Liputan6.com, Jakarta - Mundur dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bulan lalu, Hatta Rajasa resmi mendeklarasikan diri sebagai pendamping Prabowo Subianto untuk melaju ke ajang pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang. Di bawah mendung, Rumah Polonia yang terletak di Jalan Cipinang Cempedak 1 No 29 menjadi saksi bisu deklarasi pasangan Prabowo-Hatta.
Sejak 1999, insinyur teknik perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mantap menjatuhkan pilihan pada Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai wadah untuk menampung seluruh aspirasi politiknya. Di bawah partai besutan Amien Rais tersebut, Hatta aktif berperan sebagai politisi di Indonesia.
Meski berkecimpung di bidang politik dan pemerintahan, Hatta ternyata telah lebih dulu menjelajahi dunia bisnis. Pada 27 Juli 2012, dalam kapasitasnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta melaporkan total kekayaannya telah mencapai Rp 16,95 miliar.
Advertisement
Pria kelahiran Palembang 18 Desember 1953 ini, mengawali karir sebagai teknisi lapangan PT Bina Patra Jaya pada 1977-1978. Selang beberapa tahun kemudian, karir Hatta mulai melejit dan berhasil menduduki kursi wakil manajer teknis PT Meta Epsi.
Sejak 2001, Hatta telah mencicipi empat posisi menteri dalam tiga kabinet yang berbeda. Kini Hatta tengah berjuang mendampingi Prabowo demi merebut kursi istana untuk masa pemerintahan lima tahun ke depan.
Berbicara mengenai kekayaan Hatta, pria berambut perak ini mengalami peningkatan kekayaan senilai Rp 1,15 miliar sejak November 2009 hingga 2012. Pengurangan harta terlihat dari nilai kepemilikan giro dan setara kas dari Rp 2,11 miliar pada 2009 menjadi 1,98 miliar pada 2012.
Berikut hasil penelusuran Liputan6.com, mengenai sepak terjang Hatta Rajasa hingga mampu mengumpulkan total kekayaan mencapai Rp 16,95 miliar seperti dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, hatta-rajasa.info dan sejumlah sumber lainnya, Rabu (11/6/2014):
Ingin Jadi Pengusaha Sejak Kuliah
Â
Hatta Rajasa, punya mimpi jadi pengusaha sejak masih kuliah
Hatta Rajasa lahir pada 18 Desember 1953 di Palembang. Pria dari 12 bersaudara ini tinggal dan menghabiskan masa kecilnya di sebuah kampung di desa Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Mendapat dorongan dari sang ibu, Hatta selalu bersemangat untuk mengenyam pendidikan yang lebih baik. Cita-cita akhirnya membawa Hatta ke Bandung, menuntunnya untuk mengenyam ilmu teknik perminyakan di ITB.
Bersama beberapa temannya, ayah dari empat anak ini telah bermimpi mendirikan sebuah perusahaan sejak masih kuliah. Menurut dia, mimpi wirausaha tumbuh subur mendorongnya terus berupaya maju di dunia bisnis.
Berangkat ke Jakarta, Hatta sempat kesulitan memperoleh pekerjaan hingga seorang alumni akhirnya membantu dia bersama temannya. Dari situlah, Hatta bersama ketiga temannya berhasil mengumpulkan uang untuk mulai merintis bisnis sendiri.
Advertisement
Karir Hatta Rajasa
Kehidupan karir Hatta Rajasa
Sebelum menjadi pengusaha besar, Hatta sempat bekerja sebagai teknisi lapangan PT Bina Patra Jaya pada 1977. Pada 1980, karirnya menanjak dan dia dipercaya menjadi wakil manajer teknis PT Meta Epsi.
Mimpinya untuk membangun perusahaan sendiri akhirnya terwujud. Pada 15 Oktober 1982, Hatta Rajasa bersama Bambang Sukarsono, Alimin Abdullah dan Affan Machmud mendirikan PT Arthindo
Awalnya, perusahaan ini hanya bergerak di bidang agrobisnis, namun dengan cepat merambah ke bidang jasa operasi untuk oil rig. Salah satu spesialisasinya adalah inspeksi turbuler/pipa.
Pada 1985, PT Arthindo Utama melakukan kerjasama dengan PT Pertamina dalam hal Inspect & Repair Substructure untuk tipe rig 80bm milik PT Pertamina Prabumulih. Jabatan presiden direktur digenggam Hatta sejak 1982-2000.
Kini tanggungjawab memutar roda perusahaan diembankan pada sang anak, M. Reza Ihsan Rajasa yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana PT Arthindo Utama. Sementara sejak 2001, Hatta mulai aktif menjalankan tugas-tugasnya sebagai politisi dan pejabat negara.
Â
Dari Pengusaha ke Menteri
Dari pengusaha hingga menjadi menteri
Memutuskan menjadi politisi dari sejak 1999, Hatta kini tidak pernah berpaling ke partai lain dan telah menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional. Hatta lantas menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi pada 2001-2004. Sementara tiga tahun berikutnya, Hatta dipercaya menjadi Menteri Perhubungan.
Setelah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara hingga 2009, Hatta lantas menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian hingga Mei tahun ini.
Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta telah dua kali melaporkan jumlah kekayaannya yaitu pada 23 November 2009 dan 27 Juli 2012. Dalam rentang waktu tersebut, Hatta tercatat berhasil menambahkan harta kekayannya sebesar US$ 1,15 miliar.
Â
Advertisement
Rincian Kekayaan
Rincian harta kekayaan Hatta
Total kekayaan Hatta meningkat dari Rp 14,8 miliar pada 2009 menjadi Rp 16,95 miliar pada 2012. Penambahan harta kekayaan tersebut dapat dilihat dari pertambahan nilai jual tanah dan bangunan yang dimilikinya.
Sebaliknya, kontribusi giro dan setara kas pada kekayaannya justru menurun dari Rp 2,11 miliar menjadi Rp 1,98 pada 2012. Sementara harta bergerak yang dimilili Hatta tetap berjumlah Rp 1,12 miliar.
Hingga 27 Juli 2012, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK menunjukkan Hatta memiliki sejumlah tanah dan bangunan di Jakarta, Tangerang, Bandung, Lampung, dan kampung halamannya Palembang.
Jumlah harta besan SBY ini terlihat mengalami peningkatan harta untuk tanah dan bangunan dari Rp 11,58 miliar menjadi Rp 13,89 miliar. Dalam laporan tersebut, Hatta tidak mencantumkan kepemilikan alat transportasi seperti motor dan mobil.
Sementara itu, Hatta tercatat memiliki harta bergerak senilai Rp 1,12 miliar yang terdiri dari logam mulia, batu mulia, barang-barang seni dan antik, serta benda bergerak lainnya. Dari barang seni dan antik, Hatta tercatat mengumpulkan kekayaan hingga berjumlah Rp 475 juta karena memiliki kecintaan terhadap karya seni.
Hatta tercatat tidak memiliki surat berharga dan utang sepeserpun.