Pedagang Sebut Krisis Thailand Tak Ganggu Pasokan Beras

Pedagang mengimbau pemerintah untuk meningkatkan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Mei 2014, 11:50 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2014, 11:50 WIB
Perputaran Uang Hasil Pembelian Beras Petani Capai Rp 27 Miliar
Perum Bulog Kalimantan Barat melakukan sejumlah program untuk membantu petani dan masyarakat miskin.

Liputan6.com, Jakarta - Militer Thailand telah mengambil kekuasaaan pemerintah dengan kepala angkatan bersenjata memegang kekuasaan. Kekuasaan sipil di negeri Gajah Putih dikudeta, dua hari setelah darurat militer diberlakukan.

Dengan kondisi tersebut memberikan kekhawatiran terhadap pemenuhan kebutuhan di Indonesia. Apalagi Thailand memiliki impor unggulan mulai dari beras, gula dan beberapa produk otomotif yang juga dikirim ke Indonesia.

Berbeda dengan pemerintah, salah satu pedagang sembako di Pasar Mampang, Hardi (46) mengaku tak terlalu mempermasalahkan kondisi Thailand.

"Kalau cuma beras lalu gula, saya pikir produk lokal kita sudah tidak kalah kualitasnya, jadi ya tidak masalah menurut saya," kata Hardi saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (23/5/2014).

Hardi menambahkan untuk beras belakangan justru menunjukkan penurunan harga, baik yang kualitas wangi atau kualitas biasa. Beras Pandan Wangi yang dijualnya dikatakannya mengalami penurunan dari bulan lalu 10 ribu per liter saat ini sudah turun menjadi Rp 8.500 per liter.

Hal senada juga diungkapkan pedagang sembako lainnya, Herman (35). Dia menilai kemampuan petani Indonesia saat ini sudah dapat meningkatkan kualitas dan volume produksinya, sehingga akan mampu menutup beberapa impor yang dilakukan pemerintah.

"Petani kita saya pikir sudah bisa menutup kebutuhan beras kalau memang ada dari Thailand, karena itu kan paling tidak besar. Kualitas beras kita juga bagus," tegasnya.

Herman mengusulkan kepada pemerintah justru tidak usah terlalu mengKhawatirkan kondisi Thailand, yang harus dipikirkan pemerintah adalah menciptakan banyak lahan untuk penanaman produktif.

"Pemerintah itu harusnya memikirkan peningkatan lahan, kan banyak dibangun perumahan sekarang, ga usah mikirin negara seperti Thailand," pungkas dia. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya