Kenaikan Tarif Listrik Bisa Bikin PNS Berhemat

Pelanggan pemerintah (P2) dengan daya di atas 200 kilovolt (kVA) mengalami kenaikan secara bertahap setiap dua bulan sebesar 5,36 persen

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Jun 2014, 11:10 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2014, 11:10 WIB
Ilustrasi Tarif Listrik 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tarif Listrik 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menaikkan tarif listrik untuk enam golongan termasuk pelanggan pemerintah mulai 1 Juli 2014. Kenaikan tarif listrik gedung pemerintah itu diharapkan bisa mendidik pegawai negeri sipil (PNS) lebih hemat memakai listrik.

Direktur Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman menyebutkan, pelanggan pemerintah (P2) dengan daya di atas 200 kilovolt (kVA) mengalami kenaikan secara bertahap setiap dua bulan sebesar 5,36 persen mulai Juli. Potensi penghematan subsidi dari kenaikan golongan ini sebesar Rp 100 miliar.


"Termasuk juga gedung pemerintah," kata Jarman, dalam Coffe Morning di Kantor Direktorat Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/6/2014).

Jarman menambahkan, dengan adanya kenaikan listrik tersebut maka dapat memaksimalkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 13 Tahun 2011 tentang penghematan listrik di lingkungan perkantoran pemerintahan untuk dilaksanakan.

"Sesuai Inpres gedung pemerintah harus melakukan konservasi tenaga kelistrikan, sehingga gedung pemerintah menghemat pemakaian peralatan gedung hemat energi, mengubah mindset karyawan kalau tidak dipakai listriknya dimatikan," jelasnya.

Jarman mengungkapkan, kenaikan tarit listrik tersebut akan tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM, yang dikeluarkan sebelum waktu  pelaksanaan diterapkan yaitu 1 Juli 2014.

"Pada 1 Juli sudah disiapkan Permen (Peraturan Menteri) akan diterbitkan sebelum 1 juli 2014," pungkasnya. (Pew/Ndw)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya