Kembalikan Kepercayaan Nasabah, Bank Harus Diaudit

Jumlah simpanan nasabah di bank pada akhir Maret 2014 mencapai Rp 3.671,55 triliun dengan jumlah rekening mencapai 148,37 juta rekening.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Mei 2014, 12:38 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2014, 12:38 WIB
Ilustrasi Pembobolan ATM 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Pembobolan ATM 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Industri perbankan nasional diminta untuk segera memperbaiki sistem pengamanan di layanan yang menggunakan teknologi informasi. Jika hal tersebut tak dilakukan, kemungkinan besar kepercayaan nasabah kepada industri perbankan nasional bakal runtuh.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, selama ini nasabah industri perbankan menaruh kepercayaan yang besar kepada industri perbankan.

Maka tak heran jika jumlah simpanan nasabah di bank pada akhir Maret 2014 mencapai Rp 3.671,55 triliun dengan jumlah rekening mencapai 148,37 juta rekening.

Tetapi menurut Tulus, kepercayaan tersebut disalahgunakan oleh pihak bank dengan tidak menjaga keamanan dana nasabah dengan maksimal. "Bank dibilang aman tapi kok malah duit nasabah bisa hilang, kan efeknya kepercayaan nasabah jadi runtuh," jelasnya kepada Liputan6.com, Kamis (22/5/2014).

Oleh sebab itu, YLKI meminta kepada Bank Indonesia (BI) untuk melakukan audit kepada seluruh sistem dari layanan bank yang menggunakan teknologi informasi. Dengan audit tersebut, bank diajak untuk semakin meningkatkan keamanannya.

Untuk diketahui, pada minggu lalu, terjadi kejahatan skimming kartu automated teller machine (ATM) yang diterbitkan oleh PT Bank Mandiri Tbk  (BMRI) di enam mesin ATM. Jumlahnya mencapai 80 ribu kartu.

Bank Mandiri juga telah melakukan upaya profilling transaksi dan pemblokiran kartu, penggantian kartu dan penggantian dana nasabah. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya