Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengakui masih terdapat beberapa bank yang menargetkan suku bunga kredit di atas 17% bagi sektor industri.
Padahal, dengan tingkat suku bunga seperti itu, akan membahayakan bank itu sendiri jika tidak didukung dengan sistem likuiditas yang baik.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Darsono menyatakan telah menargetkan tingkat suku bunga kredit pada kisaran 15-17 persen. Jika ada bank yang melebihi tingkat tersebut, pihak BI bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memberikan arahan.
"Ada beberapa bank yang masih menargetkan kredit di atas range tadi. Beberapa waktu lalu OJK mengatakan. Kredit pertumbuhan itu, tidak didukung likuiditas akan diarahkan kembali ke target lagi. Secara individu ranahnya temen-temen OJK. Kita tak langsung menegur. Kita sudah sehati dengan OJK," ujar dia, Jakarta, Senin (19/5/2014).
Adapun dasar perhitungan kisaran suku bunga itu didasarkan pada beberapa hal. Darsono mengatakan setiap tahun dilakukan pertimbangan pertumbuhan kredit yang konsisten dengan keadaan ekonomi makronya.
"Perhitungan keseimbangan makro. Kita menghitung pertumbuhan yang relevan. Berapa pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai," terangnya.
Dia mengingatkan, pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi kondisi ekonomi lokal. Namun juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi global.
Ia mencotohkan, seperti halnya pada krisis ekonomi global 2008. Krisis tersebut berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 9% menjadi 4%-5%."Nanti kita dicap bangsa fragile yang rentang," tukasnya.