroket

Sempat tembus Rp 100 ribu per kilogram (kg), akhirnya harga cabai rawit merah turun di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 09 Apr 2014, 14:53 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2014, 14:53 WIB
Emas
Emas batangan. (Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas berhasil berbalik naik (rebound) ke area US$ 1.314 per ounce. Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan eskalasi konflik di Ukraina mendorong kenaikan harga emas.

Menurut Head Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, harga emas masih mencoba untuk menguat dengan potensi ke area resisten US$ 1.317 per ounce.

"Tapi bila banyak dorongan turun menekan harga di kisaran US$ 1.314 per ounce, harga berpotensi melemah kembali dan berpeluang menguji level support di kisaran US$ 1.302 per ounce," jelas Ariston dalam ulasannya, Rabu (9/4/2014).

Ariston menjelaskan, pelemahan dolar AS karena berbagai market mover, bisa mendorong kembali penguatan harga emas. Pada dini hari nanti Bank Sentral AS akan merilis FOMC Minutes (hasil notulen rapat moneter The Fed pada 17 Maret-18 Maret 2014).

"Bila dalam notulen tersebut ternyata banyak diskusi mengenai kebijakan pengetatan moneter, bisa mendorong penguatan dolar AS yang bisa menekan turun harga emas," terangnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya