Dahlan Iskan Pastikan Akuisisi Pertagas oleh PGN Batal

"Sejarahnya dua perusahaan ini suka bertengkar, suka bersaing tak sehat, sehingga negara yang jadi korban," ujar Menteri BUMN.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 12 Mei 2014, 13:05 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2014, 13:05 WIB
Dahlan Iskan
Dahlan Iskan (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memberi sinyal pembatalan rencana "perkawinan" antara PT Perusahaan Gas Negara (Tbk) dan PT Pertagas (Persero). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menguak alasan pembatalan aksi korporasi besar itu.

Dia membeberkan, ide merger dua perusahaan pelat merah tercetus karena PGN dan Pertagas kerap menabuh gendang persaingan.

"Sejarahnya dua perusahaan ini suka bertengkar, suka bersaing tidak sehat, sehingga negara yang jadi korban," tegas Dahlan usai menghadiri Launching Mandiri Institute di Jakarta, Senin (12/5/2014).

Melihat dua BUMN ini seperti musuh bebuyutan, Dahlan akhirnya merilis kebijakan besar yang sempat menimbulkan pertentangan sejumlah pihak.

"Saya sudah mencoba mendudukkan dua perusahaan ini supaya bisa baik, tapi nggak bisa-bisa. Akhirnya saya ancam dengan penggabungan itu dan ternyata mereka sudah baik sekarang. Mau saling mengalah dan bekerja sama," terang dia.

Langkah Dahlan itu memberi dampak positif. Menurut mantan Direktur Utama PT PLN itu, akibat membaiknya hubungan kedua perusahaan tersebut, rencana pembangunan pipa gas dari Cirebon ke Semarang menemui titik terang.

"Pembangunan pipa gas dari Cirebon ke Semarang selama ini sulit sekali, tapi sekarang sudah disepakati siapa yang akan bangun. Sekarang sudah nurut gara-gara ancaman itu," tegasnya.

Dengan kondisi ini, Dahlan bilang, sudah tak ada manfaatnya kembali melanjutkan penggabungan PGN dan Pertagas. "Jadi urgensinya sudah tidak ada lagi karena mereka sudah tak saling lirik dan bersaing," tandasnya. (Fik/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya