Liputan6.com, Jakarta - Para pengelola pusat perbelanjaan tak terima pernyataan dari Menteri Pariwata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu yang menilai bahwa gelaran Jakarta Great Sale dinilai masih kalah jika dibandingkan dengan gelaran yang sama di Singapura atau Malaysia.
Menurut Mari Elka, Jakarta Great Sale kalah dibanding gelaran yang sama di di Singapura atau Malaysia karena pengenaan pajak barang mewah di kedua negara tersebut sudah dikurangi atau bahkan dihapuskan, sedang di Indonesia pajak tersebut masih juga dikenakan.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Handaka Santosa mengatakan, pengenaan pajak tersebut memang tidak bisa dihapuskan dalam gelaran ini. Namun pajak yang dikenakan hanya PPn sebesar 10%.
"Pajaknya tetap, misalnya PPn yang timbul 10% dari harga jual. Pajak tetap berlaku setelah harga diskon," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Kamis (12/6/2014).
Menurut Handaka, gelaran Singapore Great Sale yang berlangsung di Singapura sebenarnya bukan memberikan pembebasan pajak kepada pembeli, namun bagi turis mancanegara yang berbelanja diberikan pengembalian pajak atau refund.
"Sebenarnya bukan bebas pajak, tetapi ada refund-nya kembalian pajak yang sudah dibayar, untuk turis mancanegara, namanya good and sales tax. Di Indonesia sebenarnya sudah dilakukan tetapi belum dilakukan secara merata," jelasnya.
Handaka mengungkapkan bahwa memang pada 10 tahun lalu gelaran Singapore Great Sale selalu membuat banyak orang Indonesia pergi ke Singapura untuk agar dapat berbelanja barang bermerk dengan harga miring. Hal ini dinilai sangat merugikan karena harus menguras devisa untuk keperluan makan, menginap di hotel, menonton pertunjukan dan lain-lain.
Namun dengan adanya event Jakarta Great Sale ini dinilai cukup efektif untuk membuat masyarakat Indonesia mau berbelanja di dalam negeri tanpa harus pergi ke Singapura untuk mendapatkan barang branded dengan harga yang lebih murah.
"Setelah dari tahun ke tahun berlangsung, sekarang dengan sale di Indonesia harganya lebih murah dan lebih banyak toko yang ikut. Jadi pembeli dalam negeri sekarang lebih banyak yang pilih disini. Apalagi nilai tukar rupiah yang sedang melemah, sudah pasti lebih murah disini," tutur dia.
Gelaran Jakarta Great Sale berlangsung sejak 7 Juni 2014 hingga 19 Juli 2014 dan diikuti oleh 75 pusat perbelanjaan di Jakarta. Gelaran ini diyakini banyak menarik animo masyarakat untuk berbelanja. Hal ini dilihat dari target nilai transaksi mencapai Rp 13,5 triliun, meningkat dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 11,8 triliun. (Dny/Gdn)
Jakarta Great Sale Tak Kalah Dibanding Singapura
Pada 10 tahun lalu gelaran Singapore Great Sale selalu membuat banyak orang Indonesia pergi ke Singapura untuk agar dapat berbelanja.
diperbarui 12 Jun 2014, 09:35 WIBDiterbitkan 12 Jun 2014, 09:35 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Resep Mpek-Mpek Dos Tanpa Ikan, Begini Tips Anti Gagalnya
Arti Mimpi Dipeluk Laki-laki dari Belakang: Makna dan Tafsir Mendalam
Resep Koki: Panduan Lengkap Memasak Hidangan Lezat
Rupiah Lesu Usai Indonesia Catat Defisit APBN 2024 Rp 507,8 Triliun
Tiket.com Promo Januari 2025, Penawaran Spesial untuk Perjalanan Awal Tahun
Arti Mimpi Digigit Buaya tapi Selamat: Pertanda Baik atau Buruk?
8 Tanda Penggumpalan Darah yang Tidak Boleh Anda Abaikan
Resep Pecel Lezat dan Mudah Dibuat di Rumah
Total Anggaran Pemilu 2024 Capai Rp 66,3 Triliun
OPINI: Manusia Tak Tergantikan Artificial Intelligence, Gimmick atau Fakta?
Arti Mimpi Pacar: Tafsir Lengkap dan Penjelasan Psikologis
Shin Tae-yong Dipecat PSSI, Wamenaker Noel: Semoga Pelatih Baru Bisa Lebih Bagus