Liputan6.com, Sydney - Kerjasama perusahaan gandum Australian CBH Group dan miliarder Indonesia Anthony Salim berpotensi memberikan akses besar bagi para petani Australia Barat untuk menjajaki pasar Filipina. Selama ini, pasar gandum Filipina masih didominasi Amerika Serikat (AS).
Mengutip laman Australian News, Senin (30/6/2014), perusahaan patungan milik Anthony dan CBH Group, Interflour tengah ditargetkan mampu memproduksi 10 ribu ton tepung per hari pada 2016 dengan memanfaatkan pasokan gandum dari para petani Australia Barat.
Kini Interflour yang 50 persen sahamnya dimiliki CBH telah mencapai kesepakatan untuk membangun sebuah pabrik pengolahan gandum di Filipina. Dana investasi yang digelontorkan untuk membangun pabrik tersebut bernilai US$ 30 juta dengan target kapasitas produksi 3.500 ton per minggu
Advertisement
Pabrik akan dibangun di zona perdagangan bebas di tanah bagian bekas pangkalan AS di Subic Bay. Penyewaan lahan sepanjang 50 tahun itu telah ditandatangani Interflour dan pihak berwenang di Filipina.
CEO Interflour Greg Harvey mengatakan Mabuhay Interflour Mill akan mengimpor sekitar 120 ribu ton gandum per tahun dari petani Australia Barat.
"Ini adalah pasar baru untuk gandum kami bardasarkan harga sekarang, nilai investasinya berkisar sekitar US$ 35 juta per tahun," ungkap Harvey.
Selama ini, Filipina mengimpor 80 persen lebih gandumnya dari AS karena kedekatan ekonomi, politik dan militer antara kedua negara. Perusahaan yang juga dimiliki pengusaha Indonesia itu juga telah menghabiskan dana US$ 150 juta untuk membangun tiga pabrik baru di Subic Bay, dekat Johor Bahru, Malaysia dan dekat Bangkok, Thailand. (Sis/Ndw)
Â